Mohon tunggu...
Muhammad FadlanPulungan
Muhammad FadlanPulungan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Wibawa Guru di Sekolah

20 November 2024   07:22 Diperbarui: 20 November 2024   07:24 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kasus:

Kasus Guru Joko Susilo di Kendal (2022)

Kepala sekolah SMP di Kendal, Joko Susilo, menjadi korban perundungan verbal oleh siswa, yang dianggap sebagai guyonan. Meski sempat menjadi pembicaraan, kasus ini tidak berlanjut karena pihak sekolah memilih menyelesaikannya secara damai. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menyoroti kasus ini sebagai tanda lemahnya penerapan Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah.

Opini:

Kasus Joko Susilo, Kendal  
Pada 2022, Joko Susilo, seorang kepala sekolah SMP di Kendal, menjadi korban perundungan verbal oleh siswanya sendiri. Dalam video yang beredar luas, siswa-siswa tersebut mengejek Joko dengan kata-kata yang tidak pantas saat ia sedang berbicara. Kasus ini berakhir dengan damai setelah pihak sekolah memutuskan untuk tidak melanjutkan laporan. Meski demikian, kasus ini menjadi bukti nyata hilangnya rasa hormat siswa kepada guru.

Sebagai seorang mahasiswa, saya merasa sedih melihat kasus seperti ini. Guru adalah orang tua kedua di sekolah. Jika siswa tidak menghormati gurunya, maka hubungan di antara mereka menjadi rusak. Menurut UU No. 14 Tahun 2005, guru berhak mendapatkan perlindungan moral dan profesi. Namun, kasus ini menunjukkan bahwa penghormatan moral tersebut tidak lagi dipahami oleh siswa.

Untuk mencegah hal ini terjadi lagi, sekolah harus memperketat aturan dan menanamkan nilai-nilai moral kepada siswa sejak dini. Orang tua juga harus berperan aktif dalam mendidik anak-anak mereka di rumah agar mereka belajar sopan santun. Pendidikan bukan hanya soal nilai akademik, tetapi juga pembentukan karakter. Dengan kerja sama antara guru, sekolah, dan orang tua, kita bisa mengembalikan kewibawaan guru.

Kasus ini saya dapatkan dari artikel berikut : 

https://tirto.id/murid-merundung-guru-adakah-nilai-yang-bergeser-dgP2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun