Mohon tunggu...
Muhammad Afiif Amiinuddiin
Muhammad Afiif Amiinuddiin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FTUI

Saya sangat tertarik dengan perkembangan teknologi yang terjadi saat ini

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kasian (Kaus Swabersih dan Antibakteri)

16 Juni 2023   02:16 Diperbarui: 16 Juni 2023   02:36 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kaus ini dibuat oleh Fildza, Eko, 'Afiif dan Radhinaldi

Sekilas soal kaus

Kaus merupakan salah satu jenis pakaian yang marak digunakan. Busana ini dapat dikenakan oleh siapa saja, baik pria dan wanita, dan untuk semua kelompok umur, termasuk bayi, remaja dan dewasa. Hal ini dikarenakan kaus termasuk pakaian yang sederhana, ringan dan nyaman untuk digunakan. Jenis busana ini umumnya digunakan untuk kegiatan sehari-hari seperti bersantai di rumah dan berolahraga. Oleh karena itu, dapat dilihat mengapa kaus merupakan atasan yang paling sering digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Kaus yang akan kami produksi adalah kaus yang sudah termodifikasi dengan teknologi fotokatalis. Fotokatalis merupakan salah satu proses kimia yang terjadi dengan bantuan cahaya atau sinar pada media katalis. Katalis merupakan bahan digunakan untuk mempercepat reaksi kimia. Dalam Masker Pintar, terdapat teknologi fotokatalis yaitu TiO2 dengan ditambahkan TEOS yang di mana katalis tersebut apabila terkena sinar matahari atau sinar UV dapat membunuh bakteri dan mencegah kotoran.

Kelebihan dari yang lain

Fungsi dari produk kami yaitu untuk melindungi tubuh pengguna dari berbagai macam gangguan seperti sinar matahari yang menyengat pada suasana panas, sedangkan pada suasana dingin dapat melindungi pengguna dari rasa dingin dan memberikan rasa hangat, seperti pada umumnya fungsi dari kaus. Namun, kaus ini memiliki sifat swa-bersih dan anti-bakteri sehingga lebih mudah dibersihkan jika terkena kotoran. Fitur dan keunggulan dari produk kami adalah melindungi pengguna kaus dari kotoran-kotoran yang dapat menempel pada kaus dan bakteri yang dapat ditemui di sekitar kita.

Kaus dengan teknologi fotokatalis tidak perlu dicuci dengan menggunakan air, hanya perlu dijemur untuk mendapatkan sinar uv yang dibutuhkan untuk mengaktifkan fotokatalis. Untuk produk kaus anti-noda dan anti-bakteri ini, kami menargetkan penjualan terhadap kalangan remaja serta orang dewasa yang banyak beraktivitas, terutama aktivitas di luar. Aktivitas di luar ruangan seperti pendakian, olahraga, dan lain sebagainya rawan membuat kaus kotor sehingga produk kaus swa-bersih dan anti-bakteri ini akan sangat membantu.

Apakah kemampuannya sudah terbukti?

Pengujian anti-noda dilakukan menggunakan pengotor berupa kecap asin (kiri atas), campuran tanah liat dan air (kanan atas), minuman jeruk (kiri bawah), dan saus sambal (kanan bawah) yang diteteskan pada kain. Kemudian sinar UV dipaparkan kepada kain selama beberapa jam untuk mengaktifkan sifat fotokatalisnya. Terakhir kain dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan padatan yang berlebih. Berdasarkan hasil percobaan, intensitas warna dari pengotor mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena sifat fotokatalis yang mampu mendegradasi senyawa organik dalam hal ini pewarna pada pengotor sehingga menyebabkan berkurangnya warna pengotor pada kain.

Pengujian anti-bakteri dilakukan dengan merendam potongan kaus ke dalam susu yang terbuka sehingga terkontaminasi. Ketika susu yang memiliki pH 6,7 dicelupi dengan kaus biasa serta produk ini dan dibiarkan pada keadaan terbuka selama 12 jam, susu yang didalamnya terdapat kaus biasa pH-nya menurun hingga 5,2. 

Sementara itu, susu yang didalamnya terdapat produk ini pH-nya hanya menurun hingga 5,4. Semakin banyak bakteri, yang terdapat di dalam susu, pH-nya akan semakin rendah. Hal ini menunjukkan bahwa produk ini mencegah pertumbuhan bakteri dalam susu. Kedua sampel ini kemudian diletakkan di bawah sinar UV selama 8 jam dan diukur pH-nya setiap 2 jam sekali. Berikut adalah grafik penurunan pH pada susu terhadap waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun