Mohon tunggu...
Muhammad Afdhal
Muhammad Afdhal Mohon Tunggu... Konsultan - Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Cogito Ergo Sum - Motivasi - Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Boy Candra Sebuah Usaha untuk Melupakan

23 Desember 2022   18:02 Diperbarui: 25 Desember 2022   22:44 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah Usaha Melupakan, Boy Candra 23 Desember 2022/goodreads.com

Dalam hidup ini cinta itu di Ibaratkan seperti sugesti. Tanpa kita sadari kita terbawa oleh Imajinasi-imajinasi yang tak pasti, sugesti cinta membawa kita tidak sadar akan waktu yang terbuang dengan sia-sia, sehingga kita terbawa keimajinasi tanpa arah dan tujuan yang pasti. Namun apa boleh buat kita berlarut-larut dalam sebuah hayalan-hayalan sesaat yang membuat lalai dan tersesat. 

Penulis mencoba menganalisakan cerita dalam sebuah buku yang bertemakan sebuah usaha untuk melupakan. Dalam buku yang tebal 306 halaman,  satu sisi kita melihat isi dalam buku ini menceritakan hal-hal yang positif dan dalam satu sisi lagi kita menemukan nilai yang negatif.

Dari kedua nilai tersebut maka pembaca akan menemukan sendiri apa yang mereka rasakan jika ini terjadi kepada dirinya. Pertama , nilai positif dari buku ini adalah mengajarkan kita untuk tetaplah tabah, tetaplah bersabar dan tidak boleh emosional dalam persoalan cinta. 

Buku Boy Candra menguatkan perasaan dari setiap pembaca dan mengajarkan agar pembaca tersebut belajar dari kisah hidupnya, barangkali ini menjadi cerita yang harus diperbaiki dalam kehidupan sehari-hari agar pengalaman Boy Candra tidak terulang kepada si pembaca.

Sedangkan yang kedua nilai negatif.  Buku Boy Candra mencereritakan tentang kisah hidupnya yang penuh dengan kegalauan. Jika mereka tidak tertarik terhadap hal yang demikian maka mereka tidak ingin membacanya. Kegalauan hanya membuat sebagian orang terluka dan mengingat akan kenangan masalalunya yang mungkin sudah dilupakan. Namun dengan kehadiran buku Boy Candra dia akan kembali teringat akan kenangan masalalunya. 

Selain kegalauan kita juga melihat sebuah sindiran terhadap sang kekasih, dimana sebagian orang tidak suka dengan hal yang telah terjadi di ungkit-ungkitkan lagi. Sindiran ini tertuju kepada sang wanita, pastinya wanita tidak ingin dirinya disalahkan, wanita selalu ingin menang. Jadi penulis merasakan hal yang berbentuk sarkasme (sindiran tajam) tidak perlu di ungkit-ungkitkan lagi. Jikapun itu perlu, namun ada saatnya kau harus melepaskan seseorang, bukan karena tidak mencintainya, tetapi demi  saling menjaga hati agar tidak terluka lagi oleh sikap yang sama.

Bagaimana pun kita sudah menjalani semua itu. Biarlah segalanya menjadi kenangan. Suatu hari nanti kita akan melupakan, barangkali kau yang tak pernah mau belajar, dan enggan mengakui bahwa sikapmu memang salah. Kita hanyalah hal-hal yang gagal untuk bertahan. Manusia perlu membenah diri dan belajar untuk kehidupan esoknya. 

Sesuatu yang selalu kita semogakan kadang kala tak pernah bisa di wujudkan. Sesuatu yang selalu kita doakan kadang kala tidak berjalan sesuai harapan, karna sesuatu  itu bergerak sesuai takdir yang tidak ada yang tau akhirnya. Kita melayang-layang tanpa tujuan jatuh ke tanah lalu dipaksa menyerah. Dipaksa ikhlas akan hal-hal yang tak ingin kita lepas. Dipaksa ikhlas terhadap hal-hal yang tak bisa kita gapai. 

Hakikat cinta adalah bahagia. Jika sudah sakit, patah hati dan luka, kita bukan lagi jatuh dalam cinta , melainkan jatuh kejurang dengan sugesti dari ayat-ayat cinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun