Memanfaatkan metode tes dan wawancara untuk pengumpulan data. (Zainudin, Utami and Noviana, 2021) menjelaskan bahwa tujuan utama dari tes diagnostik adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan kekurangan peserta didik untuk memberikan bimbingan kepada guru dan peserta didik tentang cara meningkatkan proses belajar mengajar. Peserta didik untuk membuat pilihan yang akan meningkatkan metode pengajaran dan pembelajaran. Sementara wawancara sangat penting untuk mengidentifikasi kesalahpahaman peserta didik karena mereka mungkin mengungkapkan pemahaman menyeluruh tentang individu (Zainudin, Utami and Noviana, 2021).
Pada 5 Desember 2022, wawancara dilakukan satu persatu dengan masing-masing dari dua peserta didik yang telah dipilih. Tujuan wawancara yang tidak terstruktur adalah untuk mendapatkan informasi yang mendalam dan menyeluruh mengenai pendapat siswa (Rahmawati et al., 2017). Selain itu, prosesnya wawancara digunakan untuk menguatkan hasil tes dan memverifikasi tanggapan siswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Setelah peerta didik memiliki kesempatan untuk belajar, tes diberikan kepada mereka. Ada beberapa kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik ketika menyelesaikan soal probabilitas berdasarkan hasil belajar siswa. Kesalahan yang dilakukan peserta didik berkisar dari bagaimana cara melakukannya. Soal yang diberikan dapat dilihat di bawah dan jawaban siswa dapat dilihat pada Gambar 2.2 dan Gambar 3.3.Â
Soal:
Sebuah kantong berisi 22 buah kelereng yang terdiri dari 13 kelereng putih  9 elereng hijau. Berapakah peluang mengambil 5 kelereng hijau sekaligus?
Menurut jawaban peserta didik, jelas bahwa mereka mengalami masalah atau tidak dapat mengatasi masalah praktis probabilitas. Tabel  akan ditampilkan untuk menggambarkan dengan lebih jelas betapa sulitnya hubungan matematis siswa.
Kesalahan dalam merekam apa yang diketahui, kesalahan dalam memahami pertanyaan, dll.
Materi soal diakui oleh kedua peserta didik . Mereka mampu menentukan apa yang diminta dengan menulis secara akurat berdasarkan apa yang dipahami dan benar.
      Gambar 2.2 dan Gambar 3.3 menunjukkan bahwa siswa mampu mengenali fakta terkait soal probabilitas. Wawancara dengan peserta didik 1 berfungsi untuk mendukung hal ini dan untuk peserta didik 2 tidak dilakukan wawancara karena jawabanya sudah benar. Hasil utama dari wawancara yang dilakukan oleh para peneliti adalah bahwa kedua peserta didik  sudah memahami ide dasar probabilitas. Mereka tidak ragu untuk mencatat informasi masalah secara akurat.
Â
Kesalahan dalam menentukan konsep kombinasiÂ
Salah satu kesalahan yang dilakukan peserta didik 1 yang terkait dengan gagasan kombinasi adalah (1) menggunakan dan menerapkan rumus secara tidak benar, dan (2) salah menentukan kombinasi. Peserta didik 1 memecahkan masalah menggunakan pendekatan permutasi ketika pendekatan kombinasi dapat digunakan. Ini bisa jadi karena peserta didik lupa atau tidak terbiasa dengan rumus tersebut.
Berdasarkan hasil pekerjaan peserta didik 1 pada Gambar 2.2, terlihat bahwa dia menyelesaikan soal dengan menggunakan konsep permutasi. Seharusnya soal tersebut diselesaikan dengan menggunakan konsep kombinasi. Hal ini disebabkan karena lupa. Berikut petikan hasil wawancara dengan peserta didik.
Peneliti : "Saat mengerjakan soal ini, darimana kamu mendapat rumus ini?"
Peserta didik 1: "Saat mengerjakan soal, saya tertujunya pada rumus ini kak. Soalnya menurut saya cocok sama materi dan soal yang ditanyakan."