Mohon tunggu...
Muhammad Faisal Sihite
Muhammad Faisal Sihite Mohon Tunggu... Auditor - Auditor

Semper Fi

Selanjutnya

Tutup

Seni

Holding BUMN Perfilman Menyaingi Film Korea Mengapa Tidak?

29 Desember 2024   12:45 Diperbarui: 29 Desember 2024   12:45 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

PT Danareksa (Persero) merupakan Holding BUMN yang menaungi sektor lintas usaha termasuk sektor bisnis Multimedia seperti PT Balai Pustaka, PT Produksi Film Negara dan Lokanata Solo. Akan tetapi kehadiran anak usaha bumn tersebut tidak terlihat keberadaannya atau kehadiran manfaatnya terutama bagi masyarakat dan negara. Memang film hollywood yang biasanya membanjiri bioskop kesayangan kita mulai berkurang bombardirnya karena kehadiran film lokal yang mulai bersaing seperti ngeri-ngeri sedap, cek toko sebelah, agak laen, dan masih banyak lagi. Pergeseran pangsa pasar perfilman ini merupakan sebuah peluang bagi pemerintah untuk turut serta mendukung industri perfilman Indonesia agar lebih berkembang dan nantinya bisa film ini ekspansi keluar negeri melalui penataan holding sektor bisnis multimedia dan sinergi yaitu PT Balai Pustaka, PT Produksi Film Negara dan Lokanata Solo setidaknya dengan cara:

  • Memfokuskan PT Balai Pustaka untuk menggenjot intellectual property (IP) atas kekayaan literatur sastra yang dimiliki kedalam bentuk media visual. Sebagai perusahaan yang kaya akan literatur sastra sejak dahulu, PT Balai Pustaka lebih fokus untuk menggarap IP tersebut kedalam bentuk komik ataupun animasi berupa kartun, karena literasi sastra tersebut sudah banyak terbayangkan oleh masyarakat dan memiliki potensi jika untuk divisualisasikan kedalam media tersebut yang nantinya tentu akan memiliki potensi untuk ditonton banyak orang. Penggarapan IP tersebut kedalam bentuk komik atau kartun harus lah memiliki kualitas gambar, suara dan visual yang baik. PT Balai Pustaka dapat mencari sumberdaya manusia yang bagus untuk menggarap komik atau kartun tersebut dan melakukan studi banding ke perusahaan multimedia sejenis agar nantinya dapat menciptakan SDM yang kompeten di bidang multimedia. Disamping itu, PT Balai Pustaka dapat menjual lisensi IP tersebut kepada production house lokal untuk dilakukan produksi film sehingga PT Balai Pustaka mendapat tambahan pendapatan atas kekayaan IP.
  • PT Produksi Film Negara untuk fokus pada penyediaan bioskop untuk rakyat dengan harga yang lebih murah demi menjangkau masyarakat yang lebih banyak dan menyediakan opsi tambahan bagi masyarakat. Disamping itu PT Produksi Film Negara agar lebih fokus untuk melakukan akuisisi konten-konten seperti konten youtube yang memiliki potensi dan sesuai dengan value, dengan demikian PT Produksi Film Negara dapat berperan untuk menciptakan content creator yang berkualitas dan tentunya mendapatkan pendapatan. Dengan kehadiran bioskop untuk rakyat, tentu juga dapat sebagai tempat untuk menanyangkan film animasi atau kartun yang diciptakan oleh PT Balai Pustaka.
  • Menyiapkan Lokanata Solo sebagai creative hub dengan menambahkan dimensi perfilman. Lokanata dapat menyediakan space untuk perfilman dengan adanya bioskop rakyat PT Produksi Film Negara tentu akan menguntungkan pula bagi lokanata karena akan semakin banyak masyarakat yang datang ke lokanata dan anak usaha BUMN Multimedia tentu akan merasakan manfaatnya juga. 

Bayangkan dengan langkah yang cukup sederhana dan menerapkan prinsip gotong royong dan kolaborasi, akan memiliki dampak positif yang cukup signifikan dibanding bekerja dengan bekerja sendiri-sendiri. Jadi mengapa pemerintah tidak mencoba langkah-langkah seperti ini. Dengan mencoba langkah sederhana seperti ini siapa tau dimasa mendatang perfilman Indonesia akan bersaing dikancah dunia? Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun