Mohon tunggu...
Muhammad Abdee Praja Mukti
Muhammad Abdee Praja Mukti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sastra Inggris UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Jurnalis and Photography

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relevansi dan Aplikasi Hadist dalam Mengatasi Insecurity

8 Januari 2024   20:01 Diperbarui: 8 Januari 2024   20:23 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Kitty Triyani, Luthfiyah Widianingsih, Muhammad Abdee Praja Mukti

Dosen Pembimbing Mata Kuliah : Ibu Tenny Sudjatnika, M.Ag.

Abstrak

Perasaan tidak percaya diri sedang marak dirasakan oleh orang-orang, terutama remaja. Salah satu adalah insecurity. Insecurity menjadi fenomena psikologis yang memengaruhi individu dalam berbagai hal. Sebagai seorang muslim, perasaan insecure berlawanan dengan konsep syukur yang selalu ditekankan dalam Islam. Maka dibuatlah penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui relevansi dari pengaplikasian hadits dalam mengatasi insecurity. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dan metode study literature. Setelah melakukan penelitian melalui penyebaran kuesioner dapat disimpulkan bahwa penerapan hadits dalam mengatasi insecurity dapat dikatakan efektif.

A. PENDAHULUAN

   Insecurity merupakan sebuah fenomena psikologis yang memengaruhi individu dalam berbagai bentuk. Hal ini telah menjadi perhatian utama dalam pemahaman tentang kesejahteraan psikologis manusia. Insecurity, dalam segala kompleksitasnya, tidak hanya memengaruhi individu tetapi juga struktur sosial masyarakat. Pengalaman ini terkadang menjadi batu sandungan bagi pertumbuhan pribadi, menghambat kepercayaan diri, dan memengaruhi interaksi sosial. Dalam upaya menghadapi insecurity ini, pendekatan yang terintegrasi antara nilai-nilai agama dan konsep psikologis modern menjadi semakin relevan.

   Kajian literatur terdahulu menunjukkan bahwa psikologi modern telah mengidentifikasi insecurity sebagai kondisi yang melekat dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dari insecurity akan kemampuan diri hingga keraguan akan hubungan sosial, dampaknya bisa sangat merugikan bagi kesejahteraan mental individu. Banyak kerangka kerja psikologis seperti teori self-esteem, self-efficacy, dan teori attachment yang memperkuat pemahaman tentang kompleksitas insecurity dalam psikologi individu.

   Sementara itu, kajian keagamaan, khususnya dalam Islam, telah menyoroti nilai-nilai yang terkandung dalam hadits Nabi Muhammad SAW sebagai sumber hikmah dan panduan moral dalam menghadapi insecurity. Meskipun penelitian tentang aplikasi hadits dalam mengatasi insecurity belum sepenuhnya tergali secara komprehensif, ada titik temu yang menarik antara nilai-nilai dalam hadits dan konsep-konsep psikologis modern yang menjanjikan dalam upaya peningkatan kesejahteraan psikologis.

   Sementara itu, kajian keagamaan, khususnya dalam Islam, telah menyoroti nilai-nilai yang terkandung dalam hadits Nabi Muhammad SAW sebagai sumber hikmah dan panduan moral dalam menghadapi insecurity. Meskipun penelitian tentang aplikasi hadits dalam mengatasi insecurity belum sepenuhnya tergali secara komprehensif, ada titik temu yang menarik antara nilai-nilai dalam hadits dan konsep-konsep psikologis modern yang menjanjikan dalam upaya peningkatan kesejahteraan psikologis.

   Pernyataan kebaruan ilmiah dari artikel ini terletak pada penyelidikan yang lebih mendalam tentang relevansi dan aplikasi hadits dalam mengatasi insecurity, yang membentang dari landasan teoritis psikologis hingga pengaplikasian nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari. Sementara kajian literatur terdahulu telah membahas kedua bidang secara terpisah, sedikit usaha yang telah dilakukan untuk menyatukan pemahaman ini dan menjelajahi kemungkinan titik temu atau penggabungan konsep-konsep ini untuk mengatasi insecurity.

   Dengan demikian, dalam konteks ini, permasalahan penelitian atau hipotesis dari artikel ini adalah untuk menyelidiki relevansi nilai-nilai dalam hadits untuk mengatasi insecurity, serta untuk menguji secara praktis bagaimana penerapan nilai-nilai ini dapat membantu memperkuat kemandirian psikologis individu dalam menghadapi insecurity.

B. METODE PENELITIAN

   Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan metode studi literatur. Metode kuantitatif adalah jenis penelitian yang menggunakan statistika melalui riset survei dengan skala cukup besar, kemudian mengumpulkan data menggunakan kuesioner. Sedangkan metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian (Zed, 2008:3).

   Kelompok pada penelitian ini adalah remaja yang berusia 18-21 tahun yang beragama Islam. Kelompok pada penelitian ini berjumlah 30 orang. Sampel pada suatu penelitian diambil menggunakan kuesioner yang disebar melalui google form.


C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pandangan Hadits terhadap Insecure

Pandangan hadits terhadap insecure dalam Islam menekankan pentingnya untuk tidak merendahkan diri sendiri dan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah. Hadits pun sudah memberi tahukan cara menghilangkan perasaan insecure dengan bersyukur dan menerima apa yang telah dimiliki. Misalnya seperti hadits riwayat Bukhari dan Muslim di bawah ini:

Rasulullah SAW pernah bersabda.

اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ 

Artinya: "Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu," (HR. Bukhari dan Muslim).

Atau contoh lainnya, hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ  

Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik dan harta kalian tetapi Ia melihat hati dan amal kalian".

   Hadist diatas menyampaikan pesan bahwa nilai seseorang di mata Allah bukanlah ditentukan oleh penampilan fisik atau kekayaan materi, tetapi lebih pada kebaikan hati dan perbuatan baik yang dilakukan seseorang. Ini menekankan bahwa aspek internal seseorang, seperti kebaikan hati, keikhlasan, niat yang tulus, dan perbuatan baik yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, lebih penting di mata Allah daripada penampilan luar atau kekayaan materi.

   Dalam Islam, penting untuk memperhatikan bahwa nilai seseorang tidak tergantung pada penampilan fisik atau harta benda, tetapi lebih pada kualitas moral, niat baik, dan amal perbuatan yang dilakukan dengan ketulusan hati serta keikhlasan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama makhluk-Nya.

2. Hasil Penelitian

   Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian yang meliputi tingkat relevansi pengaplikasian hadits dan juga keefektifannya dalam mengatasi perasaan insecure. Data demografi sampel yang diperoleh dari hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Table 1

Data demografi sample penelitian

Sumber : Dokumen Pribadi Penulis
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis

   Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa jumlah responden atau sample terbanyak adalah perempuan sebanyak 23 responden atau 76,7%, sedangkan jumlah responden atau sample paling sedikit adalah laki-laki sebanyak 7 responden atau 23,3%. Data tersebut sama dengan data responden berdasarkan usia yang mana responden paling sedikit berada di usia 21 tahun, sedangkan responedn terbanyak berada di usia 20 tahun.

Tingkat Relevansi dan Keefektifan Hadis dalam Mengatasi Insecure

Diagram 1

Sumber : Dokumen Pribadi Penulis
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis

   Berdasarkan kuisioner "Seberapa sering anda merasa insecure / merasa kekurangan?" pada responden, pada kuisioner ini sebagian besar responden mengalami insecure secara kadang- kadang dan juga sering, keduanya memiliki jumlah yang sama yaitu 11 orang (36,7% dari total responden). Responden yang merasa sangat sering mengalami insecure sebanyak 2 orang (2,7% dari total responden). Sisanya yaitu responden yang tidak pernah mengalami insecure sebanyak 0 orang (0% dari total reponden).

  Diagram 2

Sumber : Dokumen Pribadi Penulis
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis

   Berdasarkan kuisioner "Apakah perasaan insecure/merasa kekurangan tersebut memengaruhi kesehatan mental Anda?", pada kuisioner ini sebagian besar responden merasakan bahwa insecure sedikit memengaruhi kesehatan mental, respondennya berjumlah
17 orang (56,7% dari total responden). Responden yang merasa bahwa insecure sangat memengaruhi kesehatan mental berjumlah 6 orang (23,3% dari total responden). Sisanya yaitu responden yang tidak merasa bahwa insecure dapat memengaruhi mental sebanyak 7 orang (23,3% dari total reponden).

Diagram 3

Sumber : Dokumen Pribadi Penulis
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis

   Berdasarkan kuisioner "Apakah Anda percaya bahwa ajaran-ajaran dalam hadits memiliki hubungan dalam mengatasi perasaan insecure/merasa kekurangan?", pada kuisioner ini sebagian besar responden merasa sangat percaya bahwa hadits dapat mengatasi perasaan insecure, respondennya berjumlah 21 orang (70% dari total responden). Responden yang merasa percaya bahwa hadits dapat mengatasi perasaan insecure berjumlah 9 orang (30% dari total responden). Sisanya yaitu responden yang tidak merasa percaya sebanyak 0 orang (0% dari total reponden).

Diagram 4

Sumber : Dokumen Pribadi Penulis
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis

   Berdasarkan kuisioner "Menurut Anda, apakah penggunaan hadits dalam mengatasi perasaan insecure/merasa kekurangan dapat membantu meningkatkan kesehatan mental individu Muslim?", pada kuisioner ini sebagian besar responden merasa bahwa hadits membantu dalam mengurani perasaan insecure yang berjumlah sebanyak 17 orang (56,7% dari total responden). Responden yang merasa hadist sangat membantu berjumlah percaya bahwa hadits dapat mengatasi perasaan insecure berjumlah 9 orang (30% dari total responden). Sisanya responden yang merasa hadist kurang membantu berjumlah 4 orang (13,3% dari total responden).

Diagram 5

Sumber : Dokumen Pribadi Penulis
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis

   Berdasarkan kuisioner "Apakah Anda mengenal hadits yang menginspirasi Anda dalam mengatasi perasaan insecure/merasa kekurangan?", pada kuisioner ini sebagian besar responden merasa mengenal beberapa hadits yang sangat menginspirasi, respondennya berjumlah 12 orang (40% dari total responden). Responden yang merasa mengenal beberapa hadits namun belum terlalu menginspirasi berjumlah 11 orang (36,7% dari total responden). Sisanya responden yang tidak mengenal hadits yang menginspirasi berjumlah 7 orang (23,3% dari total responden).

Diagram 6

Sumber : Dokumen Pribadi Penulis
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis

   Berdasarkan kuisioner "Bagaimana Anda merespon hadits yang mendorong untuk bersyukur dalam kehidupan sehari-hari? Apakah hal ini membantu Anda dalam mengelola perasaan insecure/merasa kekurangan?", pada kuisioner ini sebagian besar responden merasa terbantu, responden yang merasa terbantu namun merasa tidak mengurangi perasaan insecure, dan responden yang merasa sangat terbantu dam membuatnya lebih tenang dan terkendali, keduanya memiliki jumlah yang sama yaitu berjumlah 15 orang (50% , 50% dari total responden).

Diagram 7

Sumber : Dokumen Pribadi Penulis
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis

   Berdasarkan kuisioner "Seberapa sering Anda merujuk pada ajaran-ajaran dari hadits dalam menghadapi situasi yang membuat Anda merasa insecure?", pada kuisioner ini sebagian besar responden merasa sering merujuk pada ajaran-ajaran dari hadits dalam menghadapi perasaan insecure, respondennya sebanyak 18 (60% dari total responden). responden yang jarang mengacu pada hadits dalam menghadapi perasaan insecure berjumlah 6 orang (20% dari total responden). Responden yang merasa Kadang-kadang merujuk pada hadits dalam menghadapi insecure tergantung pada situasi atau kondisi tertentu berjumlah 4 orang (13,3% dari total responden). Sisanya responden yang merasa Tidak pernah menggunakan hadits sebagai cara untuk menghadapi perasaan insecure berjumlah 2 orang (6,7% dari total responden).

   Berdasarkan hasil penelitian dari 30 sampel responden, setiap responden pernah mengalami insecure, dan setiap responden kebanyakan menghadapi perasaan insecure tersebut dengan merujuk pada hadits-hadist yang mengajarkan kita sebagai manusia untuk tidak perlu merasa insecure, karena sesungguhnya allah menyukai orang-orang yang mencintai dirinya, dan bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepadanya.

C. SIMPULAN

   Simpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa terdapat relevansi atau hubungan antara pengaplikasian hadits dalam mengatasi perasaan insecure. Insecure juga dapat memengaruhi kesehatan atau kesejahteraan mental seseorang. Pengaplikasian hadits dalam mengatasi perasaan insecure terhitung sangat efektif.

   Berdasarkan hasil penelitian dari 30 sampel responden, setiap responden pernah mengalami insecure, dan setiap responden kebanyakan menghadapi perasaan insecure tersebut dengan merujuk pada hadits-hadist yang mengajarkan kita sebagai manusia untuk tidak perlu merasa insecure, karena sesungguhnya allah menyukai orang-orang yang mencintai dirinya, dan bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepadanya.

DAFTAR PUSTAKA

Annisa, D. F., & Ifdil. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia (Lansia).

Konselor, 93-99.

Permatasari, R. F., Hidayati, R. N., Apriani, I. D., & Zulkifli, M. (2017). I POSITIVE

UNTUK MENGURANGI INFERIORITY FEELING. Psikostudia: Jurnal Psikologi, 42-49.

Purwadi, P. &. (2016). Hubungan antara Religiusitas dengan Kepercayaan Diri. Al-Qalb: Jurnal Psikologi Islam, 1-7.

Qatrunnada, J. I., Firdaus, S., Karnila, S. D., & Romli, U. (2022). Fenomena Insecurity di Kalangan Remaja dan Hubungannya dengan 

Pemahaman Aqidah Islam. Jurnal Pendidikan Islam, 139-152.

Sipayung, K. T. (-). PERSONALITY TYPE AND TRANSLATION IDEOLOGY OF THE FIFTH SEMESTER STUDENTS AT ENGLISHLANGUGE 

EDUCATION IN UNIVERSITY OF HKBP NOMMENSEN MEDAN. Jurnal Suluh Pendidikan , 26- 36.

Surawan, & DLT, S. A. (2022). IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENCEGAH INSECURITY PADA 

SISWA SMAN 01 PALANGKA RAYA. Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, 260-269.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun