Mohon tunggu...
muhammad naufal wavi
muhammad naufal wavi Mohon Tunggu... Mahasiswa - berprofesi sebagai mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

memiliki ketertarikan lebih di bidang politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Masuknya Islam Abu Hurairah

22 April 2024   07:00 Diperbarui: 22 April 2024   07:02 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Biografi Abu Hurairah

Nama asli Abu Hurairah adalah Abd al-Rahman bin Sakhr, Dalam literatur lainnya, disebutkan nama asli dan nama jahiliyyah Abu Hurairah adalah Abd Syams yang kemudian ketika dia masuk islam namanya diganti oleh Rasulullah menjadi Abd Allah (Abdullah)(Al-'Asqaln, n.d.) .dan Diketahui bahwa dia adalah Putra dari Ghanam.Sementara dari sumber yang lain menyebutkan Abdullah bin Aaidh, sementara yang lain menyebutnya sebagai Ibn Aamir. Ada juga riwayat yang menyebutkan Ibn Amr, serta nama Sakeen bin Rizmah bin Hani'. Beberapa sumber menyebutnya sebagai Ibnu Tharamal, dan ada juga yang menyebutnya Ibnu Sakhr(Mohtarom, 2023). Menurut sumber lain Abu Hurairaah lahir pada tahun 21 sebelum Hijrah, ayahnya bemama Sakdar dari kabilah Daus, salah satu dari kabilah di Yaman. Ibunya bernama Umaimuah binti Shafikh bin al Haris Dausiyah, karena itu Abu Hurairah juga dikenal dengan Abu Hurairah ad Dausi al Yamani(Musthafa as Siba'i, 1949). 

Untuk tahun kelahirannya belum diketahui kapan tepatnya, ada yang mengatakan Beliau lahir 598 Masehi. Dan untuk tahun meninggalnya adalah sekitar tahun 678 Masehi sebagaimana keterangan dari Sufyan bin 'Uyaynah dari Hisham bin Urwa, beliau berkata bahwasannya: "Abu Hurairah meninggal dunia ketika 'Aisyah berumur lima puluh tujuh tahun, yakni pada tahun 57 Hijriyah"(Al-'Asqaln, n.d.).. terlalu banyak sumber yang memvalidasi mengenai tahun kelahirannya karena banyak riwayat-riwayat dhoif yang terdapat pada sumber-sumber yang telah ditelusuri. Abu Hasan al-Mada'ini, 'Ali bin al-Mada'ini, Yahya bin Bukair, Khalifah bin Khayyath, dan 'Amru bin 'Ali mengatakan bahwa beliau wafat pada tahun 57 H sedangkan Dhamrah bin Rabi'ah, Hitsam bin 'Adiy, Abu Ma'syur al-Madani, 'Abdurrahman bin Maghra' dan lainnya mengatakan bahwa abu hurairah meninggal di tahun 58 H. Sedangkan al-Waqidi, Abu 'Ubaid, Abu 'Umar al-Dharir dan Ibn Numair mengatakan bahwa Abu Hurairahmeninggal pada tahun 59 H(Jamaluddin Abu al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, 1983).

Semasa pemerintahan Islam masih di bawah Rasulullah SAW, Abu Hurairah pernah diutuskan untuk pergi berdakwah di Bahrain serta diutus untuk mengambil jizyah di negeri yang sama. Dan pada zaman pemerintahan Umar al-Khattab, Abu Hurairah telah dilantik menjadi gabenor di Bahrain. 

Pada saat menjadi gubernur, Abu Hurairah telah diberhentikan oleh Sayyidina Umar R.A. kerana dituduh telah menyimpan uang sebanyak 10,000 dinar dari harta kerajaan. Namun, Abu Hurairah tetap menyatakan bahawa harta yang dimilikinya adalah hasil daripada ternakan kuda serta pemberian orang lain, bukannya dari sumber yang tidak halal. Setelah Abu Hurairah berjaya membuktikan kebenaran, Saidina Umar telah meminta maaf kerana kesilapannya(Nur Zalina mazlin, 2022). Hal ini berlaku kerana Saidina Umar sangat teliti dan berwaspada akan segala amanah orang-orang yang berkhidmat di bawahnya agar tidak ada penyelewengan yang terjadi.

Kisah Masuknya Islam Abu Hurairah

Menurut riwayat Abdul Mun'im Salih, Abu Hurairah telah memeluk Islam sebelum perang Khaibar yang terjadi pada tahun 7 Hijriah. Dikutip dari en.wikipedia.org Abu Hurairah masuk Islam melalui Tufayl bin 'Amr , kepala sukunya. Tufayl telah kembali ke desanya setelah bertemu Muhammad di Mekah dan masuk Islam pada tahun-tahun awal(Ad-Dhahabi, 2021).hal Ini menunjukkan bahwa Abu Hurairah mungkin menjadi seorang Muslim sejak awal masa kenabian di Mekkah, atau pada awal masa hijrah ke Madinah, sebelum perang besar seperti Khaibar terjadi. Riwayat ini menegaskan bahwa Abu Hurairah adalah salah satu dari mereka yang awalnya menerima ajaran Islam sebelum peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah awal Islam.

Namun, riwayat yang berbeda diceritakan oleh Ibn Hajar berdasarkan cerita at Tufail, memberikan perspektif yang berbeda. Menurut riwayat ini, Abu Hurairah, bersama dengan ayahnya, adalah di antara sedikit yang menerima seruan untuk memeluk Islam, meskipun pada saat itu tidak ada yang menerima seruan itu kecuali mereka berdua. Ini menunjukkan bahwa meskipun Abu Hurairah mungkin menjadi seorang Muslim di awal masa kenabian, keputusannya untuk memeluk Islam mungkin tidak langsung terjadi pada momen tersebut, melainkan setelahnya.

Ada juga catatan bahwa Abu Hurairah bergabung dengan Rasulullah di Madinah pada suatu waktu. Dia turut serta dalam salat Subuh sebagai ma'mum di belakang Siba'i Ibn Arfafiah. Pada kesempatan tersebut, surat yang dibaca adalah surat Maryam dan Wailul lil Mutafifin, sementara Nabi Muhammad berada di Khaibar. Ini menunjukkan bahwa Abu Hurairah sudah menjadi seorang Muslim saat peristiwa-peristiwa penting seperti perang Khaibar terjadi, menegaskan bahwa keanggotaannya dalam umat Islam telah ditegaskan sebelum momen tersebut.

Husein Yusuf mencoba untuk memediasi dua versi ini dengan mengatakan bahwa Abu Hurairah mungkin telah bersyahadah sebelum perang Khaibar, namun keterlibatannya secara aktif dalam peristiwa-peristiwa besar seperti perang Khaibar terjadi setelah hijrah ke Madinah. Ini menunjukkan bahwa Abu Hurairah mungkin telah menerima Islam sebelumnya, namun keterlibatannya dalam peristiwa-peristiwa besar seperti perang Khaibar terjadi setelah dia berhijrah ke Madinah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun