Â
  Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) telah lama menjadi salah satu fokus utama dalam perekonomian Indonesia. Menyadari pentingnya peran UMKM dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, para dosen serta mahasiswa Magister Manajemen Universitas 17 Agustus 1945 memberikan pendampingan yang berarti kepada para pengusaha UMKM di Desa Banyuurip, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik. Pendampingan dilakukan dalam bentuk penerapan pengelolaan usaha, strategi pemasaran digital, dan pemberian alat (Teknologi Tepat Guna-TTG). Pendampingan dimulai sejak tanggal 20 Agustus 2023 dengan tema utama "Pendampingan Pengetahuan Pengelolaan Usaha untuk Meningkatkan Penjualan Tanaman Hias."
  Dr. Endah Budiarti, MSi, selaku ketua kegiatan, menjelaskan bahwa kegiatan abdimas ini merupakan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang melibatkan dosen (Amiartuti Ks) dan mahasiswa Magister Manajemen (M Ainul S dan Yustika Puspita W). Tujuan dari pendampingan ini adalah membantu para pengusaha UMKM di desa Banyuurip agar dapat meningkatkan penjualan tanaman hias mereka. Endah Budiarti menjelaskan, "Kegiatan pendampingan ini adalah wujud nyata dari visi Perguruan Tinggi dalam melaksanakan Tri Dharma, khususnya pengabdian kepada masyarakat. Kami berharap melalui pendampingan ini, para petani tanaman hias dapat mengembangkan usaha mereka dengan lebih baik."
 Â
 Salah satu hal yang menarik dari kegiatan abdimas ini adalah pem1berian alat teknologi tepat guna (TTG) yang berguna bagi para petani tanaman hias. Alat-alat tersebut meliputi mesin gergaji dan gerobak sorong. Kedua alat ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan kualitas hasil potong tanaman hias. Dengan adanya mesin gergaji, para petani dapat memotong tanaman dengan lebih presisi dan efisien, sehingga hasil akhirnya memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Sementara itu, gerobak sorong akan mempermudah dan mempercepat proses pengangkutan tanaman hias dari satu tempat ke tempat lain dibandingkan bila pemindahan tanaman hias yang selama ini dilakukan secara manual.Â
  Endah Budiarti juga menambahkan, "Pendampingan pengabdian masyarakat serta pemberian alat-alat seperti gergaji dan gerobak sorong ini diharapkan dapat memotivasi para petani untuk mengembangkan budidaya tanaman hias dengan nilai jual yang tinggi. Dengan demikian, tidak hanya penjualan yang meningkat, tetapi juga kualitas tanaman yang dihasilkan." Dia juga mengungkapkan harapannya bahwa dengan memahami pemasaran digital para petani akan memiliki dorongan untuk mewujudkan budidaya tanaman hias yang berkualitas sehingga dapat memperluas ekspansi pasar dengan kualitas yang unggul.
  Pendampingan kegiatan abdimas ini merupakan contoh konkret bagaimana kolaborasi antara perguruan tinggi, dalam hal ini Universitas 17 Agustus 1945, dengan masyarakat dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan UMKM. Melalui pengetahuan dalam mengelola usaha,  alat pertanian yang memadai, dan dukungan penuh dari pihak kampus, para pengusaha UMKM di Desa Banyuurip memiliki peluang yang lebih besar untuk meraih kesuksesan dalam usaha tanaman hias. Diharapkan, semakin banyak inisiatif dalam kegiatan abdimas ini, dapat mengakselerasi pertumbuhan UMKM di Indonesia, serta turut mendorong pemerataan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di berbagai daerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H