Nada halus serta mencemooh yang harusnya di lontarkan masyarakat, tak urung hanya beberapa saja yang terlihat terhadap fenomena layar kaca sekarang. Pasalnya, acara Gosip, FTV, Sinetron sekarang lebih mendominasi ketimbang acara - acara yang bermutu. Mendominasi di sini berarti Program televisi yang di segani masyarakat, mudah di tebak alur ceritanya,mengajarkan hidup primitif dan juga menjadi daya tarik sendiri (omset) bagi berbagai stasuin televisi.
Hmmmm... Acara seperti itu kah yang menjadi cermin masyarakat kita sekarang ? Tidak bisa di pungkiri lagi Mayoritas IYA. Dalam sehari acara acara seperti itu tayang disaat kita lepas beberapa waktu dari kesibukan harian. Pagi Hari : Infotaiment. Siang Hari : FTV. Sore Hari : Infotaiment. Malam Hari : Sinetron.
Program program gosip gosipan para artis / calon artis yang lebih banyak mengambil porsi waktu penayangan dalam sehari. Tak jarang juga sih beberapa stasiun televisi menayangkan acara yang bermutu. Apakah yang ini di segani masyarakat ??
Chistovita Witolo dalam bukunya The Power of Public Relation menuliskan, Metode rating masih sangat menjadi indikator sukses tidaknya program televisi. Tidak hanya program televisi, iklan pun juga turut menggunakan metode tersebut sebagai indikator peranggaran periklanan.
Tontonan tontonan Televisi berpengaruh besar terhadap anak anak kita. Saat saat itulah anak anak kita terinfluense dengan apa yang di lihat mau pun di dengarnya. Tahun 1996 penelitian luar telah melakukan survei terhadap 1.209 orang tua tentang tayangan tayangan kekerasan yang di lihatnya. Terhadapnya, dari hasil survei terhadap anak rentan umur 2-17 tahun 56 % responden menjawab Sangat mempengaruhi, 26 % Menjawab Mempengaruhi, dan sisanya tidak mempengaruhi . Pengawasan orang tua harus lebih di perketat lagi selagi dengan kesibukanya.
Tontonan yang bernuansa sinetron membuat anak berperilaku lebih agresif, tidak suka di atur, berpola bahasa yang tidak wajar terhadapnya, dan berbuat semena mena terhadap orang lain seperti apa yang di tontonya. Dia ber anggapan tidak apa apa sih “ahh kan aku pengen kaya superhero suka suka aku donggg” (survei saya terhadap anak anak sekitar rumah) . Tapi kenyataanya, dalam konteks kita bermasyarakat anak melakukan pemukulan tanpa sebab & berakibat ini yang menjadi PR kepada orang tua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H