Mohon tunggu...
Muhammad Aji Styawan
Muhammad Aji Styawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kulo mung sadermi ngelampahi mawon

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Korelasi Antara Agama, Ilmu Pengetahuan, dan Filsafat

23 Desember 2021   09:24 Diperbarui: 23 Desember 2021   09:51 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filsafat secara umum diketahui adalah cinta kebijaksanaan dan berpikir secara mendalam dan rasional mengunakan akal dan pikiran tanpa terikat oleh apapun untuk mencapai kebenaran. Dalam Bahasa Yunani yaitu Philos yang berarti cinta dan Sophia yang berarti kebijaksanaan, seperti kita ketahui pada zaman dahulu yaitu Thales bapak filosof pertama dengan cara mencari sumber dari segala sesuatu itu apa ia akhirnya menemukan bahwa sumber dari segala sesuatu itu ialah air, hal itu dikarenakan pada masa itu Thales adalah seorang saudagar dan ia tinggal di daerah pesisir laut, ia melihat sebuah tanaman di pesisir laut bahwa tanaman itu jika terkena ombak pasang air laut tanaman itu akan tumbuh dan jika air laut tidak pasang tanaman itu akan mengering atau mati, pada akhirnya ia menyimpulkan bahwa sumber dari segala sesuatu itu ialah air. Akan tetapi semua itu tidak berhenti begitu saja, teori yang di kemukan Thales itu mendapat kritikan oleh muridnya bahwa sumber dari segalanya itu bukan hanya air melainkan tanah, udara, air, dan api. Bahkan semua teori para filosof itu selalu menghadirkan perdebatan argumen untuk memunculkan teori -- teori baru, hingga pada sampai pada masa sekarang ini.

Dan melalui filsafat kita dapat menanyakan sifat dan ekstistensi dari suatu ilmu pengetahuan, akan tetapi tidak ada suatu bidang di luar filsafat yang dapat mengajukan pertanyaan menyangkut filsafat secara keseluruhan, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses untuk memperoleh suatu ilmu akan pendekatan fislafat, memang tidak secara langsung untuk menjawab semua pertanyaan itu akan tetapi melalu metode -- metode dengan tiga pilar filsafat yaitu ontologi, epistemologi, aksiologi.

Dengan sebelum adanya ilmu , filsafat sebenarnya termasuk dalam ilmu itu sendiri baik itu secara teori maupun praktik, akan tetapi lama kelamaan dengan perkembangan zaman yang begitu modern ilmu memisahkan diri dari filsafat seperti contohnya ilmu ekonomi, sosiologi, sejarah, psikologi, dan seterusnya dan pengethuan juga di golongkan menjadi tiga golongan yaitu yang pertama, pengetahuan tentang yang baik dan buruk, yang kedua, pengethauan tentang yang indah dan tidak indah, dan yang ketiga, pengetahuan tentang yang benar dan tidak benar. Dan pengetahuan ini menejelaskan tentang rahasia alam agar gejala tersebut tak lagi misteri, esensi dari pengetahuan sendiri ialah apa yang kita ketahui tentang objek tertentu.

Dengan adanya ilmu dan pengetahuan, peradaban manusia bisa berkembang dan maju hingga pesat sampai saat ini, dan banyak kalangan masyarakat yang telah mengejawantahkan ilmu dan pengetahuan itu dalam kehudupan sehari -- hari, dan bisa membuat bermacam teknologi yang begitu canggih dan membantu atau mempermudahkan manusia dalam melakukan segala kegiatan yang dilakukannya. Filsafat ini mungkin menurut saya sendiri sangat berkorelasi dalam ilmu pengetahuan, dan yang sudah saya jelaskan di atas bahwa sebelum ada dan timbulnya ilmu pengetahuan para filosof terdahulu sudah memulainya

Dengan itu ilmu adalah pengetahuan yang diketahui oleh diri manusia itu sendiri, objek kajian dalam filsafat ini sangat luas meliputi dari objek material, objek formal, fisik dan metafisik, termasuk Tuhan, alam dan manusia, sedangakan dalam objek formal itu mengkaji tentang segala sesuatu yang ada, baik secara fisik maupun metafisik. Berbeda dengan kajian ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan mengakji tentang alam sebagaimana adanya untuk meramalkan dan mengendalikan gejala -- gejala alam yang semua itu bersifat subjektif. Dan ilmu sendiri membatasi diri pada objeknya yang empiris dari manusia dan alam nyata, sedangkan agama memasuki daerah jelajah yang bersifat trasendental yang berada diluar pengalan diri manusia.

Jadi antara filsafat dan ilmu itu memiliki tujuan yang sama yaitu mencari kebenaran, sumbernya pun sama melalui akal atau rasio, oleh karena itu yang sudah kita ketahui bahwasannya akal mempunyai batasan, yang tidak mampu menjelajah wilayah yang metafisik, maka kebenaran filsafat dan ilmu itu dianggap relatif. Sementara agama bersumber dari wahyu, yang kebenarannya itu dianggap absolut, mutlak. Maka dari itu Al -- Ghazali dalam bukunya Tahafut Al Falasifah itu mengkritik habis -- habisan para filosof dikarenakan filsafat tidak mampu menemukan kebeneran yang mutlak, karena Al -- Ghazali pada waktu itu sudah mencapai kementokan dalam berpikir seperti kata Socrates, orang yang paling bijaksana ialah orang yang mengetahui bahwa dirinya tidak tahu, Socrates ber statement seperti itu ia pun sudah mencapai kementokan seperti apa yang di alami imam Ghazali pada waktu itu bahwa kenyataanya memanglah akal mempunyai batasan. Karena dengan filsafat kita mencari kebenaran dan itu menjadikan ilmu kritik terhadap jalan pikiran dan doktrin yang salah.

Pada akhirnya Al -- Ghazali pun pindah ke rana tasawuf yang menggunakan intuitif atau jiwa, paada dasarnya filsafat pun mampu juga untuk menjangaku wilayah yang metafisik akan tetapi itu sesuai wataknya saja sesuai rasional dan spekulatif hingga akhirnya tidak bisa disebut kebenaran yang absolut. Sedangkan agama kan ajaran -- ajarannya terkandung dalam kitab suci Tuhan, yang diyakini sebagai memiliki kebenaran yang mutlak, yang di mulai dengan iman atau rasa percaya sementara filsafat dan ilmu itu sendiri kan dimulai dari keraguan, akan tetapi semuanya itu memulai keterkaitan tiga potensi yang di berikan oleh Tuhan kepada manusia yaitu, akal, budi, dan rasa serta keyakinan sehingga dapat memperoleh kebagian yang sebenarnya. Dan kita berfilsafat terhadap agama bukan untuk membantah kebenaran agama tersebut, karena sumber agama itu sendiri sudah benar datangnya dari Tuhan

Dan Agama juga memerintahkan manusia dalam teks -- teks hukum yang bersifat perintah atau larangan dan sejarah masa lampau, memerinthakan agar manusia untuk memepelajari alam menggali hukum -- hukum agar manusia dapat hidup secara alamiah dengan tujuan yang di ridhai oleh Tuhan, ilmu itu sebagai alat yang di arahkan oleh agama supaya memperoleh kebenaran dan kebahagian, seperti kata Einstein, sebaliknya ilmu tanpa agama, maka akan membawa bencana dan kesengsaraan. Secara rinci Franz Magnis Suseso menjelaskan bahwa filsafat membantu agama dalam  menginterpretasikan teks -- teks sucinya secara objektif, kedua filsafat juga memberikan metode -- metode pemikiran bagi teologi, ketiga, filsafat membantu agama dalam menghadapi problema dan tantangan zaman, keempat, filsafat juga membantu agama dalam menghadapi tantangan ideologi -- ideologi baru.

 Dan dengan adanya agama bisa dijadikan pengangan oleh manusia tentang benar,salah dan baik, buruk karena itu semua sudah menjadi penompangnya dunia, seperti kita ketahui pada masa dahulu masyarakat Yunani khusunya penduduk athena pada masa itu kebingungan dengan tidak adanya pengangan, yang  lebih percaya kepada dewa dewi pada masa itu, dengan adanya agama hidup kita jadi terkontrol, saling mengasihi sesamanya karena horison moral dalam agama pasti benar, sempurna, absolut, dan berasal dari Tuhan, sehingga perdaban tidak kacau. Dan korelasi antara agama, ilmu pengetahuan, filsafat itu sendiri sangat bermaafat sekali bagi kehidupan sekarang bahkan pada masa yang akan datang dan semua ini sering kita ejawantahkan dalam kehidupan kita sehari -- hari contohnya dalam kita untuk mencapai penyelesaian masalah.

Sebagian ahli agama menjadikan filsafat dan ilmu sebagai alat untuk mempertajam pemahaman terhadap agama sehingga kebenaran terhadap agama itu semakin kuat. Sedangkan ahli filsafat melihat agama dengan pemikiran yang mendalam sehingga seorang filosof mendapat kebenaran yang paling hakiki. Sedangkan ilmu pengetahuan merupakan sebuah alat yang sangat sederhana karena dapat digunakan oleh semua orang dalam kapasitas dan kemampuan masing-masing manusia. Seperti beberapa tokoh muslim yang semakin kuat keyakinannya terhadap agama ketika berfilsafat mencari kebenaran dalam memahami Al-Qur'an agar dapat membedakan mana yang haq dan batil, dan karena berfilsafat jugalah mereka dapat menciptakan banyak penemuan-penemuan baru hingga memajukan perdaban dan kemajuan teknologi sendiri semakin berkembang sehingga dapat mencapai puncak keemasan. Dan hingga salah satu dari ketiga ini hilang atau tidak ada maka akan menimbulkan kepincangan karena dalam ketiga ini sudah menjadi korelasi yang penting dalam kehidupan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun