[caption caption="ilustrasi"][/caption]"DEMO lagi?.... Memangnya hari ini hari apa?" ujar istri saya pagi ini. Lanjutnya, "Kita lihat sebesar apa demonya dan apa dampak tuntutannya.". Rupanya yang dia bingung karena koq diluar kebiasaan dari demo buruh yang biasanya dilakukan. Konon katanya, buruh mendemo karena dollar Amerika terhadap rupiah menguat, artinya rupiahnya melorot. PHK yang semakin banyak, konon 30 ribu orang sudah kena PHK. Ancaman buruh Cina imigran ke Indonesia. Inflasi yang meninggi.
Kalau kita perhatikan, dalam data inflasi di Indonesia itu inflasi diatas 8%. Rate rata-rata inflasi kita itu normalnya antara 4-8% rentangnya. Mata uang rupiah memang saat ini lebih jelek sejak pasca krisis 98. Sejak pasca krisis 98 memang baru kali ini menyentuh level angka 14.000. Memang di titik 14.000 ini perlu diwaspadai tapi tidak perlu panik. Rupiah memang jatuh tapi kejatuhan rupiah masih normal dibandingkan negara-negara lainnya. Lihat perbandingan kejatuhan rupiah terhadap USD dibandingkan mata uang lainnya. Mata uang Rusia, Brazil, Turki, Meksiko, Malaysia, Eropa dalam Euro, Skandinavia, Kanada, Jepang, Korea Selatan itu lebih terpuruk dari pada rupiah. Jadi dari mana datang logika Indonesia saat ini krisis? Kalaupun krisis, ini krisis dunia.
Jika kita bicara pengangguran, angka diatas 2 digit pernah terjadi. Saat ini cuma 5% Â alias setengah digit, artinya lonjakan pengangguran masih dalam katagori normal. Jadi tidak benar tuduhan tingkat pengangguran yang tinggi dan PHK meledak. Sampai saat ini dari data statistik yang paling aktual (data bulan Juli 2015 belum ada), tingkat pengangguran Indonesia itu relatif rendah dibandingkan tingkat pengangguran negara-negara lain. Turki, Brazil, Kebanyakan Eropa apalagi Spanyol dan juga Perancis, Australia, Belanda, Kanada itu tingkat penganggurannya lebih tinggi dari Indonesia.
Trend tingkat pengangguran Indonesia turun. Paling tidak jika pertengahan 2014 tingkat penganggurannya 5,94 maka pada awal 2015 turun menjadi 5,81%. Sementara pernah diawal Januari 2010 tingkat pengangguran kita itu pernah 7,87%. Jadi tingkat pengangguran kita masih normal apalagi jika dibandingkan negara lainnya malah tingkat pengangguran Indonesia cukup moderat rendah.Â
Pertumbuhan Ekonomi memang turun tapi tidak buruk karena kita pernah beberapa tahun tumbuh sekitar 3-4% saja. Tapi jika ada yang mengatakan bahwa kita saat ini sedang mengalami krisis, saya rasa itu lebih sebagai provokator ketimbang pengamat ekonomi.
Mengenai buruh atau tenaga kerja imigran Cina saya setuju saja diusir, tapi kita juga harus obyektif bahwa kita sendiri kekurangan tenaga kerja yang mempunyai kompetensi dan mempunyai sertifikasi sesuai dengan lapangan pekerjaan yang dibutuhkan. Jadi, apalagi jika sebuah proyek yang di danai oleh pemerintah Cina, maka tentu saja mereka melaksanakan proyek tersebut dengan uang mereka dan tenaga sendiri, khususnya jika kekurangan tenaga kerja Indonesia yang mempunyai sertifikasi. Persoalan ada pada kita sendiri, sejak dahulu terlambat menyediakan tenaga teknik yang kompetensinya tinggi dan bersertifikasi.
Yang menarik adalah sebelum adanya demo hari ini, saya melihat beberapa  postingan dibeberapa akun  Facebook yang menggambarkan bahwa akan terjadi sesuatu pada hari ini. Awalnya saya bingung  karena ada postingan yang tendensius, seseorang duduk diatas kepala roket dan di tulis Hari Roket Nasional 1 September. Semula saya tidak mengerti, dan karena banyaknya postingan sejenis akhirnya saya faham maksud dan tujuan gambar karikatur tersebut. Bahkan lebih seram lagi dibayangkan sesuatu yang menyeramkan akan terjadi dikaitkan dengan ras atau etnik tertentu. Sampai-sampai di group alumni yang banyak orang keturunan cina, mereka melakukan himbauan agar tidak keluar rumah hari ini. Mereka takut peristiwa 98 yang menyedihkan itu akan terulang kembali. Insya Allah demo hari ini berjalan lancar dan tertib.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H