Mohon tunggu...
Muhammad AgusSupriyanto
Muhammad AgusSupriyanto Mohon Tunggu... Ilustrator - Mahasiswa UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Berbagi pengetahuan dengan keikhlasan, semoga selalu bermanfaat ;)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Inovasi Pembayaran Pajak dengan Pemanfaatan Bank Sampah

30 Januari 2022   10:30 Diperbarui: 30 Januari 2022   10:41 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelurahan Kebonagung merupakan salah satu kelurahan di Kota Pasuruan yang memiliki cukup banyak bank sampah, yang mana bank sampah sendiri difungsikan sebagai tempat warga sekitar untuk mengumpulkan sampah dan diberi nilai jual sesuai sejumlah sampah yang disetorkan dan jenis sampahnya. Sedikit berbeda dengan sistem program yang dijalankan di satu bank sampah di Kelurahan Kebonagung yang tepatnya di RT.04 RW.06 yang diberi nama bank sampah Suryopati ini memberikan inovasi yang cukup bagus dimana bank sampah Suryopati menerapkan program wajib setor sampah untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bagi setiap warganya di RT.04 RW.08.

Sistem yang diterapkan dalam bank sampah Suryopati adalah warga mengumpulkan sampah kepada bank sampah Suryopati setiap hari senin yang nantinya akan langsung dipilah oleh petugas sesuai jenis sampahnya (buku, plastik keras, duplet, kardus, alumunium dan lain sebagainya) yang kemudian ditimbang dan dicatat jumlah harga jual sampahnya oleh bendahara bank sampah. Karena program yang dijalankan bank sampah Suryopati adalah sebagai inovasi membayar pajak PBB dari sampah, maka pencairan dana (jumlah saldo dari setoran sampah) akan dicairkan sesuai dengan waktu turunnya pajak per tahun, biasanya di antara bulan februari maret. Sistem pembayaran pajak dan pembagian sisa hasil saldo setoran sampah yang dijalankan adalah pertama, pihak bank sampah akan membayarkan pajak PBB setiap warganya di RT.04 RW.06 yang kemudian apabila terdapat sisa saldo dari jumlah saldo setoran sampah maka akan dibagikan kembali kepada warga. Dinyatakan oleh Ibu Endang selaku narasumber; terdapat beberapa warga RT.04 RW.06 yang sangat rajin menyetornya sampahnya hingga jumlah saldo sisa yang terkumpul jauh lebih banyak dibanding jumlah kewajiban pajak PBBnya. Dengan hal yang seperti ini pun seluruh saldo sisa dikembalikan secara penuh dan tidak dipotong untuk jumlah kewajiban pajak periode berikutnya. Namun, jika warga berkehendak untuk menitipkan sisa saldonya maka bank sampah akan menyimpan sisa saldo tersebut untuk periode pajak PBB berikutnya.

Meskipun sistem ini sangat bagus dan berjalan cukup baik, namun terdapat sedikit hal yang menjadi tantangan bagi para petugas bank sampah Suryopati, yakni adanya beberapa warga yang merasa takut untuk menyanggupi menyetor sampah ke bank sampah dikarenakan banyak faktor seperti kesibukan pekerjaan dan lain sebagainya sehingga warga yang demikian akan menyetornya sejumlah uang yang disetorkan ke bank sampah untuk dibayarkan pajak PBB nya bersama dengan warga RT.04 RW.06 yang lain. Kesulitan lain bagi petugas bank sampah Suryopati adalah adanya beberapa warga yang malas menyetorkan sampahnya dan menunggu untuk ditagih atau dihimbau untuk segera menyetorkan sampahnya, yang menjadi hambatan utama pada kesulitan ini adalah warga yang malas dan enggan menyetorkan sampahnya adalah sikap berulang dari warga yang sama dari waktu kewaktu sehingga petugas bank sampah Suryopati perlu mengambil jalan keluar untuk menyikapi warga yang nakal tersebut.

Pada intinya program membayar pajak dengan pemanfaatan bank sampah merupakan sebuah inovasi yang sangat bagus dan membawa manfaatan bagi banyak warga, sehingga warga hanya perlu mengumpulkan sampah dan menyetorkannya ke bank sampah sebagai tabungan untuk pembayaran pajak PBB. Namun dapat kita semua ketahui dari tulisan diatas bahwasannya dari sebuah program yang sangat bagus masih akan ada sebuah hambatan dalam pelaksanaannya, namun dikatakan oleh Bu Endang narasumber kita bahwa "Selagi kita cinta dan senang bersosial, sekalipun ada hambatan semunya akan berjalan dengan baik dan terasa senang".

Big thanks for:

Bank Sampah Suryopati RT.04 RW.06 Kelurahan Kebonagung Kota Pasuruan.

Ibu Endang selaku narasumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun