Harapan Dalam Sebuah Perubahan
Judul : Middle School: Get Me out Here!
Penulis : James Patterson & Chris Tebbets
Penerjemah : Putra Nugroho
Editor : Ida Wajdi
Penerbit : Teen Noura-Noura Books
Tahun Terbit : Juni, 2014
Jumlah Halaman : 270 halaman
ISBN : 978-602-1606-70-4
Peresensi : Muhammad Rasyid Ridho, Pustakawan-Pendiri Klub Pecinta Buku Booklicious.
Bagi Anda yang penasaran dengan kelanjutan Novel seri Middle School: The Worst Years of My Life, sekarang sudah terbit lho terjemahannya. Kisah diawali dengan pindahnya Rafe dan keluarga ke Kota Besar, dikarenakan ibunya tidak memiliki pekerjaan lagi di Hills Village. Maka, tak ada uang lagi untuk membayar uang rumah yang ditempati di Hills Village.
Kota Besar berada 80 mil dari Hills Village. Terkenal sebagai lingkungan yang sangat jorok, bau dan sangat tidak enak. Sampah berserakan di mana-mana. Tetapi, bagaimana lagi dia sudah tidak punya rumah lagi di Hills Village, akhirnya Rafe dan keluarga harus pindah dan menginap di rumah neneknya, Nenek Dotty. Rumah yang lebih sempit dari kontarakannya di Hills Village.
Novel ini tidak lagi menceritakan kekonyolan Rafe dalam membuat ulah dan kesalahan seperti dalam buku sebelumnya. Saat kelas 6 dia banyak melakukan keonaran yang terdaftar dalam misi yang disebut Rules Arent For Everyone (RAFE). Intinya, peraturan bukan untuk setiap orang.
Namun, setelah tidak jadi sekolah kelas tujuh di Airbrook Arts Community School, Rafe mulai berpikir dewasa. Selain itu melihat musibah yang dialami keluarganya selama ini. Dia tidak ingin menambah kesusahan dengan berbuat yang mengecewakan ibunya.
Ketika akhirnya harus sekolah di Sekolah Kesenian Kathedral, Rafe merasa kecewa dengan ibunya. Namun, akhirnya dia tersadar. Dia mulai kelas tujuh harus menjadi anak yang lebih baik dan lebih menatap masa depan. Dia berusaha untuk berubah. Misi yang buruk saat kelas enam lalu dia buang jauh-jauh. Saat ini dia ganti dengan Misi Nikmati Hidup.
Hal itu dia dapatkan ketika suatu pelajaran yang melemparkan pertanyaan kepada semua murid di kelas, “Siapakah Aku?.” Pertanyaan ini membuat Rafe mencari jati diri, terutama dia ingin menonjolkan apa yang dia bisa dan apa yang ingin dia raih kelak. Maka, harapan pun lahir. Rafe menikmati hidup dengan usaha-usaha meraih apa yang dia inginkan.
Meski buku ini tidak sekonyol novel sebelumnya, namun James tetap bisa mengocok-ngocok perut pembaca, ditambah lagi dengan ilustrasi yang dibuat oleh Chris. Semakin lengkap rasanya buku yang ditujukan untuk remaja ini. Pembaca akan terus diajak menikmati kehidupan Rafe di Kota Besar tanpa henti hingga halaman terakhir.
Pembaca tidak hanya disuguhi kisah menggelitik Rafe beserta ilustrasinya yang sangat mendukung cerita. Tetapi penulis novel ini juga memberikan amanah bagi remaja untuk selalu berbenah diri. Mumpung masih remaja, nikmati hidup dengan melakukan segala hal yang positif dan baik di masa depan (dunia-akhirat) kelak. Semoga pembaca akan mendapatkan inspirasi tersebut, dan selamat membaca!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H