Mohon tunggu...
MUHAMMAD AGAM DWIPUTRA
MUHAMMAD AGAM DWIPUTRA Mohon Tunggu... Arsitek - Mahasiswa_S1 Arsitektur Universitas Mercubuana

NIM : 41221120005 Universitas Mercu Buana Meruya, Fakultas Teknik prodi Arsitektur. Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 11 - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

21 November 2024   14:26 Diperbarui: 21 November 2024   14:26 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ego berfungsi sebagai pengelola dan mediator antara Id dan realitas, dengan menggunakan prinsip realitas. Namun, jika Ego lemah atau tidak mampu mengendalikan dorongan impulsif Id, individu cenderung menyerah pada godaan untuk melakukan korupsi, meskipun mereka tahu bahwa tindakan tersebut salah secara moral atau ilegal.

Faktor-faktor yang dapat melemahkan Ego dalam konteks fenomena korupsi antara lain penegakan hukum yang lemah dan kurangnya risiko korupsi yang nyata. Ketika individu merasa bahwa mereka tidak akan dihukum atau bahwa ada peluang untuk lolos dari konsekuensinya, Ego mengalami kesulitan menilai tindakan secara rasional. Selain itu, tidak adanya mekanisme kontrol yang efektif, seperti pengawasan internal atau eksternal, dan lingkungan yang memungkinkan korupsi, semakin memperburuk situasi ini.

3. Superego yang Tidak Efektif atau Terdistorsi

Superego bertugas memastikan bahwa individu mematuhi norma moral dan aturan sosial. Dalam kasus korupsi, Superego bisa jadi tidak berkembang dengan baik atau bahkan terdistorsi karena beberapa faktor. Salah satunya adalah internalisasi nilai-nilai yang salah. Ketika lingkungan sosial, keluarga, atau lembaga justru menormalisasi korupsi sebagai cara untuk meraih kesuksesan, Superego individu tersebut gagal berfungsi sebagai pengendali moral.

Ketika individu tumbuh dalam lingkungan yang memandang korupsi sebagai hal yang wajar atau bahkan sebagai strategi yang cerdas, nilai-nilai tersebut akan terinternalisasi dalam diri mereka. Akibatnya, Superego tidak dapat memberikan dorongan moral yang kuat untuk melawan korupsi, sehingga individu merasa tidak bersalah atau bahkan bangga atas tindakannya.

Penyebaran Energi Psikis

Energi psikis yang berasal dari Id didistribusikan ke semua aspek kepribadian, yaitu Id, Ego, dan Superego. Karena energi ini terbatas, maka terjadi persaingan dalam penggunaannya. Ego yang berperan sebagai mediator antara Id dan Superego tidak memiliki energi sendiri. Sebaliknya, Ego harus meminjam energi dari Id melalui mekanisme yang disebut identifikasi.

Mekanisme identifikasi ini membantu individu mengenali kebutuhannya dengan cara membandingkan keinginan batin yang bersumber dari Id dengan kenyataan di luar dirinya. Dengan demikian, Ego dapat merencanakan pemenuhan kebutuhan yang lebih realistis dan sesuai dengan norma sosial yang berlaku.

Tujuan Ego

Ego bertujuan untuk mencapai kenikmatan konkret dan menjaga kelangsungan kepribadian di dunia nyata. Dalam menjalankan fungsinya, ego berusaha menyalurkan dorongan-dorongan Id secara rasional, sehingga individu dapat memenuhi kebutuhannya tanpa melanggar norma sosial. Dengan demikian, ego berperan penting dalam pengambilan keputusan dan perilaku sehari-hari, membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya sekaligus menjaga keutuhan kepribadiannya.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun