Kebajikan dalam kepemimpinan merupakan suatu hubungan yang tidak bisa terpisahkan. setiap memiliki kesempatan untuk memimpin namun tidak semua orang mampu memimpin dalam kebijakan dan kebajikan. hal ini lah yang menjadi modal dasar bagi setiap manusia untuk terus melatih karakter kepemimpinan dalam dirinya sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
Â
Artinya : Kalian semua adalah pemimpin dan masing-masing dari kalian akan diminta (pertanggungjawaban) atas orang yang berada di bawah pimpinan kalian
Hadis diatas merupakan sebuah peringatan bahwa setiap manusia merupakan pemimpin minimal ia memimpin dirinya. begitu juga dengan seorang guru yang memiliki tanggung jawab yang lebih besar yaitu sebagai pemimpin pembelajaran, ia memiliki tanggung jawab bagaimana memutuskan dan mengarahkan para peserta didiknya untuk menjadi seseorang yang menyebarkan nilai-nilai kebaikan di setiap lingkungan kehidupannya.
Bercermin dari salah satu contoh implementasi pengambilan keputusan yang bijak dapat kita amati dari kisah Rasulullah SAW ketika terjadi perjanjian Hudaibiyah yang terkesan sangat merugikan kaum muslimin adapun isi perjanjian tersebut adalah :Â
Akan ada gencatan senjata antara dua pihak dan tidak ada pertempuran hingga 10 tahun mendatang.
Individu atau suku bebas bergabung dengan Muhammad dan mengadakan persetujuan, sama halnya dengan Quraisy.
Jika ada penduduk Makkah yang pergi ke Madinah maka akan dikembalikan ke Makkah, namun jika ada muslim dari Madinah yang kembali ke Makkah maka dia tidak akan dikembalikan.
Jika ada penduduk usia muda yang mengikuti Muhammad tanpa seizin ayah atau walinya, maka dia akan dikembalikan pada ayah atau walinya. Namun jika ada yang mengikuti Quraisy di Makkah maka dia tidak akan dikembalikan.
Tahun ini muslim akan kembali tanpa memasuki Makkah. Namun tahun depan Muhammad dan pengikutnya bisa memasuki Makkah menghabiskan tiga hari untuk melakukan umroh.
Berdasarkan isi perjanjian diatas khususnya pada poin 3,4 dan 5 sangatlah tidak adil bagi kaum muslimin. namun dengan kepemimpinan dan kebijakan Rasulullah SAW perjanjian yang berat sebelah tersebut dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menyebarkan Islam ke seluruh penjuru jazirah Arab. sehingga akhirnya Sejarah membuktikan Rasulullah dan kaum muslim berhasil umroh pada tahun berikutnya dengan pengikut mencapai dua ribu jiwa. Jeda satu tahun memberi waktu Islam berkembang pesat dan menghindari pertumpahan darah.Â
Keuntungan lain adalah, kaum muslim di Makkah tidak lagi mengalami penyiksaan dan perlakuan tidak menyenangkan lainnya. Mereka bebas berbicara dan menyebarkan Islam serta menjalin kesepakatan dengan suku lain. Sejarah juga membuktikan kekuatan Islam akhirnya mampu mengambil alih Makkah dari kekuasaan Quraisy. Ka'bah kembali menjadi rumah Allah SWT dan kiblat seluruh muslimÂ
kisah tersebut memberikan pelajaran kepada para pendidik untuk bijak dalam mengambil keputusan disaat terjadi dilema etika dan moral serta menjunjung prinsip-prinsip pengambilan keputusan sehingga secara maksimal dapat memanfaatkan setiap peluang meskipun berada pada posisi yang merugikan.Â
pada kisah tersebut juga diajarkan bahwa jiwa kepemimpinan dimiliki oleh setiap orang, sehingga setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin. Namun dalam mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin membutuhkan keilmuan dan pengalaman. hal ini berkaitan dengan fenomena yang sering terjadi di komunitas sekolah yang menimbulkan dilema etika dan moral. secara umum  dilema etika dan moral terhimpun dalam empat paradigma yaitu :
1. Individu melawan kelompok (individual vs community)Â
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)Â
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)Â
4. Jangka pendek dan jangka panjang (short term vs long term)Â
paradigma-paradigma tersebut menimbulkan permasalahan yang membutuhkan sebuah wawasan dan pengalaman. sehingga setiap keputusan yang diambil menuntaskan masalah tanpa menimbulkan masalah baru. Agar setiap keputusan dilakukan secara bijak maka sebaiknya menganut prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan sebagai berikut :Â
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
sehingga setiap keputusan yang kita ambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid.Â
Berdasarkan penjelasan diatas maka Sebagai wujud aksi nyata dalam melatih saya sebagai pemimpin pembelajaran untuk mengambil keputusan dengan nilai-nilai kebajikan maka yang saya lakukan adalah sebagai berikut:
Berkonsultasi dengan para guru senior dalam mengambil keputusan.
pengalaman merupakan pembelajaran yang  terbaik sehingga belajar dari pengalaman para guru senior dalam mengambil keputusan ketika sebelum atau saat terjadi masalah menjadi hal yang penting. pengalaman-pengalaman yang mereka miliki memberikan sebuah alternatif solusi yang sangat realistis sehingga kebijakan dan keputusan yang saya ambil bernilai positif. Hla ini pernah saya lakukan ketika ada siswa yang jarang masuk. ketika saya ingin memberikan penilaian saya berdiskusi dengan guru senior mengenai karakter dan keadaan keluarganya.
Sehingga berdasarkan diskusi dengan guru senior diketahui bahwa siswa tersebut tinggal bersama neneknya yang miskin dan orang tuanya kurang peduli dan di luar kota. sehingga di usia nya yang masih SMP ia harus bekerja untuk menafkahi dirinya dan neneknya. hal inilah yang menyebabkan ia terkadang jarang masuk. dilematika moral dan etika serta prinsip keputusan terjadi sehingga kebijakan yang diambil adalah memberikan dispensasi dan kemudahan kepada siswa tersebut dengan konsekuensi penambahan jam pelajaran
Berkonsultasi dengan Kepala Sekolah atau Kepala Tata Usaha.
untuk permasalahan-permasalahan tertentu yang sangat sensitif dan penting serta berdampak luas maka saya akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan kepala sekolah dan kepala tata usaha. Sehingga meminimalisir  efek buruk yang luas serta memiliki kekuatan hukum. Sehingga keputusan yang saya lakukan tidak menimbulkan masalah baru atau berbalik menyerang saya. hal ini saya lakukan ketika ingin membuat mini web sebagai sarana edukasi dan informasi  untuk sekolah.
Setelah berdiskusi akhirnya Kepala sekolah dan Tata usaha memberikan persetujuan dan menginstruksikan  kepada para guru untuk mengumpulkan dokumentasi yang diperlukan untuk data google site sekolah. hal ini sangat bermanfaat bagi saya khususnya dalam pengumpulan data.jika saya yang meminta bisa jadi prosesnya lama, namun setelah dimusyawarahkan prosesnya menjadi cepat.
Berdiskusi dengan siswa
sebagai wujud  keadilan dan musyawarah dalam pengambilan keputusan serta berpihak pada siswa maka ketika dalam pembelajaran sering saya lakukan diskusi singkat untuk mengetahui keinginan para siswa dan menyesuaikan pembelajaran pada bakat dan minat mereka. sehingga mereka belajar untuk bermusyawarah dalam pengambilan keputusan serta memahami setiap konsekuensi atas keputusan yang telah disepakati.
Pasca implementasi langkah-langkah tersebut, memberikan pelajaran bagi saya sebagai seorang pendidik dan pemimpin pembelajaran yang bijak dalam pengambilan keputusan. hal ini terbukti bahwa setiap keputusan yang saya lakukan berdampak positif dan tidak menimbulkan polemik baru. pembelajaran dan pelatihan sebagai seorang calon guru penggerak sangat bermakna bagi saya sebagai seorang pendidik dalam menjadi pemimpin pembelajaran masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H