Mohon tunggu...
Muhammad AbdulAziz
Muhammad AbdulAziz Mohon Tunggu... Lainnya - Pemuda Berwibawa

Menggapai ridho orang tua

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

One Frequency

23 Februari 2021   23:59 Diperbarui: 24 Februari 2021   00:04 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Tiba saatnya dimana hari hari ku menyendiri tanpa adanya support system dari arah mana pun. Daripada aku meratapi hari ini yang sedih, aku putuskan untuk melihat album kenangan kenangan indah,manis, dan tidak ada duanya. ketika aku melihat album tersebut, banyak sekali memori indah yang membuatku tersenyum sendirian. Aku tertawa dan bahkan merasa geli melihat kenangan tingkah aku dan secreet person. Tapi keren juga diriku yang dulu bisa menjadi special person.

Foto itu banyak di ambil pada saat aku berada di bangku sekolah menengah atas. Tetapi aku tiba tiba tertuju pada satu foto yang membuat aku teringat foto itu merupakan foto secreet person yang sudah lama aku tidak berjumpa dengan nya, jangankan bertemu, komunikasi pun sepertinya suatu hal yang nihil dan hanya bisa mengingatnya saja sehingga aku mengingat kejadian waktu pertama kita bertemu kita dekat dan kita tertawa bersama.

Waktu itu, Sabtu pukul 05.30 aku dalam keadaan rapih, ganteng dan wangi  berpamitan kepada ibu dan ayahku untuk mengikuti suatu perlombaan. Dengan semangat, aku pergi menuju titik kumpul yang telah ditentukan oleh guru pembina lomba aku yang akan mengantarkanku ke tempat perlombaan. Oh iya, pada saat itu aku masih menjadi anak bawang di sekolahku. Di titik kumpul, seperti biasa aku datang paling awal, aku harus menunggu peserta lomba lainnya dari sekolahku. Tidak lama kemudian peserta lomba dari sekolahku mulai berdatangan, termasuk secreet person itu.

Aku sangat percaya dengan pandangan pertama aku ke secreet person itu adalah orang yang baik, pintar, sopan, dan tentunya tulus hatinya. selama di perjalanan, mata dan hatiku selalu tertuju kepadanya dan sepertinya menolak untuk berpaling pandangan darinya. Oh iya, umur dia 10 bulan lebih tua daripada diriku. 2 hari setelah lomba selesai, aku dan timku di panggil ke depan pada saat upacara, karena diriku yang berhail menjuarai lomba hari Sabtu lalu. setelah upacara selesai, aku lanjut mencari informasi tentang dirinya, dan di dapat lah informasi tentang nama dia dan nomor kontaknya. aku sering berkomunikasi dengan secreet person itu melalui aplikasi pesan online.

Tidak terasa, 1 tahun lebih kami tidak kembali melakukan komunikasi lagi (lost contact) semenjak ngobrol singkat setelah mendapat nomor kontaknya. Saat aku sudah menjadi paling senior di sekolah itu, dan secreet person baru saja menjadi purna dari SMA, komunikasi itu kembali terjalin dengan sendirinya atas izin Yang Maha Kuasa. Kami melakukan komunikasi dari nol hingga sampai mempunyai panggilan yang bisa menggetarkan hati.

Hingga pada saatnya tiba, kami mulai menemukan berbagai masalah yang harus kita komunikasikan secara serius. "ay, aku merasa cocok banget berjuang sama kamu, kita satu frekuesi, tapi kalau aku liat, kita ini sepertinya gak imbang" ujar secreet person. "masalah umur? cuma beda 10 bulan tidak terlalu jauh" ucapku.

Beberapa minggu berlalu kita lewati dengan hati penuh cemas, semakin berdatangan pula orang orang yang mengusik ikatan kita. Kita masih yakin  bahwa kita bisa melewati masa masa ini. Hingga pada akhirnya aku memutuskan untuk tidak terlalu terikat cinta dengan secreet person itu, aku memilih untuk memantaskan diri aku terlebih dahulu, mencari ilmu nya terlebih dahulu, karena kalimat sakinnah mawahdah warohmah itu gampang diucapkan tetapi sulit untuk dilaksanakan. Kami sekarang sepakat untuk saling memantaskan diri terlebih dahulu, menjaga hati untuk secreet person, dan saling menjaga kepercayaan terhadap sesama, demi menjemput dengan halal.

Kisah ini mengingatkan kita terhadap kisah Zulaikha dengan Nabi Yuuf A.S, pada saat Zulaikha mengejar cinta Nabi Yusuf, Allah SWT menjauhkan Nabi Yusuf darinya, dan pada saat Zulaikha mengejar cinta Allah SWT, Allah dekatkan Nabi Yusuf dengannya.

TAMAT
Terima Kasih, (penulis: Muhammad Abdul Aziz)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun