Mohon tunggu...
Muhammad Agus Sofian
Muhammad Agus Sofian Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/Seniman

Nama Saya Muhammad Agus Sofian saya aktif di Dunia Sosial dan Akademik.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Belajar Mengenali Diri

26 Juli 2024   08:50 Diperbarui: 26 Juli 2024   08:56 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Untuk sukses berkarir dalam suatu bidang kita perlu memahami diri sendiri apa kekuatan, kelemahan, cara bekerja dan nilai kehidupan apa yang menjadi landasan penting di hidup kita.

 Dalam buku “managing one self” karya Peter F drucker ia membahas Bagaimana kamu bisa membawa diri kamu untuk mencapai kesuksesan yaitu dengan kesadaran atas diri (Self Awarness). Kesadaran diri di definisikan sebagai kemampuan diri untuk mengenali karakter, motif, keinginan dan perasaan diri sendiri, keterampilan ini amat berharga dalam menjalani hidup baik kalian sebagai pemimpin, profesional atau menjadi orang biasa, Skill dan kemampuan ini akan membantu kamu untuk berprestasi dimanapun kalian berada. Sayangnya, kebanyakan dari kita tidak tahu apa kekuatan dan kelebihan kita alhasil kita tidak bisa memberikan hasil yang maksimal dan tak pandai dalam menempatkan diri. Ada tiga hal penting yang barangkali dapat membantu untuk menemukan diri kita yang sejati.

Pertama, mencari tahu kekuatan dan kelemahan. Sebagian dari kita, merasa tidak penting untuk mengetahui hal tersebut, disebabkan linkungan yang membentuk kita padahal, ini sangat berpengaruh misalnya seorang anak petani ketika besar akan jadi petani lagi atau seorang anak dokter ketika besar akan jadi dokter kembali sehingga memang dibesarkan di lingkungan keluarga yang membentuk kebiasaan mereka. Tapi faktanya, di zaman sekarang setiap orang punya pilihan mereka masing-masing, dan sudah banyak menempuh bidang yang berbeda dengan orang tua yang membesarkannya sebab naluri yang dibawa setiap orang berbeda.

Pada umunya seseorang tidak akan bisa sukses apabila hanya fokus pada kelemahan untuk itu kita perlu tahu apa Kekuatan kita, Bagaimana bisa memanfaatkan kekuatan itu untuk mencapai apa yang diinginkan dalam hidup, akan tetapi banyak orang merasa tahu apa Kekuatan mereka Padahal mereka salah. Mereka, hanya mengelompokkan apa yang baik dan buruk menurut persepsi saja. Tips yang dapat kita lakukan adalah dengan cara menuliskan apa yang kamu harapkan setiap kali keputusan penting kamu ambil, lalu setelah minimal 12 bulan berlalu kamu amati antara ekspektasi dan realita yang terjadi, hasil apa yang secara konsisten kamu hasilkan? Kemudian apa keahlian kamu yang perlu ditingkatkan untuk mencapai hasil yang kamu inginkan? Tidak lupa catat apa kebiasaan tidak produktif yang mencegah kamu dari hasil yang di harapkan? Jika selama 2-3 tahun kamu fokus mengevaluasi hal ini kamu akan tahu dan menemukan kekuatan serta tentukan juga mana area yang perlu ditingkatkan bisa berupa keahlian baru atau lainnya, hal ini lebih efektif dibandingkan kita berfokus pada kekurangan diri lalu mencoba memperbaikinya, sadar atau tidak kekurangan tersebut akan membantu menutupi kekurangan kita juga. Sebab mudah sekali bagi kita untuk mengidentifikasikan apa kelemahan yang kita namun sulit menjelaskan apa kekuatan kita.

 Kedua,  mengetahui bagaimana kita bekerja di era perkembangan zaman saat ini, kita tidak dapat berhasil secara mandiri untuk mencapai hal besar kita perlu berkolaborasi dan bekerjasama dengan orang lain. Baik, dengan atasan rekan kerja atau orang yang ada di bawah kita, hubungan kerja inilah yang perlu kita bangun dengan baik, kita harus menerima fakta kalau setiap orang sama seperti orang lainnya artinya, setiap orang memiliki kekuatannya sendiri, cara kerja, nilai personal atau prinsip yang dijaga dan sebagainya.

 Jika kamu tahu dan memahami cara atasanmu bekerja rekan sesama anggota tim dapat bekerja, maka kamu bisa berinteraksi dengan mereka secara lebih efektif, sebagai contoh ada fakta yang menarik tidak semua orang bisa jadi pemimpin dan profesional, sama halnya tidak semua orang bisa jadi pengusaha dan bawahan, ini tidaklah masalah karena setiap orang punya kekuatan dan kelemahannya masing-masing. misalnya Si A seorang prajurit militer Indonesia yang hebat dalam perang namun ketika dia diusulkan untuk menjadi komando independen, dia akan menjadi komandan terburuk bagi banyak orang. Contoh lain ada seseorang yang bekerja lebih baik menjadi penasehat dari pada pengambil keputusan, namun pada saat yang sama. Pengambil keputusan seringkali membutuhkan penasehat untuk membantu mereka berpikir dan mengambil keputusan terbaik. Orang yang mengambil keputusan ini adalah orang no satu, sementara penasehatnya orang no dua, nomor dua dalam organisasi tidak selalu berhasil ketika dipromosikan ke posisi nomor satu karena orang di posisi nomor satu dan nomor dua punya keahlian yang berbeda dan memiliki kepribadian yang berbeda, sehingga tidak dapat diterapkan di setiap posisi.

Ketiga, mengetahui nilai dan prinsip diri. Misalnya, pada abad ke 19 ada seorang diplomat yang paling dihormati dari semua kekuatan besar di dunia adalah duta besar Jerman di London dia ditakdirkan untuk mencapai hal besar misalnya menjadi menteri luar negeri negaranya. Namun pada tahun 1906 duta besar itu tiba-tiba saja mengundurkan diri, sebab ia menolak undangan makan malam Raja Edward ke-7 untuk banyak melakukan pelanggaran, sebab Raja itu dikenal sebagai seorang mata keranjang. Duta besar menolak untuk melanggar prinsip pribadinya hanya demi mempertahankan jabatan. Hal ini yang dinamakan oleh penulis sebagai the mirror test ketika kamu melihat ke cermin di pagi hari orang seperti apa yang ingin kamu lihat Jika kamu bekerja. Misal, di sebuah perusahaan ada pemimpin yang memiliki nilai berbeda dengan prinsip yang kamu anut. maka, tentu saja menghasilkan sebuah konflik batin yang pada akhirnya membuat dirimu tidak bekerja secara maksimal.

Mengetahui kekuatanmu Bagaimana caramu bekerja dan mengetahui nilai-nilai apa yang kamu pegang membuat kamu mengetahui apa kontribusi kamu yang sebenarnya, ini bukan soal mencari tahu apa yang penting, tapi juga bagaimana apa yang kamu kerjakan bisa membuat perbedaan dan memberikan warna dan nilai baru.

 Apabila kamu tidak menemukannya di pekerjaan sekarang mungkin kamu bisa mempertimbangkan untuk menjalani karir kedua misalnya memulai keahlian baru menjalani karir berbeda di waktu yang sama, atau menjalankan kewirausahaan sosial.

Orang-orang yang merencanakan karir Kedua mereka jumlahnya sedikit, tetapi mereka adalah pemimpin dan menjadi panutan bagi banyak mayoritas orang. Ibaratnya, tidak sebatas karir pertama mereka hanya menghitung sisa hari untuk pensiun. Namun, karir kedua ini membantu seseorang untuk fokus saat mengalami masa-masa sulit selama hidup dan juga membantu untuk berkontribusi dan membuat perbedaan baru dari pengalaman yang sebelumnya ia tempuh.

 Kesimpulannya pertama penting untuk mengetahui apa kekuatan dan kelemahan, tidak akan bisa sukses apabila hanya fokus pada kelemahan. Kita perlu tahu apa kekuatan dan bagaimana kita bisa memanfaatkan kekuatan untuk mencapai apa yang dinginkan dalam hidup. Kedua,  ketahui dan pahami cara orang lain bekerja Jika kamu tahu dan memahami cara atasan bekerja rekan sesama anggota timmu bekerja. dan sebagainya maka kamu bisa berinteraksi dengan mereka secara lebih efektif. Ketiga, tau prinsip apa yang kamu pegang sehingga kamu dapat berkontribusi secara maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun