Mohon tunggu...
Muhammad Aiyub
Muhammad Aiyub Mohon Tunggu... Lainnya - Hidup itu harus terus belajar, hidup itu harus terus berbagi. Dengan menulis kamu bisa berbagi selamanya.

Menulis itu bukan untuk menggurui atau menghakimi, tapi dengan berbagi opini kita bisa melihat dunia yg lebih dari sekedar imajinasi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dewasalah PSI!

27 Juni 2022   18:43 Diperbarui: 27 Juni 2022   21:35 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Partai solidaritas indonesia memang manyoritas diisi oleh anak muda, bahkan ketua umumpun juga masih muda. Namun sayang setelah gagal lolos ke senanyan mereka dikenal oleh publik sebagai partai yang kadernya penuh dengan nyinyir. Bahkan ada teman yang menyebutkan, bukan kader psi namanya kalau tdk nyinyir? Memang benar demikian? :)

Kritis itu memang perlu, apalagi sebagai wakil rakyat. Tapi kalau nyinyir tentu beda ceritanya. Kalau memang kritis, kenapa partaj dan pemimpin yang berbeda dengan mereka yg selalu dikritik. Ketika kabinet jokowi ada yang korupsi, kok mereka diam? Ketika kader pdip korupsi kok diam?

Yang terlihat dimata mereka kesalahan itu selalu pada Anies Baswedan dan PKS, sebentar lagi mungkin yang jadi nyinyiran mereka adalah Nasdem karena "musuh" mereka jadi capres.

Lihat saja bangaiman mereka nyinyir ketika Anies membangun formula E, membagun JIS. Bahkan dikatakan Anies memgangkat politik identitas, mereka lupa kalau ahok yang mereka dukung juga lebih parah.

Gagal memframing anis lewat formula e dan jis, sekarang mereka angkat isu anies membawa politik identitas dan mengangkat Isu SARA. Gara-garanya Anies mengubah nama beberapa jalan dan kampung dari "tak bernama" menjadi nama-nama tokoh betawi.

Seharusnya ini kita apresiasi, yang diganti anies memang nama yang tidak ada identitas, misalnya jalan kebayoran lama menjadi jalan bang pitung. Atau kampung zona c menjadi kampung ismail marzuki.

Bukankah itu mengangkat budaya betawi dan mengenalkan tokoh2 betawi kepublik? Anies iti ingin memberi penghargaan kepada tokoh2 betawi. Beda dengan penjajah yang datang, sperti di amerika dan australia, mereka membantai dan menghilangkan jejak budaya dan tokoh-tokoh setempat.

Ah, PSI memang sukanya bikin sensasi, mkritik biar terlihat peduli, tapi penilaian publik mereka seperti menampakkan sebuah kebencian kepada anies yg tak tau kapan berhenti.

Sudahlah, berjjwa besarlah dalam membangun dlm membangun indonesia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun