Mohon tunggu...
Muhammad SyaifuddinAlfianto
Muhammad SyaifuddinAlfianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKN MIT ke-16 Posko 43 UIN WALISONGO

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN MIT ke-16 UIN Walisongo Ikut Serta dalam Panen Bawang Merah di Desa Ngampel Kulon

10 Juli 2023   20:00 Diperbarui: 10 Juli 2023   20:05 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang (UIN WS SMG) bersama bapak kepala desa ngampel Kulon kecamatan ngampel kabupaten Kendal melakukan panen Bawang Merah (Senin 10/07).

Pada musim ini, kebanyakan para petani di Desa Ngampel Kulon menanam bawang merah, tembakau dan jagung. Dalam budidaya bawang merah, jenis bawang merah yang digunakan petani di Desa Ngampel Kulon adalah jenis bawang merah Bima jaya. Para petani bawang merah sudah menggunakan benih-benih yang lain, tetapi hanya jenis bawang merah Bima jaya lah yang sering dipakai petani di desa Ngampel kulon. Hal tersebut dikarenakan dari buahnya cukup besar dan juga benih yang bagus dan daunnya cukup kuat sehingga tidak mudah diserang oleh hama seperti ulat.

Kades Ngampel Kulon -Abdul azis mengatakan, "Kunci keberhasilan panen terletak pada pertumbuhan daunnya, dimana saat usia tanaman menginjak 20-30 hari merupakan proses pembentukan daun yang nantinya menentukan hasil panennya bagus atau tidak".

Terdapat juga kendala dalam perawatannya yaitu serangan hama. Serangan hama sangat meresahkan para petani bawang merah dikarenakan menyerang daun dan bertelur di daun maka dari itu terdapat dua opsi dalam mencegah hal tersebut yaitu pertama, daun yang sudah terkontaminasi dipisahkan dengan cara memetik daun agar tidak merambat ke yang lain dan dimasukkan ke wadah plastik dan ditutup rapat-rapat selama tiga hari agar mati. Cara selanjutnya adalah dengan menyemprotkan pestisida dengan dosis yang tidak terlalu banyak karena daun menjadi gosong dan terbakar.

Selain harus membuat proses menghasilkan daun yang bagus, sangat memungkinkan terjadi iklim yang tidak menentu. Makanya pata petani hanya dapat berikhtiar, berdoa dan selalu semangat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun