"Kita adalah apa yang kita makan" apakah anda pernah mendengar istilah tersebut?
Orang sering mengaitkan istilah tersebut dengan fisik yang kita miliki, namun sebenarnya dalam pikiran pun makanan juga sangat bisa mempengaruhi cara kerjanya karena otak tidak hanya mentenagai fisik kita namun juga otak kita dalam mempengaruhi perasaan kita. Jelas sekali bahwa, otak kita selalu aktif. karena memang tugasnya untuk menjaga pikiran dan gerakan kita, pernapasan dan detak jantung kita, dan indra kita. Otak bekerja keras 24/7, bahkan saat kita sedang tertidur sekalipun. Ini berarti otak kita membutuhkan pasokan bahan bakar secara terus-menerus. Bahan bakar tersebut berasal dari makanan yang kita makan dan kandungan bahan bakar itu membuat perbedaan yang cukup signifikan. Sederhananya, apa yang Anda makan secara langsung memengaruhi struktur dan fungsi otak kita, dan pada akhirnya suasana hati kita juga.Â
Manusia sangat dipengaruhi oleh kualitas makanan yang dimakannya, apabila kita memberi makanan-makanan yang berkualitas ke tubuh kita maka efek yang diberikannya kepada tubuh dan perasaan kita juga akan berkualitas. Contohnya apabila makanan yang kita makan tidak sehat seperti Ultra Processed Food (UPF) yaitu makanan yang telah diproses secara ekstensif, atau sangat diproses, dengan menambahkan bahan aditif dalam skala besar. Bahan aditif ini dapat berupa garam, gula, bahan pengawet, perisa buatan, atau pewarna. UPF juga dapat diubah dari bentuk aslinya melalui proses seperti pemanasan, pasteurisasi, pengalengan, dan pengeringan yang dimana bisa memberikan efek negatif kepada suasana hati kita karena UPF sebelumnya telah dikaitkan langsung dengan 32 efek kesehatan yang berbahaya dalam sebuah penelitian yang dilakukan British Medical Journal yang menunjukkan bahwa paparan UPF dapat meningkatkan risiko kanker, kesehatan mental yang buruk, diabetes tipe 2 dan bahkan kematian dini.
Apabila berbicara mengenai hubungan suasana hati kita dengan makanan yang kita makan kita perlu tahu seberapa banyak reseptor hormon serotonin yang bertanggung jawab dalam mempengaruhi suasana hati. Dalam suatu penelitian psikiatri nutrisi yang relatif baru, para pasien dituntut untuk memahami bagaimana kesehatan usus dan pola makan dapat memengaruhi suasana hati mereka secara positif atau negatif. Dalam suatu kasus ketika seorang diberikan obat antidepresan, efek yang sangat bisa terlihat pada banyak orang yaitu mual, diare, atau masalah pencernaan untuk sementara yang disebabkan karena adanya komunikasi dua arah anatomis dan fisiologi antara usus dan otak melalui saraf vagus. Gut-Brain Axis (GBA) yaitu jaringan komunikasi dua arah yang menghubungkan sistem saraf enterik dan pusat seperti kasus obat antidepresan tadi memberi kita pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara pola makan dan penyakit, termasuk depresi dan kecemasan.
Oleh karena itu mulai dari sekarang mulailah untuk memperhatikan makanan yang akan kita makan kedepannya bahkan dalam jangka panjang demi menjaga kesehatan otak kita agar kita bisa mengontrol perasaan kita dengan lebih baik. Cobalah untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat kedepannya dalam jangka waktu beberapa minggu dan lihat bagaimana pengaruhnya terhadap suasana hati yang kita miliki.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H