Mohon tunggu...
muhammad iqbal zikri
muhammad iqbal zikri Mohon Tunggu... -

yakusa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Presiden Baru: Harapan Negeri yang Termiskinkan

22 Oktober 2014   11:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:09 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Presiden baru: harapan negeri yang termiskinkan

OlehMuhammad iqbal

Kemiskinan bagai mata rantai tak terpisahkan yang melanda nusantara ini. Semakin hari kian bertambah jumlahnya, Tak terbatas dan tak terbendung. Entah berapa ribu anak kecil yang menangis, menjerit karna kelaparan setiap harinya. Kesenjangan sosial antara pemilik modal dengan kaum pekerja semakin nampak ke permukaan. Kemiskinan seolah tak ingin lepas dan terus menjadi benalu dimanapun tidak tekecuali di kota besar maupun di pedesaan.

Lihat lah Jakarta, ibu kota Negara. Gemerlap kota yang di hiasi dengan gedung tinggi pencakar langit nan megah dibalut dengan kisah anak kecil yang menangis menunggu orang tua nya kembali hanya untuk makan. Kemiskinan rupanya masih menjadi persoalan besar yang belum pernah mendapat solusi secara cepat dan tepat. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat kemiskinan setiap tahunya. pada bulan september 2013 jumlah penduduk miskin sebesar 28,55 juta penduduk.

Kemiskinan tampak kepermukaan didasari atas ketimpangan sosial yang terjadi dimasyarakat. Minimnya lapangan perkerjaan dan rendahnya kesadaran masyarakat akan pendidikan menjadi salah satu dari sekian indikator sulit terputusnya mata rantai kemiskinan tersebut. Mencoba untuk menengok dan melihat negara tetangga. Negara yang didalamnya tidak mengandung sumber daya alam yang melimpah mampu untuk maju dan berhasil meraih hegomoni Negara-negara di sekitarnya. Melihat kemajuan yang ada di barat dan di timur, lantas tidak membuat kita sebagai masyarakat Indonesia untuk menutup diri. Kemajuan yang ada di barat maupun timur, itu hadir atas kemajuan ilmu pengetahuan manusia. Dan kita sebagai manusia sekaligus masyarakat Indonesia di satukan atas nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri

.

Pembenahan dalam segala sektor terlebih pendidikan ataupun kesehatan menjadi tugas dan pekerjaan rumah bagi presiden maupun wakil beserta mentrinya selepas di lantik. Sebab faktor ini yang mempengaruhi produktifitas kerja dan terpenting adalah sektor perdagangan harus lebih di kedepankan. Sebab apabila ada suatu Negara yang mengandung sumber daya alam yang melimpah tidak di imbangi dengan sektor perdagangan yang baik maka ahasil Negara itu akan bangkrut dan terbelakang begitu pun sebaliknya. Maka dari itu hal ini yang lebih untuk di tekan sebab Kemiskinan bukanlah takdir, melaikan keadaan yang dapat berubah menjadi 180 derajatuntuk menjadi keadaan yang lebih baik lagi

Demokrasi sebagai cara hidup

Terlantik sudah presiden dan wakil presiden Untuk periode mendatang.Pemimpin yang di hasilkan melalui mekanisme demokrasi modern (one man one vot). Demokrasi mengandung nila nilai heterogenitas di tengah tengah masyarakat dan untuk kemudian dikemas secara politik menjadi sebuah warga Negara.

Didalam demokrasi tidak halnya menyangkut dalam hal politik. Melainkan menyangkut dalam segala aspek. Seperti ekonomi sosial hukum dan Ham. Di tengah keheterogenitas masyarakat, maka demokrasi digunakan sebagai cara hidup setiap warga Negara untuk memperoleh keadilan yang seadil adilnya dalam mengatur dan Hak setiapyang menyangkut kebutuhan ekonominya.

Menguntip apa yang dikatakan bung hatta dalam bukunya yang berjudul. Demokrasi kita. Ketikaia akanmembangundan mengembangkan demokrasi yang ditempatkan dalam suatu sistem pancasila. Dimana cita cita demokrasi Indonesia ialah demokrasi sosial. Cita cita keadilan sosial yang terbayang dimuka dijadikan program program untuk dilaksanakan dalam praktik di kemudian hari. Dengan tujuan mencapai kepada kesejahteraan dan keakmuran masyarakatyang dibangun atas assas gotong royong dan kekeluargaan.

Bom waktu

Pesatnya laju investasi asing yang masuk tanpa henti pada akhirnya akan melibas pertahanan ekonomi lokal. Hal ini di perparah Belum siapnya masyarakat dan pengusaha menghadapi arus persaingan secara global diyakini hanya menjadi bom waktu yang siap meledak kapanpun. Para investor yang masuk ke dalam negeri tentu hanya akan membawa kepada ketimpangan sosial yang lebih besar apabila tidak adanya hubungan simbiosis mutualisme. Terhadap pribumi .Namun lagi lagi ini yang semakin meyakini kita dengan mengutip apa yang dikatakan pramoedya ananta toer bahwa bangsa ini bangsa budak. Budak di antara bangsa bangsa lain

Parameter kemajuan pembangunan hanya mampu dilihat dari seberapa besar keadilan sosial mengejawantahkan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Bukan lagi bermitra dengan pasar melainkan membangun komitmen untuk kembali menguasai sektor sektor strategis seperti pangan, energy transportasi dan komunikasi harus mengecap label nasionalisasi.

Pembangunan desa harus menjadi tujuan awal dalam mengembalikan ketahanan dan kedaulatan rakyat.pemerataan pembangunan dan desa harus jadi kekuatan ekonomi guna menghadapi arus globalisasi yang bagaikan ombak di tengah samudra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun