Mohon tunggu...
Muhammad Taufan Ika Sakti
Muhammad Taufan Ika Sakti Mohon Tunggu... Human Resources - je parlé bien anglais, français, indonésien.. s'il vous plaît

freelance english instructor

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"IT'S NOT THE TITLE, BUT THE ROAD TO THE TITLE"

4 Januari 2018   11:51 Diperbarui: 8 Juni 2018   09:28 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


     Seorang bayi awalnya komunikasi sama dirinya sendiri, sebelum komunikasi sama orang lain. Tangisnya untuk mengkomunikasikan dirinya lapar, basah, atau sedih.

     I believe you will find comfort and hospitality, from the moment you start to read.

     Menuliskannya dimulai dengan memahami diri sendiri baik fisiknya, emosinya, kemampuan intelektualnya, kebiasaannya, dan kesadarannya. Prosesnya tuh terjadi saat stimuli berupa rangsangan dari lingkungan hidup atau lingkungan fisik diterima, terus stimuli tadi ditangkap dengan inderanya. Rangsangan ini selanjutnya diubah jadi impuls oleh syaraf indera buat dikirim ke pusat syaraf (otak) melalui syaraf sensorik. Otak menerima rangsangan ini sebagai informasi yang harus diolah pada ingatan jangka pendek (Short Term Memory). 

     Proses pengolahan panjang ini menghasilkan ingatan jangka panjang (Long Term Memory) yang telah dimilikinya. Sampai akhirnya bisa kenalan, cerita rumahnya, beli sesuatu langsung bayar, kosa katanya jadi banyak, kasih tau orang, dan nanya-nanya harga. Mulai deh krisis kehilangan jati diri kayak kecanduan foto yang berlebihan, gaya hidup dengan lifestyle upper class, muji diri-sendiri yang enggak umum, persepsi diluar batas normalitas sekelilingnya, dan suka warna-warna indah. Kalau diingat lagi pemberian pengayaan segi intelektual saat usia sekolah rasanya penting, pada gilirannya usaha ini bakal menyembuhkan kesulitan penguasan materi belajar.

     Peran aktif masing-masing orang dalam proses komunikasi terletak pada sharing of meaning berbentuk verbal (tertulis atau lisan) maupun non verbal (simbol, isyarat, kode yang dikirim ke penerima pesan). Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian kata-kata yang sebenarnya dan perubahan pengertian kata. Yaitu pengertian denotatif yang secara umum diterima orang-orang dengan bahasa dan kebudayaan yang sama. Maupun pengertian konotatif yang sifatnya emosional dan evaluatif berdasarkan latar belakang dan pengalaman seseorang. Gangguan muncul karena orang-orang yang terlibat dalam komunikasi menginterpretasikan kata atau bahasa pesan dengan berbagai cara. Pada tahap ini kemauan menyimak penting sekali, jika tidak ada yang kemudian muncul adalah dialog-dialog panjang yang terasa berat dan sensitif. Dalam tulisan-tulisan sebelumnya dapat dicermati bahwa interpretasi tidak menutup substansi, ikhlas itu memahami.

     Every easy choice today will have its consequence tomorrow.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun