Melansir dari situs Kemenkes, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa 90 persen transmisi lokal varian Omicron terjadi di Jakarta. Oleh karena itu, pemerintah menyiapkan strategi khusus untuk mengantisipasi lonjakan kasus pada puncak Omicron Februari nanti.Â
Kasus Covid-19 di Indonesia masih menjadi perhatian utama dg kian merebaknya infeksi varian Omicron. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) menyatakan bahwa kasus varian Omicron di Indonesia terus mengalami peningkatan dan bertambah menjadi 840 kasus sejak terdeteksi pada tanggal 15 Desember 2021 sampai dengan 17 Januari 2022. Yang artinya, temuan ini teridentifikasi hanya dlm waktu sekitar satu bulan.Â
Dari temuan kasus tersebut, sejumlah 609 kasus merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), yang paling banyak datang dari Arab Saudi, selanjutnya Turki, Amerika Serikat, Malaysia, dan Uni Emirat Arab. Kasus2 tersebut teridentifikasi dari hasil pemeriksaan tes S Gene Target Failure (SGTF) yg divalidasi menggunakan Whole Genome Sequences (WGS).Â
Berdasarkan data dari tim vaksinasi Covid-19 RI, dari 840 kasus tersebut, 79,1% sudah menerima vaksin dosis kedua, 4,2% sudah menerima vaksin dosis pertama, 7% belum vaksin, dan 9,7% belum diketahui status vaksinnya. Ini berarti bahwa tidak menutup kemungkinan bagi org yg sdh divaksin dosis kedua dapat terinfeksi Covid-19 varian Omicron, apalagi bagi yg belum divaksin sama sekali.
Hal ini tentunya perlu menjadi perhatian dan kewaspadaan bersama seluruh masyarakat Indonesia utk mendapatkan vaksin dan tetap mematuhi protokol kesehatan 3M (mencuci tgn, memakai masker, menjaga jarak) serta mengurangi aktivitas perjalanan luar negeri.Â
Dengan perkembangan sebaran varian Omicron di Indonesia yg terus bertambah, maka pemerintah memutuskan utk memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali hingga 31 Januari 2022. Selain itu, untuk mencegah penyebaran Covid-19 varian Omicron semakin meluas, pemerintah mempercepat pelaksanaan vaksinasi booster.Â
Vaksinasi booster ini dinilai dapat mencegah serangan Omicron, meskipun belum ada bukti valid karena adanya mutasi di beberapa bagian virus yg menyebabkan vaksin yg sdh membentuk antibodi di tubuh manusia dpt dikalahkan sehingga membuat varian Omicron ini lebih cepat menular. Meskipun begitu, pemberian vaksin Covid-19 dinilai cukup efektif utk mengurangi tingkat keparagan akibat virus Corona semua varian. Terkait protokol kesehatan utk mencegah penularan Covid-19 varian Omicron, salah satu yg harus dilakukan oleh masyarakat adalah patuh menggunakan masker.Â
Masker kain yg biasa digunakan oleh masyarakat seringkali terbuat dari bahan seperti kapas sehingga tdk dpt memberikan perlindungan efektif dr paparan virus yg sangat menular seperti Covid-19 varian Omicron. Untuk itu masyarakat Indonesia dihimbau agar menggunakan masker dengan tingkat filtrasi tinggi yg pas dg wajah yakni menutup bagian mulut dan hidung dengan baik.Â
Dari hasil penelitian para ahli, hanya ada tiga jenis masker yg efektif digunakan utk mencegah penyebaran Covid-19 varian Omicron, yaitu 1) Masker N95, masker ini sgt efektif dlm menyaring udara krn mampu menyaring sekitar 95% partikel di udara; 2) Masker KN95, juga terbukti mampu menyaring sekitar 95% partikel di udara; 3) Masker KF94, mampu menyaring sekitar 94% partikel di udara. Dalam upaya menghadapi kasus Omicron di Indonesia, pemerintah melakukan berbagai cara sebagai upaya untuk menghindari peningkatan COVID-19 secara signifikan.Â
Selain itu, langkah ini juga sebagai langkah mengurangi beban sistem kesehatan di Indonesia. Berikut strategi pemerintah yang dimaksud: Mitigasi agar peningkatan kasus COVID-19 yang terjadi di Indonesia lebih landai dibandingkan dengan negara lain.Â
Penegakan protokol kesehatan dan akselerasi vaksinasi. Pengetatan mobilitas masyarakat. Salah satu strategi pemerintah untuk menghadapi puncak Omicron di Indonesia yakni akselerasi vaksinasi. Menurut situs Kemenkes, pemerintah berharap pelaksanaan vaksinasi booster dapat merata ke seluruh masyarakat.