Mohon tunggu...
Adhitya Furqon
Adhitya Furqon Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Globalisasi, Baik atau Buruk pada Generasi Milenial?

1 Mei 2018   04:51 Diperbarui: 1 Mei 2018   10:11 2031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika kita menyebutkan kata  globalisasi pasti tidak akan lepas dari modernisasi yang terus berkembang dengan cepat. Keberagaman perkembangan di dunia ini terus diiringi dengan kemajuan teknologi yang mempermudah dalam menyebarluaskannya, oleh karena itu kita dapat dengan mudah mengakses segala informasi yang dibutuhkan dalam waktu hitungan detik. 

(sumber: techicy.com)
(sumber: techicy.com)
Karena globalisasi adalah proses menyeluruh, berbagai kalangan pun berusaha untuk memanfaatkannya, pada era ini menjalin komunikasi dapat dilakukan dengan  mudahnya yang tak membutuhkan waktu lama seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain.

Tak hanya sebatas individu dengan individu, dengan beragam media sosial yang terus dikembangkan seseorang pun bisa berkomunikasi dalam skala besar (kelompok). Dengan ini kita dapat mengetahui keadaan seseorang dan mengetahui secara bersamaan. 

(sumber: emaze.com)
(sumber: emaze.com)
Namun seiring berjalannya waktu mereka termanjakan oleh teknologi, hal itu mengakibatkan seseorang bisa menjadi kaum "anti sosial", dimana mereka sudah malas berinteraksi dengan orang lain diluar sana secara langsung, karena sudah merasa cukup melalui media sosial bahkan beranggapan lebih asik melalui media sosial yang mereka gunakan.

Sudah banyak kasus yang terjadi pada seseorang yang mengalami dampak seperti ini, ketika di media sosial dia aktif dan banyak bicara namun ketika bertemu dia lebih banyak berdiam diri dan sibuk bercengkrama dengan teman - teman onlinenya.

(sumber: wetu.com)
(sumber: wetu.com)
Proses globalisasi mempermudah kita dalam mengenalkan budaya yang dimiliki, di indonesia sendiri kebudayaan begitu melimpah yang terlahir dari ribuan suku bangsa dan ratusan kelompok etnik, sedikit demi sedikit kebudayaan kita tersorot dunia lalu diakui keberadaan dan kepemilikannya. 

Banyak orang - orang manca negara berdatangan untuk mengetahui dan melihat kebudayaan di indonesia, kita pun sebagai warga lokal dapat dengan mudah mempelajari kebudayaan yang ada di indonesia,   oleh karena itu tak hanya masyarakat setempat yang  dapat mewarisi atau melestarikan budaya tersebut, namun kita yang keberadaanya jauh dari wilayah kebudayaan itu tetap bisa turut serta dalam melestarikannya. 

(sumber: aminoapps.com)
(sumber: aminoapps.com)
Tidak hanya kebudayaan kita yang tersebar di dunia, kembali pada kata globalilasi yang berarti menyeluruh, yang berarti kebudayaan dari luar sana pun dapat dengan mudahnya kita ketahui, berbagai macam kebudayaan di dunia ini terakses dan masuk ke dalam negeri.

Keunikan dari kebudayaan orang lain telah membutakan sebagian masyarakat akan budaya milik mereka sendiri, hal ini mengakibatkan berkurangnya rasa etnosentrisme pada sebagian masyarakat. Tidak dipungkiri ketika hal ini terjadi kita banyak kehilangan pewaris kebudayaan itu sendiri, bahkan sudah tidak sedikit kasus akan kebudayaan yang kita miliki di akuisisi oleh negara lain.

interior-distro-5ae77c80f13344620f4ae152.jpg
interior-distro-5ae77c80f13344620f4ae152.jpg
Melakukan Bisnis atau berdagang yang biasa orang - orang lakukan hanya menjajakannya di tempat, pada era global ini kita dimudahkan dalam mempromosikan produk yang kita miliki,tidak perlu bersusah payah menawarkan kesana - kemari karena dengan mudah dan santainya kita bisa menjual produk dan mempromosikannya keseluruh plosok negri bahkan hingga ke manca negara.

Para konsumen pun tidak di repotkan untuk datang ke toko, cukup meilhat dan mencocokkan produk yang mereka inginkan, produk tersebut bisa langsung di pesan dan diantar kepada konsumen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun