Mohon tunggu...
Muhammad Rasyid Ridho
Muhammad Rasyid Ridho Mohon Tunggu... Guru - Mengabdi di Pondok Pesantren Al-Ishlah. Suka membaca dan menulis. Suka mengajak orang baca buku dan menulis. Suka jualan buku. Menulis banyak tulisan di media massa cetak ataupun online. Telah menulis belasan buku antologi dan satu buku solo kumpulan puisi "Kita Adalah Cinta."

Lahir di Bondowoso. Tepatnya 3 Januari 1991. Saat ini banyak menulis resensi buku, dan menerima permintaan menulis resensi/ review buku dari penerbit atau penulis. Email: penulispembelajar@gmail.com Blog Buku: ridhodanbukunya.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Surat Cinta Terakhir Teroris

13 Juni 2013   23:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:03 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13711395261148139949

Judul                          : Surat Cinta Untuk Kisha Penulis                       : Bintang Berkisah Penerbit                    : Diva Press Tahun Terbit           : Januari, 2013 Jumlah Halaman   : 374 halaman ISBN                           : 978-602-7640-55-9 Ramu dan Kisha adalah sahabat sejak kecil. Ramu merasakan rasa yang lebih dari sebuah persahabat terhadap Kisha. Ya, dia mencintai Kisha. Namun, semua itu dia pendam. Apatah lagi dia tahu Kisha disukai oleh orang lain dan Kisha pun menerima orang itu. Patah hati Ramu sejak itu, namun dia tetap sahabat setia bagi Kisha. Perpisahan terjadi pada keduanya, karena Ramu harus pindah ke Gulama. Hal ini dikarenakan ayahnya menemukan pekerjaan yang lebih menjanjikan di sana. Inilah awal-awal surat Ramu pada Kisha tentang masa kecilnya, masa indah bersama Kisha yang tak terlupakan. Ada tujuh belas surat yang dia tulis untuk Kisha. Di Gulama ayahnya mendapatkan pekerjaan yang gajinya lebih besar. Mereka dalam kecukupan dan mampu membeli rumah sendiri. Sambil dibantu juga dengan usaha sampingan ibunya yang menjual segala macam makanan di depan rumah mereka. Namun, sayang kepahitan terjadi ketika ternyata ayahnya ketahuan menjual bahan baku perusahaan secara gelap demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Bapaknya dipecat, limbunglah ekonomi keluarga. Dengan memahami kerja keras yang ayahnya lakukan, Ramu tidak menyalahkan ayahnya sepenuhnya. Hingga suatu ketika ayahnya meninggal akibat kecelakaan. Ramu menjadi tulang punggung keluarga. Ia makin makin giat bekerja. Atas saran sang ibu, Ramu pun menikah. Dia memilih Sofia yang menjadi pendamping hidupnya. Sayangnya, ibunya meninggal terlebih dahulu sebelum cucunya lahir. Dalam waktu berdekatan anak Ramu pun menyusul neneknya ke haribaan Tuhan karena terkena demam berdarah. Sungguh, pahit hidup yang tak terelakkan. Ditambah lagi setelah itu Sofia menceraikannya. Sedih dan pilu yang didapatinya. Segala macam ujian yang dia alami tersebut menjadi titik balik bagi Ramu. Untuk lebih mengenal Tuhannya. Lebih dekat lagi. Lebih banyak bersyukur dan ibadah kepadaNya. Sejak saat itu pola pikir dan sikapnya berubah lebih religius. Bahwa semua yang ada di dunia haruslah hanya untukNya. Sangat disayangkan, bukan karena ilmu agamanya yang masih sedikit dia menjadi ikut jaringan teroris. Justru itu karena rasa benci Ramu terhadap koruptor di negerinya yang semakin merajalela. Akhirnya, ia letakkan bom do sebuah pertemuan pejabat dalam dan luar negeri. Walhasil, meninggallah sebanyak 200 orang lebih (halaman 343). Karena perbuatannya tersebut, dia ditangkap dan mendapatkan hukuman mati. Surat-surat tersebut ialah catatan masa lalu yang hendak ia diceritakannya pada Kisha hingga sampai masa eksekusi kematiannya. Begitulah kisah yang terjalin dalam surat Ramu. Tak hanya  sekadar romantisme antara Ramu yang masih mencintai Kisha, namun juga ada keindahan alam tempat tinggal mereka. Juga ada kritikan-kritikan terhadap negeri tercinta, terutama masalah korupsi yang banyak menyengsarakan rakyat. Kelakuan yang seharusnya tak dilakukan oleh pemimpin yang dipilih oleh rakyat. Novel yang banyak memuat amanat yang layak kita apresiasi. Oleh: Muhammad Rasyid Ridho (Alumni Ponpes Al-Ishlah, Bondowoso, Jawa Timur) dimuat di Eramadina.com http://eramadina.com/surat-cinta-terakhir-teroris/ [caption id="attachment_259948" align="alignnone" width="480" caption="cover surat cinta untuk kisha"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun