Mohon tunggu...
Muhammad arsyadslamat
Muhammad arsyadslamat Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa disalah satu universitas jawa timur

Hobi saya olahraga. Mungkin ini cukup ya rekan-rekan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problem Pluralisme Agama

29 Januari 2024   23:02 Diperbarui: 22 Maret 2024   21:29 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pluralisme agama adalah paham yang menganggap semua agama adalah sama dan semua agama pada hakikatnya menuju pada kebenaran yang satu, tentu saja hal ini menjadikan nilai daripada kebenaran itu menjadi relative, anda boleh menganggap agama anda benar tapi disatu sisi anda tidak boleh mengklaim bahwa hanya agama andalah yang benar, ini adalah salah satu freming yang mereka gembor-gemborkan, paham ini juga sangat problematik karena mereka yang bertolak belakang dengan paham ini akan dianggap sebagai intoleran dan radikal, padahal beragama dan iman atau yakin terhadap apa yang diimani adalah mutlak. Tak hanya itu para penggiat paham pliralis telah dan sedang mencoba untuk merekonstruksi  akidah ummat islam dalam kaitannya dengan klaim kebenaran, hal ini dapat dilihat daripada usaha mereka untuk mencari landasan hukum dalam Alquran sebagai pembenaran atas paham mereka atau dapat disebut dengan ayatisasi quran.

          Allah SWT Berfirman "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang sabi'in, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati" (al baqarah-62) ayat inilah yang digunakan oleh para penggiat pluralis agama untuk mereduksi kebenaran dengan menggap bahwa orang yahudi, nasrani dan sobiin yang beriman kepada tuhannya masing-masing dan berbuat baik atau amal sholeh maka baginya pahala dan surga, tuntu saja hal ini adalah problematik karena ayat ini dipahami dengan cara tekstualis tanpa mengindahkan kaidah-kaidah yang ada dalam Al-quran.

sebut saja (munaasbul aayaat) singkatnya kaidah ini adalah mengkomparasi ayat Al-quran dengan ayat yang lainnya. Dr. M. Samson Fajar, M.Sos,I mengatakan dalam dalam tulisannya "Ngobrol Enteng Entengan Tentang Pluralisme agama" mengatakan bahwa surah Al-imran ayat 85 "Dan barangsiapa yang mencari selain dari Islam menjadi agama, sekali-kali tidaklah tidaklah akan diterima daripadanya. Dan di Hari Akhirat akan termasuk orang-orang yang rugi" telah menasakh (menghapus) Al-baqarah ayat 62 "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang sabi'in, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati".

Selanjutnya ibnu katsir dalam tafsirnya menafsirkan surah Al-baqarah ayat 62 ini dengan hadist nabi SAW yang diriwayatkan oleh salman r.a  bahwa barang siapa yang beriman kepada taurat dan sunnah musa sampai injil dan sunnah isa, maka adalah keharusan baginya untuk mengimani injil dan meninggalkan taurat. Barang siapa yang beriman kepada injil sampai datangnya Al-quran maka adalah keharusan baginya untuk meninggalkan injil dan mengimani Alquran.

Dari pemaparan diatas tentang surah Al-baqarah ayat 62, jelaslah sudah, bahwa pluralism agama tidak memiliki dasar epistemology nya dalam islam dan usaha para penggiat pluralis agama untuk mencari payung hukum dalam Alquran adalah cocoklagi yang tidak berdasar. Islam tidak menentang pluralitas sosial seperti yang dijelaskan dalam surah Al-hujurat ayat 13 "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.". Tetapi adalah lain cerita dengan pluralisme agama. "Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya." (Al-imron-19)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun