Mohon tunggu...
Muhammad zainuddinSE
Muhammad zainuddinSE Mohon Tunggu... Dosen - penulis yang inginkan kebaikan dunia akherat.

Dunia sementara akherat selamanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Forum Mahasiswa Al-Banjari Gelar Bedah Film Asimetris, Paparkan Solusi Islam

30 Agustus 2019   14:20 Diperbarui: 30 Agustus 2019   14:30 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi mahasiswa yang tinggal di daerah kalimantan, tidak sedikit dari hutannya sekarang berubah menjadi perkebunan kelapa sawit serta kebakaran hutan dan problematika lain yang ditimbulkannya, film "Asimetris" unggahan channel Watching Doc dan produksi dari Ekspedisi Indonesia Biru, tentu sangat menarik. Tidak cukup sekadar menonton, tapi Komunitas Formal (Forum Mahasiswa Al-Banjary) Center, Selasa (27/08/2019) kemarin membedahnya.

Hadir dalam forum tersebut, sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Banjarmasin, diantaranya dari Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Islam Kalimantan, Universitas Islam Negeri Antasari, dan Sekolah Tinggi Agama Islam Al Jami.

Sebagai pembicara pertama dalam bedah film ini adalah Gilang DP., Aktivis Mahasiswa, dan Fahmi S.Pd.,M.Pd., Peneliti Pendidikan dan Sosial Kemaysrakatan .

Acara dimulai pukul 20.30 Wita, dimulai dari pembukaan, Sambutan Panitia oleh Zainuddin Assajdah selaku perwakilan Aktivis Formal Center, lanjut pemutaran film sampai selesai, kemudian dilanjutkan bedah film, sesi diskusi tanya jawab, dan  terkahir penutup.

Setelah pemutaran film, Gilang memulai diskusi dan memberikan analisa awal tentang tema serta tayangan yang telah ditonton. Aktivis Mahasiswa ini juga mengupas latar belakang dan motif diangkatnya konten yang menggambarkan tentang permainan oligarki politik para pengusaha, tentang perkebunan kelapa sawit  di berbagai daerah Indonesia, menurut gilang akar masalah di film ini adalah kesalahan penguasa dalam menerapkan sistem ekonomi, dimana sistem ekonomi yang terdiri dari sistem Produski, sistem Konsumsi dan Sistem Distribusi diterapkan berdasar atas sudut pandang sistem ekonomi kapitalis, yang hanya menguntungkan para pemodal besar, tanpa memperhatikan akibat kerusakan yang ditimbulkannya, yang berdampak pada masyarakat sekitar.

Sementara itu, Fahmi meneruskan tema ini dengan menjabarkan tentang bagaimana perspektif Islam dalam memandang masalah pemberdayaan Perkebunan, juga penyebab terjadinya ketidakadilan serta kesengsaraan yang dialami rakyat sehingga menimbulkan banyak korban.

"kerusakan ini akan terus terjadi karena pemegang kekuasaan terus menerapkan sistem kapitalisme dan liberalisme, atas pengelolaan SDA/sumber produksi," ujarnya.

Maka menurut Fahmi, ke depannya tidak akan bakal terjadi sebuah perubahan, kecuali dengan penerapan sistem Islam. Di mana Islam sebagai agama yang sempurna, memiliki tata aturan dan sistem dalam pengelolaan Perkebunan/ Sumber Produksi serta problematika yang diakibatkannya.

Para peserta pun tampak antusias mengikuti diskusi ini. Sejumlah  pertanyaan juga disampaikan para mahasiswa banua, termasuk dari Alfrega, peserta yang mengambil studi SMA pertanian yang sekarang melanjutkan Kuliah di Fakultas Pertanian.

"Kami menggelar bedah film ini, agar para generasi muda muslim ini, mahasiswa dan pemuda pada umumnya, melek akan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kondisi sosial masyarakat, akibat ulah oligarki politik dan para kapitalis di negeri kita," ungkap Zainudin. []

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun