Suatu hari amirul mukminin umar bin abdul aziz ingin mengangkat seorang qhadi (hakim) dibashrah yang akan menghukum dengan hukum allah tanpa getar dan gila pujian, pilihannya terjatuh pada dua calon yang sama-sama tangguh, hingga sulit dipastikan mana yang lebih layak dipastikan sebagai qhadi mereka berdua adalah iyas bin muawiyah dan al-qosim bin rabi'ah, khalifahpum mengamanahkan gubernur irak adi bin arthah untuk memutuskannya
Adi lalu mempertemukan iyas dan alqosim untuk berembug siapa, siapa dari keduanya yang sanggup menjadi qhadi, tapi keduanya sama-sama ingin menghindar, iyas menganggap al-qosim lebih utama sedangkan al-qosim memandang bahwa iyas lebih utama darinya, masing-masing menyebutkan keutamaan ilmu dan kefaqihan rekannya, karena belum ada titik terang adi berkata kalian tidak boleh keluar dari sini sebelum kalian memutuskannya,
"Wahai amir, anda bisa menanyakan diriku dan al-qosim kepada dua fuqahaa irak ternama yaitu hasan al-basri dan muhammad bin sirrin, keduanyalah yang paling mampu membedakan antara kami berdua." iyas mengatakan seperti itu dikarenakan al-qosim merupakan murid dari kedua ulama tersebut, sedangkan iyas sendiri tidak memiliki hubungan apa-apa dengan mereka, al-qosim memahami siasat iyas kalau pemimpin itu bermusyawarah dengan kedua orang itu, tentulah ia akan memilih ia dan buka iyas, maka ia segera menoleh kepada adi dan berkata,
"Wahai amir janganlah anda menanyakan perihal kepada siapapun, demi allah yang tiada tuhan selainnya iyas lebih mengerti tentang agama allah dari pada aku dan ia lebih mampu untuk menjadi hakim, bila aku bohong dalam sumpahku ini maka tidak patut anda memilihku karena itu berarti memberikan jabatan kepada orang yang cacat, bila aku jujur anda tidak boleh mengutamakan yang lebih rendah sedangkan disini ada yang lebih utama."
Iyas lalu berpaling kepada amir dan berkata "wahai amir anda memanggil orang untuk menjadi hakim, ibaratnya anda meletakkan ia ditepi jahannam, lalu orang itu hendak menyelamatkan dirinya dari sumpah palsu yang ia bisa menebus sumpah itu dan selamatlah ia dari apa yang ditakutinya
Maka adi pun berkata kepada iyas " orang yang berpandangan seperti dirimu inilah yang layak untuk menjadi hakim " lalu diangkatlah iyas sebagai qadhi di bashrah
wallahu a'lam bisshawab
walhamdulillahi rabbil alamin
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI