Hari demi hari Tragedi pesawat Joe Flight Sukhoi SuperJet 100 telah mendunia. Pesawat yang mengangkut 45 orang penumpang beserta awak kapalnya menabrak Tebing Puncak 1 Gunung salak. Banyak yang menyebutkan Tragedi ini, sepenggal keangkeran dari Gunung Tersebut. Tetapi Koordinator Rescue PT Dirgantara Indonesia Bambang Munardi memperkirakan pada ke tinggian 10.000 kaki Pesawat masuk pada ruang hampa. Dalam waktu yang relatif singkat & berkecepatan 800 km/jam  pesawat pun di turunkan dari ke tinggian 10.00 kaki ke 5.600 kaki. Di duga pada ketinggian 5.600 kaki kapten pilot tidak bisa mengendalikan awak pesawat.
Setelah beberapa jam berita tersebut menjadi Trending Topic, salah satu stasiun tv  menayangkan live report dengan TIMnya di lapangan. Salah seorang TIM SAR sedang berusaha menghubungi rekanya yang ikut dalam penerbangan ke II via telefon. Namun terkendala dengan jaringan provider. Telah beberapa kali mencoba, akhirnya terespon dari rekanya. Ujarnya Dia hanya melihat kabut, jarak pandang pun terbatas.
Melihat saat TIM SAR menghubungi rekan-nya yang ikut dalam penerbangan ke II, saya berfikir "Apakah Provider saat ini harus di wajibkan memiliki  Tower Portable ??"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H