Dengan demikian, dalam konteks ini, permasalahan penelitian atau hipotesis dari artikel ini adalah untuk menyelidiki relevansi nilai-nilai dalam hadits untuk mengatasi insecurity, serta untuk menguji secara praktis bagaimana penerapan nilai-nilai ini dapat membantu memperkuat kemandirian psikologis individu dalam menghadapi insecurity.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan metode studi literatur. Metode kuantitatif adalah jenis penelitian yang menggunakan statistika melalui riset survei dengan skala cukup besar, kemudian mengumpulkan data menggunakan kuesioner. Sedangkan metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian (Zed, 2008:3).
Kelompok pada penelitian ini adalah remaja yang berusia 18-21 tahun yang beragama Islam. Kelompok pada penelitian ini berjumlah 30 orang. Sampel pada suatu penelitian diambil menggunakan kuesioner yang disebar melalui google form.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pandangan Hadits terhadap Insecure
Pandangan hadits terhadap insecure dalam Islam menekankan pentingnya untuk tidak merendahkan diri sendiri dan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah. Hadits pun sudah memberi tahukan cara menghilangkan perasaan insecure dengan bersyukur dan menerima apa yang telah dimiliki. Misalnya seperti hadits riwayat Bukhari dan Muslim di bawah ini:
Rasulullah SAW pernah bersabda.
اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ
Artinya: "Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu," (HR. Bukhari dan Muslim).
Atau contoh lainnya, hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah: