Praktikum merupakan kegiatan yang sudah lumrah di mata pelajaran dan fakultas sains di jenjang sekolah menengah dan perguruan tinggi. Terutama mata pelajaran biologi, kimia, fisika di jenjang sekolah menengah dan program studi kedokteran, farmasi, teknik, dan sains murni di jenjang perguruan tinggi. Praktikum dilakukan untuk memahami suatu teori. Sehingga praktikum dilakukan dengan tujuan agar siswa atau mahasiswa dapat menerapkan teori yang sudah dipelajari melalui kegiatan tersebut.
Namun yang akan saya bahas kali ini bukan praktikum yang ada di jenjang sekolah melainkan praktikum yang dilakukan di perguruan tinggi, lebih tepatnya di fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam yang saat ini sedang saya tempuh. Praktikum di perguruan tinggi berbeda dengan praktikum yang dilakukan di jenjang sekolah menengah. Jika di sekolah menengah biasanya praktikum dilakukan secara berkelompok serta didampingi oleh guru, sebagai mahasiswa di perguruan tinggi kita akan melakukan praktikum secara berkelompok didampingi oleh asisten praktikum dan mengerjakan laporan praktikum secara individu. Bahkan praktikum di perguruan tinggi mempunyai jadwal tersendiri dengan mata kuliah lainnya. Karena praktikum menjadi mata kuliah sendiri, hal ini akan menjadi bagi mahasiswa baru khususnya mahasiswa yang mengambil program studi di bidang sains terutama saya sendiri yang mengambil program studi biologi.Â
Sebelum saya masuk perguruan tinggi, saya mengira jika praktikum di perguruan tinggi akan menjadi satu dengan mata kuliah. Ternyata praktikum menjadi mata kuliah tersendiri. Meskipun bobot sksnya kecil, praktikum menjadi hal yang kemungkinan banyak dikhawatirkan banyak mahasiswa lainnya. Bagaimana tidak, praktikum tersebut ada yang dilakukan ketika sore hari sampai menjelang malam. Belum lagi ditambah dengan laporan praktikum yang harus diselesaikan besok paginya. Bagi mahasiswa yang belum terbiasa mungkin terasa begitu melelahkan jika melakukannya.
Untungnya, kakak tingkat prodi saya membuat acara semacam ospek yang mana didalam acara tersebut kita sebagai mahasiswa baru ditugaskan untuk melakukan wawancara dengan kakak tingkat mengenai identitas dan suka duka menjadi mahasiswa biologi. Dari wawancara yang saya lakukan dengan teman-teman lainnya mengenai duka di prodi yang saya tempuh sekarang, mayoritas kakak tingkat pasti menjawab kegiatan praktikum itulah yang membuat mereka lelah. Karena memang kenyataannya seperti itu. Saya sendiri yang baru pertama kali melakukan praktikum itu juga merasakan hal yang sama apalagi saat harus mencari jurnal internasional dan nasional serta referensi buku yang menghabiskan banyak waktu terlebih saya sebagai mahasiswa baru yang belum pernah sama sekali mencari jurnal.
Menyadari hal tersebut, saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada kakak tingkat yang telah membuat acara tersebut. Karena dengan acara itu, saya sebagai mahasiswa baru merasa terbantu karena kegiatan tersebut mungkin punya maksud agar kita bisa menjalin relasi dengan kakak tingkat yang sudah berpengalaman sehingga kita sebagai mahasiswa baru mengetahui apa saja yang ada di program studi biologi terutama mengenai kegiatan praktikum beserta laporannya.Â
Kesimpulannya, bertanya kepada kakak tingkat melalui kegiatan ospek tersebut memiliki manfaat untuk kegiatan perkuliahan contohnya praktikum yang saya bahas di paragraf sebelumnya apalagi kita yang baru saja menjadi mahasiswa baru. Selain bisa tahu seluk beluk kegiatan perkuliahan, kita jadi punya relasi yang bermanfaat untuk kegiatan diluar perkuliahan seperti lingkungan yang ada diluar kampus, kegiatan organisasi, dan sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H