Mohon tunggu...
Muhammad Shofa
Muhammad Shofa Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Iqra'... Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Membaca Soekarno Dari Orasinya

25 September 2014   10:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:36 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan Resensi ini dimuat di Koran Harian Radar Surabaya, Minggu 7 September 2014

Judul Buku : Revolusi Belum Selesai, Kumpulan Pidato Presiden Soekarno 30 September 1965-Pelengkap Nawaksara

Penyunting : Budi Setiyono dan Bonnie Triyana

Penerbit : PT. Serambi Ilmu Semesta

Cetakan : I, 2014

Tebal : 807 halaman

ISBN : 978-979-024-420-7

Soekarno dikenal sebagai sosok orator ulung yang dengan pidato-pidatonya bisa membuat audiens tak beranjak dari tempat duduknya. Kemampuannya berorasi merupakan hasil bentukan kondisi zaman yang mengharuskannya untuk terus menerus memberikan penyadaran kepada rakyat. Tak banyak diketahui berapa kali sebenarnya Soekarno pernah berpidato selama Indonesia berada dibawah kepemimpinannya. Melalui buku setebal 807 halaman inilah,penerbit Serambi mencoba mengumpulkan 62 pidato dari 103 pidato Soekarno sejak meletusnya tragedi 1 Oktober 1965 hingga 1967.

Dengan penyunting Budi Setiyono dan Bonnie Triyana, buku ini mencoba mengungkapkan fakta yang sudah sekian lama terkubur prihal gempa politik yang disebut Soekarno dengan istilah Gestok. Sebuah tragedi yang diawali menetesnya darah para jenderal hingga pembantaian sebagian besar anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) hingga unsur-unsur yang ada di bawahnya.

Lewat kumpulan pidato Soekarno dalam buku ini, kita selaku pembaca jadi sedikit terbuka dalam memahami alasan dan tindakan Soekarno mempertahankan ideolog iNasakom-nya. Lihatlah bagaimana ia men-donder atau mendamprat habis beberapa kalangan yang mencoba menekannya untuk membubarkan PKI. Karena bagi Soekarno, ideologi Nasakom adalah kondisi objektief rakyat Indonesia yang menginginkan adanya masyarakat adil makmur tanpa exploitation de‘l homme par‘l homme(hal.221).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun