Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf
Muhammad Yusuf Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sebagai seorang guru yang penuh semangat, saya menemukan kegembiraan dalam menjelajahi dunia ilmu pengetahuan melalui hobi membaca buku. Hobi membaca ini tidak hanya menjadi aktivitas pengisi waktu luang, tetapi juga menjadi jendela pengetahuan yang membentuk pandangan hidup saya. Dalam dunia literasi, saya menaruh minat khusus pada artikel-artikel yang mengeksplorasi dimensi spiritual. Keyakinan bahwa pemahaman yang mendalam terhadap aspek spiritual dapat memberikan makna mendalam dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam lingkup pendidikan, memotivasi saya untuk terus mengeksplorasi dan memahami konsep-konsep spiritual yang relevan. Selain itu, ketertarikan saya pada perkembangan teknologi membawa saya ke dunia yang terus berkembang pesat. Saya percaya bahwa guru modern perlu memahami dan mengintegrasikan teknologi dengan bijak dalam pembelajaran untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang dinamis dan relevan. Hobi membaca artikel-artikel tentang teknologi membantu saya tetap terkini dengan perkembangan terbaru di bidang ini. Selain spiritual dan teknologi, ketertarikan saya terhadap kepribadian membentuk landasan penting dalam peran saya sebagai pendidik. Saya yakin bahwa pengembangan kepribadian bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang karakter dan nilai-nilai yang ditanamkan dalam setiap interaksi dengan siswa. Artikel-artikel kepribadian memberikan wawasan berharga tentang bagaimana membentuk pemimpin masa depan dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Sebagai guru yang berkomitmen, saya terus menggali pengetahuan dari berbagai sumber untuk memberikan dampak positif dalam ruang kelas. Hobi membaca buku dan artikel dalam bidang spiritual, teknologi, dan kepribadian tidak hanya menjadi kegiatan rutin, tetapi juga merupakan sarana untuk terus tumbuh dan berkembang sebagai pendidik yang lebih baik. Saya percaya bahwa melalui pembelajaran yang berkelanjutan, kita dapat membentuk generasi yang memiliki keseimbangan antara kebijaksanaan spiritual, pemahaman teknologi, dan integritas kepribadian.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ujian Sumatif Pilihan Ganda: Ketika Berbeda tetapi Jawabannya Tetap A, B, C, dan D

23 November 2023   19:37 Diperbarui: 23 November 2023   19:39 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Selamat datang di era pembelajaran berdiferensiasi, di mana konsep ujian sumatif pilihan ganda memiliki nuansa baru yang menggairahkan! Ini bukan lagi tentang menebak-nebak jawaban di antara empat pilihan saja, tetapi tentang menebak-nebak bagaimana setiap siswa bisa meraih keberhasilan dengan cara mereka sendiri---meski jawaban tetap A, B, C, atau D.

Pertama-tama, kita perlu memahami bahwa ujian sumatif pilihan ganda dalam konteks pembelajaran berdiferensiasi adalah tentang memberikan pilihan yang seolah-olah bervariasi. Tapi, hei, jangan khawatir, pilihan tetap dalam bentuk A, B, C, atau D. Bagaimana kita bisa membedakan antara yang berbeda jika kita tidak memiliki kerangka referensi yang akrab?

Jadi, bayangkanlah, seorang siswa yang menyukai musik mungkin mendapatkan pertanyaan seperti ini: "Jika Beethoven hidup di zaman rock 'n' roll, apakah dia akan memilih A) Gitar Listrik, B) Drum, C) Piano, atau D) Semua di atas?" Bagi kita yang mengikuti perkembangan, jawabannya bisa saja terasa seperti tebak-tebakan, tetapi pilihannya masih dalam kerangka yang terkenal.

Kemudian ada siswa yang lebih suka matematika. Untuk mereka, pertanyaannya bisa berbunyi, "Jika 2x + 3y = 12, berapa nilai dari A) x, B) y, C) x + y, atau D) Semua di atas?" Meskipun kita berada di era diferensiasi, kita tetap memberi pilihan yang umum ditemui di buku-buku matematika klasik.

Selanjutnya, mari mengapresiasi upaya guru-guru yang berusaha memberikan variasi dalam konteks pilihan ganda. Seorang guru mungkin memberikan pertanyaan dengan konteks sehari-hari seperti, "Apa makanan kesukaan Albert Einstein? A) Burger, B) Sushi, C) Kebab, atau D) Salad." Siswa bisa merasa seperti sedang berpartisipasi dalam acara kuis kuliner, tetapi kita tetap pada pilihan yang dikenal.

Jadi, apakah ini benar-benar pembelajaran berdiferensiasi? Ataukah ini hanya taktik cerdik untuk membuat setiap siswa merasa diperhatikan sambil tetap mempertahankan kebiasaan lama ujian sumatif pilihan ganda?

Seiring kita menyusun pertanyaan-pertanyaan yang di dalamnya terdapat ilusi pilihan, mari kita renungkan, apakah kita benar-benar memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengeksplorasi keberagaman atau hanya memberi mereka kesempatan untuk menguji keahlian menebak mereka? Dalam dunia ujian sumatif pilihan ganda yang berbeda ini, satu-satunya konstanta yang kita miliki adalah A, B, C, dan D. Selamat menebak!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun