Mohon tunggu...
Muhammad Abdul Majid
Muhammad Abdul Majid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Saya adalah seorang mahasiswa di perguruan tinggi, saya memiliki hobi bermain game dan memiliki minat mengenai Pendidikan, konten yang saya buat adalah mengenai Pendidikan di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kurikulum Terbaru yang Dapat Mendorong Kreativitas dan Inovasi Generasi Muda

25 Oktober 2023   10:46 Diperbarui: 25 Oktober 2023   15:59 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis: Muhammad Abdul Majid (mahasiswa PGSD Semester 3 Universitas Negeri Semarang) dan  Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.P (Dosen PGSD FIPP Universitas Negeri Semarang)/ Dok pribadi

Pendidikan adalah landasan penting dalam peradaban manusia, membentuk individu-individu menjadi agen perubahan yang mampu menghadapi dan memecahkan tantangan-tantangan kompleks di dunia ini. Tanpa pendidikan, kita kehilangan akses ke pengetahuan, keterampilan, dan wawasan yang memberdayakan kita untuk berpikir kritis, berpartisipasi dalam masyarakat, dan mencapai potensi penuh dalam kehidupan kita. Selain itu, pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk nilai-nilai dan etika yang membantu menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan. Oleh karena itu, perlunya pendidikan tidak hanya sebagai hak dasar, tetapi juga sebagai investasi strategis dalam masa depan individu, komunitas, dan dunia secara keseluruhan.

Dalam implementasi pendidikan, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan pilar penting dalam pengaturan pendidikan di Indonesia. Di dalamnya terdapat landasan penting yang mengatur hak dan kewajiban pendidikan, memberikan arah bagi pengembangan sistem pendidikan, dan mengukuhkan pendidikan sebagai instrumen utama dalam pembangunan negara. UU ini bukan hanya mengakui pentingnya hak pendidikan bagi semua warga, tetapi juga menciptakan dasar hukum yang memastikan kualitas, relevansi, dan keberlanjutan pendidikan.

Dalam hal ini pemerintah memiliki peran penting dalam pengembangan kurikulum pendidikan. Mereka bertanggung jawab untuk merumuskan standar pendidikan nasional, mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, dan mengarahkan perkembangan kurikulum yang relevan dengan tuntutan zaman. Selain itu, pemerintah juga dapat menyediakan sumber daya finansial dan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung implementasi kurikulum tersebut. Dengan melibatkan para ahli pendidikan, guru, dan pemangku kepentingan lainnya, pemerintah dapat memastikan bahwa kurikulum yang dikembangkan akan membantu menciptakan generasi muda yang terampil, berwawasan luas, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Untuk itu pemerintah sedang berupaya mengembangkan kurikulum terbaru yang lebih efektif dari kurikulum-kurikulum terdahulunya.

Baru-baru ini, pemerintah Indonesia memperkenalkan Kurikulum Merdeka, yaitu sebuah inovasi kurikulum yang dirancang untuk merombak pendekatan kurikulum nasional yang dinilai kaku dan kurang fleksibel. Kurikulum Merdeka menonjolkan fleksibilitas dan memberikan keleluasaan bagi para guru dalam menggunakan berbagai alat pengajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Alasan di balik penetapan Kurikulum Merdeka oleh pemerintah meliputi upaya untuk mengatasi kekurangan yang ada dalam Kurikulum 2013, memberikan kewenangan kepada sekolah dalam menentukan jadwal pelajaran, fokus pada pemahaman materi inti, dan memberi otonomi kepada lembaga pendidikan untuk memilih antara Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, atau Kurikulum Merdeka. Diharapkan Kurikulum Merdeka akan merangsang kreativitas dan inovasi siswa, serta mempersiapkan mereka menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan dinamis.

Kurikulum Merdeka merupakan upaya pemerintah dalam menciptakan generasi muda yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi. Beberapa faktor yang mendukung kemampuan siswa dalam berinovasi dan berkreativitas melalui Kurikulum Merdeka termasuk memberikan ruang bagi mereka untuk mengembangkan ide-ide inovatif, fokus pada pemahaman materi esensial, dan memberikan kebebasan kepada sekolah untuk memilih. Selain itu, Kurikulum Merdeka juga bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang mendorong inovasi, pemikiran kritis, dan kolaborasi di antara siswa. Implementasinya melibatkan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat, menjadi faktor penting dalam suksesnya Kurikulum Merdeka. Dengan memberikan siswa kebebasan dalam mengatur pembelajaran mereka sendiri, Kurikulum Merdeka memberikan pendidikan yang inklusif, adaptif, dan relevan bagi setiap individu. Selain itu, Kurikulum Merdeka menempatkan peserta didik sebagai fokus utama, sehingga dapat berperan penting dalam menciptakan generasi muda yang kreatif dan inovatif.

Meskipun Kurikulum Merdeka adalah sebuah inisiatif yang memiliki tujuan yang terarah, saya merasa perlu untuk mengungkapkan beberapa ketidakpastian yang mungkin terjadi dalam pelaksanaannya. Ada beberapa masalah yang muncul dalam menjalankan Kurikulum Merdeka yang perlu kita cermati. Salah satu permasalahan yang paling mencolok adalah kesulitan dalam mengevaluasi sejauh mana pencapaian pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas, menyusun alat penilaian yang relevan, dan mengembangkan Modul Ajar yang efektif juga merupakan tantangan yang patut diperhatikan. Guru-guru juga menghadapi kesulitan dalam menentukan metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka, memanfaatkan teknologi dengan maksimal, serta memperoleh sumber materi ajar yang memadai. Penggunaan metode dan media pembelajaran yang efektif juga menjadi masalah tersendiri.

Masalah lain yang perlu kita hadapi adalah kompleksitas dalam merancang materi ajar, menentukan proyek kelas yang sesuai, mengalokasikan waktu yang cukup untuk pembelajaran berbasis proyek, dan merumuskan metode asesmen yang cocok dalam pembelajaran berbasis proyek. Selain itu, keterbatasan sarana dan prasarana, seperti ketersediaan buku ajar yang terbatas di beberapa daerah, juga menjadi hambatan yang perlu diatasi. Kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat adalah faktor penting dalam menjalankan Kurikulum Merdeka.

Karena itulah, adalah suatu keharusan bagi kita untuk secara cermat dan terstruktur mencari solusi-solusi inovatif yang dapat mengatasi setiap kompleksitas yang muncul dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Hanya melalui pendekatan yang hati-hati dan kerja sama yang kokoh, kita akan mampu memastikan bahwa Kurikulum Merdeka dapat berjalan sukses dan memenuhi tujuannya yang luhur, yaitu untuk menginspirasi kreativitas dan inovasi di kalangan siswa, sehingga generasi muda kita menjadi pionir-pionir masa depan yang berdaya saing tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun