Bayangkan Anda sedang duduk di warung kopi, menikmati secangkir kopi hitam yang baru saja diaduk. Di meja sebelah, ada sekelompok orang asyik berdiskusi tentang berbagai masalah di negeri ini, dari kemacetan di jalan raya hingga harga cabai yang tak kunjung turun. Lalu, tiba-tiba ada yang bertanya, "Eh, ngomong-ngomong, gimana ya kabar penegakan HAM di Indonesia?"
Pertanyaan itu langsung bikin suasana mendadak serius. Salah satu bapak, sambil nyeruput kopi, nyeletuk, "HAM itu kayak mimpi. Bagus diomongin, tapi susah diwujudin." Semua manggut-manggut. Tapi, apa iyaa  seberat itu urusan HAM di Indonesia? mari, kita obrolin lebih santai, sambil ngopi dan jangan lupa ditemani oleh sebatang kenikmatan yaitu rokok.
Penegakan HAM di Indonesia Seperti Mimpi yang Masih Perlu Dibangunkan
Ketika kita bicara soal Hak Asasi Manusia (HAM), yang terbayang adalah konsep besar tentang keadilan, kebebasan, dan perlindungan terhadap setiap individu. Tapi di Indonesia, apakah semua itu sudah menjadi kenyataan? Jujur saja, perjalanan kita dalam penegakan HAM masih seperti perjalanan mendaki gunung, penuh rintangan dan kadang-kadang terlihat seperti jalan di tempat.
Yang dimaksud HAM itu apasih?
Sebelum kita lebih jauh lagi kedalam pembahasannya yaitu penegakan HAM kita harus tahu terlebih dahulu apasih HAM itu.
Hak Asasi Manusia atau HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang sejak lahir, tanpa pandang bulu---baik itu hak untuk hidup, kebebasan berpendapat, hingga hak atas perlakuan yang adil. Semuanya sudah diatur dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) dan juga dijamin dalam konstitusi kita, UUD 1945.Â
Indonesia sendiri telah menunjukkan komitmen terhadap HAM dengan membentuk Komnas HAM dan meratifikasi berbagai instrumen internasional. Tapi, komitmen di atas kertas tentu beda dengan implementasi di lapangan.
Komnas HAM bertujuan: Pertama, membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, Perserikatan Bangsa-Bangsa serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Kedua, meningkatkan perlindungan hak asasi manusia guna mendukung terwujudnya pembangunan manusia nasional, yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya maupun pembangunan masyarakat pada umumnya.
disini saya akan jabarkan beberapa kasus atau masalah penegakan HAM di indonesia
YANG PERTAMA, Kasus Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu, Masih ingat tragedi 1965, kerusuhan Mei 1998, atau kasus pelanggaran HAM di Papua? Semua ini adalah luka lama yang belum sepenuhnya sembuh. Banyak korban dan keluarga korban yang masih menunggu keadilan, tetapi penyelesaian kasus-kasus ini sering kali terhambat oleh tarik-menarik kepentingan politik.
YANG KEDUA, Kebebasan Berpendapat yang Belum Sepenuhnya BebasMeski era Orde Baru sudah lama berlalu, kebebasan berpendapat di Indonesia masih seperti berjalan di atas tali tipis. Beberapa kasus menunjukkan bagaimana kritik terhadap pemerintah bisa berujung pada ancaman hukum atau serangan digital. Padahal, kebebasan berpendapat adalah salah satu fondasi penting HAM.
YANG KETIGA, Diskriminasi dan IntoleransiIsu diskriminasi terhadap kelompok minoritas, baik itu karena agama, etnis, maupun orientasi seksual, masih menjadi pekerjaan rumah besar. Contohnya, penutupan rumah ibadah, ujaran kebencian, hingga tindakan kekerasan yang sering kali dibiarkan begitu saja tanpa ada penegakan hukum yang tegas.
YANG KEEMPAT,Papua dan Isu HAM, Wilayah Papua sering menjadi sorotan dunia internasional terkait pelanggaran HAM. Isu ini melibatkan persoalan hak atas tanah, kebebasan berekspresi, dan tindakan represif terhadap warga sipil.
Apa yang menyebabkan penegakan HAM di indonesia masih lambat, ada beberapa faktor atau alasanÂ
mengapa penegakan HAM di Indonesia sering terasa lambat, bahkan jalan di tempat. Salah satunya adalah kurangnya keberanian politik. Banyak kasus yang melibatkan pihak-pihak berkuasa atau tokoh berpengaruh, sehingga penyelesaiannya menjadi rumit. Selain itu, penegakan hukum di Indonesia masih rentan terhadap korupsi, yang tentu saja memperburuk situasi.
Di sisi lain, masyarakat, mahasiswa, atau siapapun itu, juga perlu lebih aktif menyuarakan isu HAM. Kadang, pelanggaran HAM dianggap masalah yang jauh dari kehidupan sehari-hari, padahal dampaknya bisa dirasakan oleh siapa saja.
ada banyak harapan masyarakat dalam masalah penegakan HAM meskipun di tengah-tengah tantangan
Meski banyak tantangan, bukan berarti kita harus menyerah. Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk memperbaiki penegakan HAM di Indonesia:
Penyelesaian Kasus LamaPemerintah harus serius menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu. Ini bukan hanya soal keadilan, tetapi juga soal membangun kepercayaan masyarakat terhadap sistem hukum.
Penguatan Lembaga HAMKomnas HAM dan lembaga terkait harus diberikan wewenang yang lebih besar dan anggaran yang memadai untuk menjalankan tugasnya.
Peningkatan Kesadaran PublikPendidikan tentang HAM harus diperkuat, baik di sekolah maupun melalui kampanye publik. Masyarakat yang sadar akan hak-haknya lebih mungkin untuk memperjuangkannya.
Penegakan Hukum yang Tegas Pelanggaran HAM, sekecil apa pun, harus ditindak dengan tegas. Ini termasuk tindakan diskriminatif dan intoleransi yang sering terjadi.Â
Penegakan HAM di Indonesia memang masih jauh dari sempurna, tapi bukan berarti tidak ada harapan. Setiap langkah kecil menuju keadilan adalah kontribusi penting bagi masa depan yang lebih baik. Kita semua punya peran dalam memperjuangkan HAM, mulai dari hal sederhana seperti menghormati hak orang lain hingga bersuara ketika melihat ketidakadilan. Karena pada akhirnya, HAM bukan hanya soal pemerintah, tapi soal kita semua.Â
Pada akhirnya, penegakan HAM di Indonesia itu kayak kopi yang diracik di warung, kadang pas, kadang kebanyakan gula, tapi yang penting nggak berhenti diaduk. Memang nggak mudah, tapi bukan berarti nggak mungkin. Kalau kita semua, dari pemerintah sampai rakyat biasa, mau ambil bagian, setidaknya kita bisa bikin rasa keadilan itu kembali terasa.
Jadi, lain kali kalau nongkrong di warung kopi dan ngobrol soal HAM, jangan cuma berhenti di keluhan. Mulai aja dari hal kecil, seperti saling menghormati hak orang lain. Siapa tahu, obrolan sederhana itu bisa jadi langkah kecil menuju perubahan besar. Setuju?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H