pendidikan islam, hal ini menjadi problematika karna adanya jurang yang amat dalam antara pola pikir pendidikan islam dengan pendidikan barat yang lebih menekankan pada rasionalitas-materelistik, ilmu pendidikan barat tidaklah dibangun atas dasar wahyu dan kepercayaan agama namun dibangun atas tradisi dan budaya yang diperkuat oleh spekulasi filosofis, dengan memusatkan manusia sebagai makhluk  rasional, hal ini berakibat pada ilmu pengetahuan yang bersifat relativ karena nilai etika dan moral diatur oleh rasio manusia yang terbatas.
Mewabahnya hegemoni barat dalam tradisi dan budaya islam telah banyak mempengaruhi alam pikiran kaum muslimin. Terutama dalam bidang     Berbeda dengan konsep pendidikan islam yang justru dibangun berasaskan wahyu, sehingga tolak ukur etika dan moral dalam pendidikan islam adalah wahyu yaitu Al-quran. Atas dasar ini sangatlah penting bagi ummat islam agar sadar dan keluar dari hegemoni barat dan kembali kepada ruh pendidikan islam yang berasaskan wahyu.
Dalam rangka menegakkan pendidikan islam yang berasaskan wahyu, sebut saja Ponpes Al-qimmah Maluku, yang didirikan diatas tanah para raja, Al-qimmah menjadi cahaya di Maluku tengah, jazirah leihitu, desa Morella. Founding father-nya disatukan oleh cahaya tauhid, diracik oleh tangan-tangan ikhlas nan tegar, diatas tungku sabar dan istiqomah daya dan upaya dikerahkan. Hal ini tidak lain adalah untuk meninggikan kalimat Allah dan menciptakan generasi-generasi qurani yang menjadikan tuhan dan agama sebagai standar hidup dan meilhat kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H