kisah tersebut memberikan pelajaran kepada para pendidik untuk bijak dalam mengambil keputusan disaat terjadi dilema etika dan moral serta menjunjung prinsip-prinsip pengambilan keputusan sehingga secara maksimal dapat memanfaatkan setiap peluang meskipun berada pada posisi yang merugikan.Â
pada kisah tersebut juga diajarkan bahwa jiwa kepemimpinan dimiliki oleh setiap orang, sehingga setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin. Namun dalam mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin membutuhkan keilmuan dan pengalaman. hal ini berkaitan dengan fenomena yang sering terjadi di komunitas sekolah yang menimbulkan dilema etika dan moral. secara umum  dilema etika dan moral terhimpun dalam empat paradigma yaitu :
1. Individu melawan kelompok (individual vs community)Â
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)Â
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)Â
4. Jangka pendek dan jangka panjang (short term vs long term)Â
paradigma-paradigma tersebut menimbulkan permasalahan yang membutuhkan sebuah wawasan dan pengalaman. sehingga setiap keputusan yang diambil menuntaskan masalah tanpa menimbulkan masalah baru. Agar setiap keputusan dilakukan secara bijak maka sebaiknya menganut prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan sebagai berikut :Â
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
sehingga setiap keputusan yang kita ambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid.Â