Mohon tunggu...
muhammad akhyar
muhammad akhyar Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, penulis, trainer.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Risalah Ayah: Prima Facie

15 November 2010   22:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:35 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mei 1998

Ayahku seorang guru, tak heran ia tampaknya ingin aku menjadi guru.
Suatu ketika aku menyatakan pendapatku tentang hal ini, bahwa aku tak
ingin menjadi guru.

“Pak nanti aku ingin kuliah di Jawa, di UI. Aku ingin menjadi orang yang mampu mengangkat harkat keluarga kita.”

Bapak tampak tersenyum, “kenapa kau tak di sini saja bersekolahnya,
menjadi guru, membuat orang-orang di kampung ini menjadi cerdas, tidak
bodoh lagi.”

“Tidak Pak, aku ingin menjadi orang besar, menjadi pemimpin, mengubah
keadaan, aku sudah bosan dengan begitu lambatnya pembangunan, begitu
lamanya kita menikmati sejahteranya kemerdekaan”.

Bapak hanya menghela nafas, “kalau begitu inginmu nak, aku tak akan
mencegahnya. Aku akan membantu untuk mewujudkan itu semua semampuku,
sekuatku. Berjuanglah nak menggapai itu semua.”

Mei 2002

Ayahku seorang guru, tak heran jika penghasilannya pun pas-pasan. Suatu
ketika kulihat ia berbincang dengan temannya yang sedang syukuran pindah
ke rumah baru. Lamat-lamat kudengar perbincangannya.

“Pak guru kapan membangun rumah, sudah menabung pasti?”

Bapak hanya tersenyum, “belum pak.”

“Kapan lagi pak guru?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun