Mohon tunggu...
Muhammad Anhar
Muhammad Anhar Mohon Tunggu... -

Tukang photocopy sama jualan bebek goreng di Tambun, Bekasi. Senang menulis,berteman dengan banyak sahabat untuk bisa saling berbagi. Ingin menjadi guru tapi belum ada kesempatan....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Harap..

31 Juli 2010   08:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:25 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi ini kau terdiam

Tak biasa seperti ini

Tubuhku kaku lemas tak berdaya

Ada apa gerangan

 

Kucubit lesung pipitmu yang indah

Tapi tak kunjung merah seperti sedia kala

Mulutmupun terkunci rapat

 

Seakan hilang lukisan di atap rumah ini

Biasanya setiap aku terbangun kulihat rona mukamu yang berseri dan penuh senyuman

 

Kuhela nafas panjang…

Rupanya hanya lukisan  fotomu yang selalu aku lihat

Kubuka rongga hidung ini lebar-lebar lalu kumuntahkan udara keluar pelan-pelan

Hingga dada ini terasa panas dan sempit

Sudah berapa hari entah perasaan ini selalu mengganggu jalan hidupku

 

Atap kamarku serasa tak rela untuk membuang lukisan senyummu yang indah

Hemm.

Sudah 10 tahun rupanya kita berpisah

Tak ada kabar tak ada pesan

 

Bertahun-tahun aku dirantau orang

Mencoba bertahan dengan segala tantangan

Tapi bayanganmu selalu hadir

Menemaniku dalam perjalanan hidup ini

 

Ya…Novi itu nama panggilanmu dulu

Masih ingatkah saat terakhir kita bertemu

Di ujung bukit itu

Diantara dua lembah

Di antara dua bahasa ..Sunda dan jawa

 

Dulu kau selalu menemaniku dalam setiap akhir pekan

Kita berjalan bersama

Menulusuri jalan-jalan desa sambil bercerita banyak hal

Wajah yang indah dan senyum berseri selalu menghiasi hari-harimu

Hingga saat itu datang

 

Aku berpamitan pergi ke Ibukota

Kaupun menangis tak kuasa melepas kepergianku

Aku bilang..

“ Aku hanya ingin pergi mencari jati diri,mengasah bakat dan ilmu untuk masa depan, pasti kembali tahun depan, percayalah”

Hingga waktu terus berselang

Satu tahun aku kembali ..

Tapi kamu kucari tak kunjung dapat

Aku terus mencari.

Hingga kini sepuluh tahun sudah..

Aku harap kau baik-baik saja disana

Walau aku tidak tahu dimana rimbanya sekarang..

Hanya ingin melihatmu dari dekat

Rasanya sepuluh tahun itu bisa terobati..

Salam dariku

Sahabat, Cinta dan kekasihmu terbaikmu dulu

 

 

 

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun