Mohon tunggu...
Dr. M. Agung Rahmadi
Dr. M. Agung Rahmadi Mohon Tunggu... Psikolog - Dr. S.Sos. M.Si. Kons

Psikolog

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Monoteisme: Antara Tuhan Pencemburu dan Tauhid Perspektif Muslim Populer (Dr. M. Agung Rahmadi, M.Si)

23 April 2024   15:07 Diperbarui: 23 April 2024   16:14 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tauhidnya Muhammad itu harus di tafsirkan dengan tradisi filsafat Semitik, yaitu esa adalah esa. Tidak usah kau tafsirkan pakai tradisi filsafat Helenik adalah trasenden, imanen, esensi, eksistensi atau tradisi orang-orang Buddhisme, penganut Weda, Konfusianisme menafsirkan Tuhan. Sampai lahir tasawuf falsafi yang isinya menjelimet eror semua. Esa-nya Allah itu ya esa seperti esanya Tuhan Musa dan Ibrahim. Tidak ada kitab suci jadi Tuhan kayak orang Sunni, dari zaman atok Adam berpuluh-puluh kitab suci sudah diturunkan Tuhan tidak ada satupun Nabi yang berkata Torakh, Mazmur dan Injil itu Tuhan karena kalam Tuhan. Tuhan itu adalah Tuhan, Dia adalah Dia yang tidak bisa kau jangkau. 

Eksistensi Tuhan bukanlah Tuhan tapi itu ciptaan Tuhan, Eksistensi Tuhan pada Isa sehingga dia bisa hidupkan Sam bin Nuh itu ciptaan Tuhan, bukan Tuhan ada dalam ruh Isa. Ruh Kudus, Isa, Injil begitupun Musa, Ruh Musa dan Taurat ataupun Muhammad Saw, ruh didalam diri Muhammad dan Kitab Suci yang dibawanya adalah "makhluk." Kalau Tuhan mau dia bisa buat kitab yang 100000 kali lipat lebih canggih dari Al-Qur'an, kalau Tuhan mau dia bisa ciptakan manusia yang 100000000 kali lebih hebat dari Muhammad Saw. Tapi kan Tuhan berkata gini, berkata gitu; apakah anda pikir Tuhan itu dungu sampai terjebak didalam kata-kata bahasa Arab. 

Dia berkomunikasi padamu dengan bahasa manusia yaitu bahasa Arab biar engkau paham dalam kapasitas akalmu, dia menciptakan Nabi-nabi yang manusia biar engkau juga dapat memahami Islam. Para Nabi berdoa kepada Tuhan seolah-olah Tuhan itu Bapaknya, Ibunya, Kekasihnya itu untuk mereka bisa merasakan kedekatan dengan Tuhan. Bukan artinya bila Isa berdoa pada Tuhan menganggap Tuhan Bapanya lalu Tuhan beranak Isa, bukan pula bila Muhammad Saw berdo'a pada Tuhan menganggap Tuhan adalah kekasihnya lalu Muhammad dan Tuhan adalah berpasangan.

 Itu terjadi sebab para Nabi tidak bisa menjangkau diri Tuhan dalam pikiran mereka, maka mereka mendekatinya dengan hal-hal mulia yang mereka dapat jangkau dengan akalnya. Tuhan sesungguhnya tidak bisa terjangkau, tidak dapat disebut, tapi dirinya memberi nama untuk makhluknya memanggilnya Jehovah yang dipakai oleh orang-orang Ibrani kuno, Adonai yang populer dipakai oleh orang-orang Israel, Allah yang populer dipakai oleh orang-orang Islam sebab Tuhan menyuruh mereka memanggilnya itu lalu apakah Tuhan terbatas pada nama-nama itu?.  "Sekali lagi Dia adalah Dia (ahadun ahad), dia yang Maha Kuasa, terlepas dari seluruh keterikatan ciptaannya, terlepas dari simbol, pemaknaan, realitas dst."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun