Mohon tunggu...
Muhammad Abdee Praja Mukti
Muhammad Abdee Praja Mukti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sastra Inggris UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Jurnalis and Photography

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relevansi dan Aplikasi Hadist dalam Mengatasi Insecurity

8 Januari 2024   20:01 Diperbarui: 8 Januari 2024   20:23 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Dengan demikian, dalam konteks ini, permasalahan penelitian atau hipotesis dari artikel ini adalah untuk menyelidiki relevansi nilai-nilai dalam hadits untuk mengatasi insecurity, serta untuk menguji secara praktis bagaimana penerapan nilai-nilai ini dapat membantu memperkuat kemandirian psikologis individu dalam menghadapi insecurity.

B. METODE PENELITIAN

   Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan metode studi literatur. Metode kuantitatif adalah jenis penelitian yang menggunakan statistika melalui riset survei dengan skala cukup besar, kemudian mengumpulkan data menggunakan kuesioner. Sedangkan metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian (Zed, 2008:3).

   Kelompok pada penelitian ini adalah remaja yang berusia 18-21 tahun yang beragama Islam. Kelompok pada penelitian ini berjumlah 30 orang. Sampel pada suatu penelitian diambil menggunakan kuesioner yang disebar melalui google form.


C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pandangan Hadits terhadap Insecure

Pandangan hadits terhadap insecure dalam Islam menekankan pentingnya untuk tidak merendahkan diri sendiri dan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah. Hadits pun sudah memberi tahukan cara menghilangkan perasaan insecure dengan bersyukur dan menerima apa yang telah dimiliki. Misalnya seperti hadits riwayat Bukhari dan Muslim di bawah ini:

Rasulullah SAW pernah bersabda.

اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ 

Artinya: "Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu," (HR. Bukhari dan Muslim).

Atau contoh lainnya, hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun