Citorek di Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Perjalanan saya awali dari Jakarta dengan Moda transportasi mobil.Â
Pada artikel kali ini, saya akan membahas mengenai perjalanan saya saat melakukan perjalanan keSaya berangkat ke Citorek pada bulan Juni 2024. Dari Jakarta diperlukan waktu sekitar 4 jam. Agar biaya perjalanan lebih terjangkau, hindari jalan tol dan ambil jalur melalui Jasinga Bogor.
Kemudian dilanjutkan ke Cipanas dan Warung Jambu. Wisata di daerah Citorek dapat dikatakan masih baru dan dalam tahap pengembangan.Â
Hal ini karena belum banyak penginapan yang tersedia di daerah tersebut serta pos-pos penjagaan yang masih belum selesai dibangun.Â
Masuk ke khawasan Citorek, saya dan teman saya disugugi pemandangan yang luar biasa. Di kanan dan kiri kami terlihat sawah-sawah yang sangat menakjubkan.Â
Saya sendiri cukup terkejut karena saya baru melihat sawah di daratan tinggi, karena setahu saya sawah biasanya berada di dataran rendah.Â
Pemandangan sawah yang indah tersebut semakin indah dengan adanya leuit, sebuah tempat penyimpanan hasil pertanian berbentu rumah-rumahan khas suku Sunda. Karena sawahnya berada di dataran tinggi, bentuk sawahnya berbentuk terasering.Â
Citorek terkenal dengan spot Sunrisenya yang berkedudukan di Gunung Luhur. Julukan dari Citorek salah satunya adalah "Negeri di Atas Awan." Julukan tersebut mengingatkan pada sebuah lagu yang dinyanyika oleh Katon Bagaskara.Â
Terdapat beberapa tempat penginapan di sekitar spot Sunrise. Karena kami berangkat hari sabtu, maka pastinya akan banyak wisatawan yang berdatangan.Â
Kami saat itu sampai pada sekitar pukul 14.00, sehingga kawasan sekitar masih belum ramai wisatawan. Kemudian kami memesan satu kamar di salah satu penginapan.Â
Harga penginapannya waktu itu Rp 150.000 (Kalo ga salah harganya segini). Setelah itu saya makan dan terlelap tidur  karena lamanya perjalanan. Sementara teman-teman saya berdiskusi selama saya tertidur.Â