Mohon tunggu...
Muhammad Radhi
Muhammad Radhi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Aku tidak pantas mengeluh, aku tidak pantas putus asa, dan aku pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tangis dibalik, senyum tulusmu

2 Desember 2012   13:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:18 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika aku melangkahkan kakiku di pagi itu. sang surya menemani dalam hangatnya sang pagi. entah apa yang aku rasakan semangat dipagi itu tiba sendirinya.

Menuju tempat yang direncanakan, bersama teman dan rekan-rekan tertawa bersama. duduk diantara orang-orang yang sedang menikmati santai. kopi panas menemaniku dengan rasa betapa indahnya dunia bersama mereka.

beberapa saat kemudian seorang teman bersama dengan seorang wanita cantik. tatapan matanya menunjukkan dirinya sebagai wanita yang tidak biasa. kulangkahkan kaki berkenalan dengannya. Dia ternyata orang yang murah senyum. saling berbagi kontak sebelum pertemuan hari itu berakhir.

Membuat janji bertemu, dengan baju putih dan levis biru yang dikenakan sungguh mengagumkan wanita ini. sembari dalam hati bertanya apa untungnya dia mau jalan bersamaku?

Diatas motor bebek yang tak pantas untuk wanita secantik dia kamipun bercerita. cerita yang mengundang tawa. menuju salah satu mall, memarkir motor di parkiran luar.

Begitu banyak motor yang lalu-lalang. kuraih tangannya dan bersama menyebrangi jalan.

beberapa hari kami semakin dekat, namun tak kuasa suatu hari diapun menangis melihat suatu rahasia di balik phone sel ku.

Pada waktu pertama menyimpan nomor hpnya, aku iseng memberikan nama kontak cewek kelas E, tak sengaja dia melihat' dan terlihat wajah yang begitu kecewa. bak tangis yang tak terungkapkan. entah ini menyakiti hatinya. diapun hilang entah kemana setelah kejadian itu.

Beberapa waktu berselang tak ada kabarnya, akupun menjatuhkan pilihan kepada seorang wanita. berjalan bersama kekasih hati, terlihat wanita itu melihatku. akupun hanya tersenyum dengan kisah lama itu. tampak wajahnya sangat kecewa terhadapku.

Maafkan salah yang tak terungkapkan olehmu, kini hilang ditelan keramaian dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun