Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf
Muhammad Yusuf Mohon Tunggu... -

Muhammad Yusuf adalah seorang internet marketer & trainer motivasi dengan spesialisasi training yaitu revolusi kesadaran, melakukan rekondisi alam bawah sadar agar setiap orang bisa melakukan pencapaian tertinggi dalam hidup yaitu sukses - kaya - bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

ORANG TUA MENCINTAI ANAKNYA DENGAN CARANYA, SEORANG ANAK MENERIMA CINTA ORANG TUA MELALUI PILIHANNYA

7 September 2011   16:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:09 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang tua mencintai anaknya dengan caranya, seorang anak menerima cinta orang tua melalui pilihannya. Mungkin rekan-rekan banyak yang bingung apa maksud judul tulisannya ya ? tulisan ini saya buat karena saya mendapatkan inspirasi ketika hari minggu kemarin saya berkunjung kerumah orang tua saya, lalu saya berbincang-bincang dengan Ibu saya, didalam perbincangan saya dengan ibu saya, saya tersadar bahwa ternyata saat ini saya sudah begitu mengalami kemajuan yang besar mengenai hubungan saya dengan orang tua saya.


Saya ingat sekali dulu pada saat jaman saya kuliah saya jarang sekali pulang kerumah, selain saya cape pulang pergi depok - rawasari, alasan terbesar saya jarang pulang adalah saya tidak menemukan suatu alasan yang penting kenapa saya harus pulang kerumah, karena jika saya pulang pun tidak ada hal yang menarik, dirumah saya paling hanya nonton TV dan tidur, dan yang paling membuat saya enggan pulang kerumah adalah, sesampainya dirumah biasanya ibu saya akan bercerita keluh kesah kepada saya, dan bapak saya akan mengomentari hal-hal yang negatif tentang kegiatan saya, intinya adalah sesampainya dirumah saya tidak menemukan kesenangan dan kebahagiaan dirumah.


Saya ingat sekali kalau dulu saya sangat sering sekali bertengkar dengan Bapak saya, saya sama sekali tidak bisa melihat sisi positif bapak saya, saya merasa bapak saya terlalu egois, dia hanya berfikir tentang dirinya sendiri, dia tidak pernah berfikir bagaimana mendidik anak dengan baik, tidak mengerti perasaan anak, selalu berkomentar negatif dan sama sekali tidak pernah memberikan penghargaan kepada anak, jarang memberikan support materil maupun moril, sikapnya yang terlalu mengatur, sehingga kita harus menuruti apa keinginannya tanpa dia melihat dan mau untuk mengerti apa yang saya inginkan. Saya juga ingat dulu saya pernah sama sekali tidak berbicara dan bertegur sapa selama hampir lebih dari 3 bulan. Ketika dirumah saya dan bapak saya seperti orang asing, sayapun sudah tidak melihat sama sekali ada kewibawaan pada sosok bapak saya. Dan akhirnya saya menganggapnya seperti ada dan tiada, yang paling ekstrim adalah, saya pernah mengalami suatu kejadian dimana saya sangat membutuhkan bantuannya tetapi saya melihat bapak saya tidak bisa membantu banyak, sampai pada titik dihati saya saya berkata, kalo seperti ini ngapain saya punya bapak, intinya saya banyak menyimpan kebencian kepada bapak saya.


Tapi saat ini semuanya sudah berubah, seiring dengan bertambahnya ilmu dan internalisasi diri, justru saat ini saya sangat mencintai Ibu dan Bapak saya, saya berhenti menyalahkan orang lain terhadap ketidak bahagiaan saya dalam hidup, saya berhenti menyalahkan bapak saya sebagai penyebab ketidaksuksesan saya, saya memaafkan bapak saya atas apa yang sudah dilakukannya kepada saya selama ini, saya menerimanya utuh sebagai seorang bapak yang mencintai saya dengan caranya, saat ini saya lebih mampu mengontrol perasaan saya ketika saya bertemu dan berbicara dengannya, karena saya memahami kenapa bapak saya selalu bersikap negatif, saya mulai melihat bapak saya dari sudut pandangnya, bukan dari sudut pandang saya. Melakukan semua yang dia minta dengan penuh keikhlasan,  sayapun hampir tidak pernah membantah omongannya ketika dia berbicara dan hasil akhirnya sangat ajaib, bapak sayapun berubah, dia mulai berhenti berfikir dan berkomentar negatif tentang diri saya, bila bertemu kita berbincang dengan nyaman, dan sekarang kadang justru saya merasa kangen kepadanya, karena saya merasa saat ini saya belum bisa memberikan yang terbaik untuk kedua orang tua saya. Saya dulu sama sekali tidak menghargai semua yang dilakukan oleh orang tua saya, karena saya selalu melihat cara bersikap orang tua saya melalui sudut pandang saya, saya tidak pernah melihat dari sudut pandang orang tua saya, bahwa mereka berjuang dari awal mereka membangun rumah tangga bekerja keras siang dan malam, berusaha untuk mencapai titik kemapanan, menginginkan semua anaknya mendapatkan pendidikan yang layak mereka ingin anak-anaknya berhasil agar anak-anaknya tidak mengalami nasib yang sama dengan orang tuanya.


Saya memahami bahwa tidak ada sekolah khusus yang mengajari kita bagaimana agar menjadi orang tua, sehingga saya sadar bahwa cara orang tua kita mendidik kita adalah hasil modeling dari orang tuanya terdahulu, atau dari orang yang dulu pernah merawat dan membesarkannya, oleh karenanya fokus kita saat ini seharusnya adalah jika kita mengalami kejadian bahwa kita memiliki orang tua yang tidak sejalan dengan cara pandang kita, tidak sejalan dengan cara berfikir kita, berhentilah berfikir bahwa orang tua harus mengerti perasaan kita, berhenti berfikir bahwa orang tua seharusnya bertanggung jawab dalam membesarkan dan mendidik anak, berhenti berfikir bahwa orang tua seharusnya tidak boleh egois dsb. Kita tidak perlu menyalahkan orang tua kita, Kita hanya perlu mengingat bahwa kita tidak pernah bisa merubah arah angin, tetapi kita bisa merubah arah layar kita, artinya jika kita sudah memiliki orang tua yang saklek, konvensional, egois, suka mengatur, tidak bertanggung jawab terhadap keluarga dan tidak bisa berubah, kita tidak perlu terhambat dengan hal-hal itu, kita bisa memilih bisa untuk bekerjasama dengan orang tua kita, kita bisa memilih untuk tetap bahagia, kita tetap bisa memilih untuk menjadi sukses meskipun orang tua kita tidak mendukung, tanpa harus berkonflik dengan mereka. Dan kita juga bisa memilih tidak menjadi seperti orang tua kita yang memiliki hal-hal negatif ini, kita bisa menjadi orang tua yang lebih baik, menjadi suami atau istri yang lebih baik untuk keluarga kita, karena pada dasarnya hidup ini adalah melakukan pilihan, kita memang tidak meminta dilahirkan kedunia ini, bahkan jika boleh memilih jika kita tahu pada saat hidup didunia kita akan hidup sengsara, mungkin kita akan meminta kepada Tuhan untuk tidak memilih kita lahir kedunia. Guys...Tuhan punya rencana..kita memang tidak tahu apa yang direncanakan Tuhan untuk kita didunia, oleh karena kita tidak tahu apa yang direncanakan oleh Tuhan untuk kita didunia, kitalah yang membuat rencana apa yang ingin kita lakukan didunia dan hasil akhirnya itulah yang nantinya menjadi takdir kita, selama kita masih hidup kita masih bisa merubah diri kita, kita bisa merubah kehidupan kita, kita bisa memilih apa yang kita inginkan dan apa yang kita tidak inginkan. Prinsip saya dalam hidup, saya hanya yakin bahwa saya yakin Tuhan tidak akan pernah sia-sia menciptakan makhluknya, kita ada didunia untuk sebuah tujuan nah tujuan inilah yang harus kita cari tahu terlebih dahulu, apa yang Tuhan inginkan dari kita mengirim dengan mengirim kita kedunia dalam berbagai bentuk dan kondisi.


Jadi inti tulisan ini adalah jika kita mengalami kondisi bahwa kita saat ini kita tidak akur dengan orang tua kita, kita benci dengan orang tua kita, atau kita menyalahkankan orang tua atas apa yang terjadi dalam kehidupan kita saat ini. Yang harus kita lakukan adalah :


1. Cobalah bersyukur, ingatlah semua hal-hal baik yang telah dilakukan oleh orang tua anda, bahkan jika anda merasa tidak ada sama sekali hal yang baik dari orang tua anda, tenangkan diri anda sejenak, terimalah dahulu bahwa tidak ada manusia yang dilahirkan sempurna, dan Tuhan memiliki rencana kenapa kita dilahirkan dari orang tua yang seperti ini.


2. Maafkan dan terimalah orang tua anda, berhenti menyalahkan mereka karena mereka telah membuat anda seperti sekarang ini, terimalah kenyataan bahwa anda ada didunia karena mereka maka bersyukurlah.


3. Buatlah tujuan dalam hidup. Banyak orang tidak mengerti tujuan hidupnya didunia oleh karenanya mereka jadi mudah diombang-ambing dengan ritme kehidupan, jika kita tahu apa tujuan hidup kita didunia, maka hal-hal seperti ini tidak akan menjadi masalah.


4. Berfokus pada apa yang anda inginkan bukan pada apa yang tidak anda inginkan, Jika anda sudah menetapkan tujuan dalam hidup anda, maka yang seharusnya anda lakukan hanyalah berfokus pada apa yang anda inginkan agar anda bisa mencapai tujuan anda, sehingga kita bisa mencapai tujuan kita tanpa harus disabotase dari hal-hal yang anda tidak inginkan.


5.Belajarlah dari pengalaman orang tua anda, jika anda memiliki orang tua yang tidak sejalan anda, jika anda melihat hal-hal negatif dari orang tua anda, maka yang anda harus lakukan adalah belajarlah dari mereka, bukan dari hal negatif yang mereka lakukan tapi dari hal positif yang ada pada mereka, bertekadlah untuk memutus sebuah lingkaran setan pola asuh anak agar kita tidak menjadi orang tua yang sama seperti orang tua kita. Perbanyak refrensi, belajar dari pengalaman orang lain yang sukses membangun sebuah keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun