Perkampungan pertama di Kota Lubuklinggau, yakni Ulak Lebar berada di seberang hulu Sungai Kelingi di Kelurahan Ulak Lebar Kecamatan Lubuklinggau Barat II Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan.
Kawasan ini merupakan cikal bakal pemerintahan dan tersebarnya perkampungan di sekitaran Lubuklinggau dan sebagian Musi Rawas, yang masih memiliki satu garis silsilah bagi warga Sindang atau Wang Cul.
Telah lama ditinggalkan, kawasan yang masuk dalam Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Wilayah V Kota Lubuklinggau ini menjadi area perkebunan, hanya meninggalkan berbagai macam bekas perkampungan yang diduga sebuah negeri awal.
Hal ini terdapat kompleks perkuburan lama, bekas perkampungan bahkan batas wilayah atau benteng pertahanan dari tumpukan batu yang dikenal warga secara turun-temurun.
Yang terkenal, terdapat situs Batu Betunas dan makam yang dipercaya merupakan Makam embun Semimbar atau karib dikenal Bujang Kurap, pengelana yang mahsyur di bumi Melayu ini.
Komar berusia sekitar 65 tahun, yang menjadi penerus dan pemegang cerita dan silsilah kerabat dan tokoh di Ulak Lebar, selepas peninggalan almarhum HM Tose yang meninggal 10 tahun lalu.
Komar sendiri merupakan anak dari kakak Alm Tose yang merupakan anak dari Ali Bekar, yang menjadi penunggu Dusun Linggau (pusat Kota Lubuklinggau sekarang).
Komar dan keluarganya tinggal di pondok yang ia huni selama dikebun.
“Ulak Libo (Ulak Lebar) doson pertamo kali disini, belum ada Dusun Linggau.
Asal Dusun Linggau dengan dusun lainnyo dari sini galo,” ujar Komar menyampaikan cerita dalam bahasa Sindang yang artinya “Ulak Lebar perkampungan pertama kali disini belum ada Dusun Linggau. Asal Dusun Linggau dengan dusun lainnya dari sini semua”.