Mohon tunggu...
Muhammad Agung Hardiyanto
Muhammad Agung Hardiyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa|Universitas Pertahanan

Junjung Duwur, Mendem Jero

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Sensor dan Aplikasi Pertanian Presisi (Precision Agriculture) Komoditas Jeruk Medan

9 Juli 2023   22:14 Diperbarui: 9 Juli 2023   22:30 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkebunan buah terutama buah jeruk di Simalungun Sumatra Utara sampai saat proposal ini dibuat mempunyai banyak tantangan yang kompleks. Harga pupuk yang mahal, kualitas produk yang tidak seragam serta ketidakpastian iklim dan cuaca yang menyebabkan hama mewabah membuat keharusan untuk petani dalam memanfaatkan teknologi. 

Beberapa permasalahan yang masih dialami dalam pengembangan jeruk nusantara yaitu (Poerwanto, 2004; Supriyanto et al., 2010):

 1. Rendahnya produktifitas dan mutu. Hal ini diakibatkan oleh: a) Kesadaran petani dalam menggunakan benih jeruk bermutu (bersertifikat) masih rendah. b) Kurangnya ketrampilan petani dan petugas lapang dalam budidaya jeruk sesuai teknologi anjuran. c) Adanya permasalahan yang sampai saat ini belum bisa diselesaikan oleh petani seperti penanganan HLB, lalat buah, buah ngapas, dan buah burik. Dan d) Pemahaman manajemen mutu kurang dikuasai 

2. Aspek kelembagaan. Kegiatan petani dalam usaha agribisnis masih berjalan tanpa koordinasi kelompok tani. Selama ini fokus petani masih berkutat pada produksi. Sisi kewirausahaan petani masih perlu ditingkatkan sehingga mampu mengambil keputusan yang menguntungkan. 

3. Aspek pemasaran. Sistem tebasan masih menjadi pilihan kebanyakan petani jeruk, dimana buah dipanen tanpa memisahkan ukuran dan mutunya. Permintaan dan preferensi konsumen di berbagai wilayah Indonesia belum terpetakan dengan baik sehingga petani tidak menguasai pasar dan tujuan distribusinya. Akibatnya barang menumpuk dan harga jatuh. 

4. Aspek pascapanen. Dukungan pengolahan pascapanen jeruk bagi petani masih minim. Sehingga ketika produksi melimpah, buah jeruk harganya jatuh. Untuk olahan, buah jeruk tidak memerlukan tampilan buah yang bagus. 

Karena permasalahan-permasalahan di atas maka diperlukan adanya pemanfaatan teknologi pertanian presisi yang melibatkan sensor-sensor seperti sensor cuaca, sensor tanah, sensor penyakit danpengusir hama hama serta identifikasi tingkat kematangan buah jeruk. 

Tujuan utama dari invensi ini adalah untuk mengatasi permasalahan yang telah ada sebelumnya khususnya perubahan kondisi lahan dan keberadaan hama yang mempengaruhi hasil panen serta identifikasi tingkat kematangan buah jeruk berdasarkan data citra. Sensor Pertanian Presisi akan membantu memberikan kepastian terkait perlakuan apa saja yang sesuai untuk suatu komoditas agar hasil panen optimal dan kualitan jeruk seragam dan terjaga. 

Perbandingan Buah Lokal Vs Import|Agung Hardiyanto
Perbandingan Buah Lokal Vs Import|Agung Hardiyanto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun