......Tatkala FPI turun di aceh, 1300 laskar kami turunkan, kerja pagi siang sore malam untuk mengevakuasi mayat-mayat saudara kami. Seratus ribu lebih mayat, 70.000 mayat kami evakuasi, kami bungkus..kami shalatkan dan kami kuburkan. KH Ahmad Shobri Lubis selaku sekjen ikut turun, Habib Abdurrahman dari Pasuruan ikut turun membawa 40 santrinya dan saya selaku ketua umum ikut turun, 2 bulan lebih saya dan kawan-kawan tinggal di kemah ditengah pemakaman pekuburan saudara. Apa yang begini masuk di televisi?
Begitu terjadi gempa saudara di jawa barat yang merusak puluhan ribu rumah...laskar kami di Jawa Barat kami turunkan ribuan laskar untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Perbaikan-perbaikan rumah ibadah, madrasah dan pondok pesantren, apa masuk televisi ?
Sumatera barat gempa, dahsyat. Sekolah-sekolah roboh, sementara anak-anak didik tidak mau ujian. Kami turunkan laskar-laskar, bangun sekolah-sekolah darurat, agar para siswa dan siswi bisa belajar sehingga mereka bisa mengikuti ujian dan akhirnya mereka lulus.   Apa ada yang begini masuk di televisi ?
Gempa di jogjakarta tahun 2006 ditambah dengan letusan merapi..saudara.. Kita turunkan ratusan laskar kita, kita buat posko dimana mana, pengobatan gratis, dokter gratis, makan gratis. Apa yang begini masuk di televisi ?
Begitu FPI atau laskarnya turun di Monas ngemplangin liberal, ahmadiyah, masuk televisi , diputar tiap hari saudara.......
Demikianlah cuplikan Tausiyah Habib Rizieq Shihab pada deklarasi FPI Sul-sel di Mesjid Al markaz al Islami Makassar pada 18 februari 2011 silam. Mungkin ada yang pro dan kontra dengan sikap FPI selama ini, pun demikian, semua pihak harus mendapatkan keadilan tanpa pandang bulu. Ada apa dengan media kita yang tidak bersikap adil terhadap FPI ???????
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H