Mohon tunggu...
Muhammad Shofa
Muhammad Shofa Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Iqra'... Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Erotisme Pembaca Buku: Review Atas Film The Reader

20 Januari 2015   08:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:46 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kali ini saya akan menuliskan review atas film The Reader yang diperankan oleh Kate Winslet dan actor muda David Kroos. Selama di Jakarta ini, memang hobi menonton film tumbuh kembali seiring banyaknya waktu senggang yang mengitari hari-hariku. Bagiku, waktu senggang ini terasa sayang bila dilewatkan begitu saja. Setidaknya ada hal yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu senggang tersebut. Maka selain membaca, menontonlah kegiatan yang kulakukan untuk kemudian menuliskan hasil tontonan tersebut lalu dibagi kepada kawan-kawan semua.

Menonton film bukanlah kebiasaan yang buruk, justru dari sanalah sebenarnya kegiatan nonton film bisa menginspirasi penontonnya lewat adegan dan jalan hidup yang ada dalam sebuah film. Tak jarang banyak film yang terinspirasi dari sebuah kisah nyata, ataupun banyak film yang menginspirasi banyak orang kemudian dipraktekkan dalam kehidupan. Intinya, film juga bisa dijadikan sebagai sebuah referensi untuk mengambil sebuah keputusan dalam hidup.

Maka untuk saat ini, saya ingin membagi hasil amatan saya terhadap film The Reader yang disutradarai oleh Stephen Daldry ini. Film ini dimulai dengan adegan Michael Berg (diperankan oleh David Kroos) saat berusia 15 tahun dan mengalami muntah-muntah di jalan Bahnofstrasse akibat penyakit kuning yang dideritanya. Dari sanalah ia kemudian ditolong oleh seorang perempuan berusia 40 tahun bernama Hanna Schmidtz.

Karena merasa berutang budi pada perempuan tersebut, setelah kesembuhannya Michael kembali mengunjungi tempat tinggal Hanna. Berawal dari sanalah hubungan gelap di antara keduanya bermula. Hanna yang memberi panggilan “Nak” pada Michael memberikan seluruh kehangatan tubuhnya untuk bertarung di atas ranjang. Adegan-adegan panas yang membuat jakun naik turun membuat film ini terasa hidup dan membikin penasaran. He he he..

Bagaimana tidak. Dalam film ini, tubuh polos Kate Winslet kerap diumbar dan membuat penontonnya bakalan menahan nafas. Sejak hubungan ranjang pertama kali itulah, Michael terus menerus kecanduan untuk menikmati belaian dan permainan garang Hanna di atas ranjang. Di sela-sela hubungan gelap nan panas ini, Hanna meminta pada Michael untuk membacakan sebuah buku terlebih dahulu sebelum memulai pertarungan. Saya yakin, pembaca tulisan ini akan sependapat dengan saya bahwa apabila seseorang sudah mengalami jatuh cinta, apapun akan dilakukannya. Iya khan? Begitulah dengan Michael. Ia kerap membacakan buku buat Hanna sebelum bercinta dengannya. Buku demi buku dibacanya. Dari Anton Chekov hingga Homer. Dari gaya bercinta yang  yang santai dan mengasyikkan. Hingga gaya bercinta yang panas dan menggairahkan.

Michael masih belum menyadari alasan kenapa Hanna kerap memintanya membacakan buku untuknya sebelum permainan ranjang dimulai. Padahal, senyatanya Hanna menyimpan kekurangannya selama ini sebagai pribadi yang tak bisa baca tulis. Saat dibacakan buku-buku sastra oleh Michael, tak jarang Hanna larut dalam kesedihan,  terbawa arus yang dibawakan oleh isi cerita dalam buku. Dari berbagai buku yang dibacakan oleh Michael untuk Hanna, kelak hanya satu yang menjadi pintu pencerahan bagi Hanna. Buku tersebut adalah The Lady with The Dog karya Anton Chekov.

Seiring berjalan waktu, Hanna pergi meninggalkan Michael sendirian. Dan Michael baru berjumpa dengannya, saat Hanna menjadi pesakitan atau terdakwa dalam sebuah pengadilan terhadap enam orang anggota SS yang melakukan pembantaian di kamp konsentrasi Auschwitz. Michael tidak mengira bahwa salah satu dari terdakwa tersebut adalah mantan kekasih hubungan gelapnya, Hanna Schmidz. Michael merasa kasihan pada Hanna yang mendapat vonis paling berat dibanding lainnya, 20 tahun.

Nah pada adegan dalam penjara inilah sebenarnya kisah yang penuh dengan haru biru dan memberikan sebuah pelajaran yang bisa dipetik dari film ini. Saat Hanna dalam penjara, Michael mengiriminya tape recorder beserta kaset yang berisi rekaman suaranya. Rekaman tersebut berisi hasil bacaan Michael terhadap buku-buku yang pernah dibacakannya untuk Hanna saat masa-masa manis hubungan keduanya. Bertahun-tahun, hanya itulah cara Michael berkomunikasi dengan Hanna yang berada di balik angkuhnya tembok penjara.

Michael banyak membaca buku, merekamnya untuk kemudian mengirimkannya pada Hanna yang ada dalam penjara. Hanna pun kemudian berusaha untuk menghilangkan ketidakmampuannya dalam membaca dengan meminjam buku pada perpustakaan yang dikelola oleh pihak penjara. Dan buku yang pertama kali ia pinjam adalah The Lady with The Dog karya Anton Chekov. Berbekal kaset yang dikirimkan oleh Michael itulah, Hanna mencoba mengeja kata demi kata yang ada dalam buku tersebut. Kaset yang bertumpuk-tumpuk dalam kamar pengap penjara satu persatu tuntas ia pinjam bukunya dan dibacanya ulang sambil mengeja,serta melingkari kata-kata baru itu. Hanna pada akhirnya tak hanya bisa membaca, tapi ia juga bisa menulis meskipun tulisan tersebut masih sama dengan tulisan anak-anak SD di Indonesia.

Dari kisah Hanna yang meringkuk dalam penjara inilah sebenarnya bisa dipetik motivasi dan inspirasi bagi para penontonnya. Tak ada kata terlambat dalam melakukan sesuatu. Membaca dan menulis hanyalah soal kemauan saja. Hanna yang sudah tua, sudah menjalani hidup sengsara dalam penjara saja masih berupaya untuk menghilangkan kebodohan yang menyelimuti dirinya dengan membaca buku. Mengejanya kata demi kata lewat kaset yang dikirimkan mantan kekasihnya itu. Sebab, Hanna menyadari bahwa yang menyebabkan ia didakwa selama 20 tahun tersebut adalah karena ia tak bisa membaca dan menulis!!! Lalu bagaimana hubungan Hanna dengan Michael sekeluarnya dari penjara? Agar makin menambah penasaran pembaca, saya sarankan untuk menonton film ini aja deh. He he he he….:)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun