Mohon tunggu...
Muhammad Hilman Rosyid Afandi
Muhammad Hilman Rosyid Afandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Trotoar Tidak Layak! Bagaimana Mau Jalan?

10 Juni 2024   21:20 Diperbarui: 10 Juni 2024   22:23 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di banyak kota besar di Indonesia, trotoar sering kali menjadi isu yang tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah maupun masyarakat. Kondisi trotoar yang tidak layak pakai, mulai dari permukaan yang rusak, sempit, hingga penuh dengan pedagang kaki lima dan parkir liar, menjadi hambatan besar bagi pejalan kaki. Trotoar yang seharusnya menjadi fasilitas publik yang nyaman dan aman justru sering kali berfungsi sebaliknya.

Pentingnya Trotoar yang Layak

Trotoar bukan sekadar jalan setapak. Ia adalah simbol peradaban kota yang memperhatikan kenyamanan dan keselamatan pejalan kaki. Trotoar yang layak mendorong orang untuk lebih sering berjalan kaki, yang pada gilirannya dapat mengurangi polusi udara dan kemacetan lalu lintas. Berjalan kaki juga merupakan salah satu bentuk olahraga ringan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan masyarakat.

Kondisi Trotoar di Indonesia

Sayangnya, banyak trotoar di Indonesia berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Di beberapa daerah, trotoar bahkan nyaris tidak ada, sehingga pejalan kaki harus berbagi jalan dengan kendaraan bermotor yang tentunya sangat berbahaya. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, trotoar sering kali dipenuhi dengan berbagai hambatan seperti pedagang kaki lima, parkir liar, dan infrastruktur yang tidak terawat.

Dampak Negatif bagi Pejalan Kaki

Kondisi trotoar yang tidak layak membawa berbagai dampak negatif bagi pejalan kaki. Pertama, risiko kecelakaan meningkat. Pejalan kaki yang terpaksa berjalan di badan jalan berisiko lebih tinggi tertabrak kendaraan. Kedua, kenyamanan dan keamanan pejalan kaki terganggu. Trotoar yang rusak atau penuh hambatan membuat berjalan kaki menjadi tidak menyenangkan dan bahkan berbahaya.

Ketiga, kondisi ini juga mengurangi aksesibilitas bagi penyandang disabilitas. Trotoar yang tidak rata, sempit, dan penuh hambatan sangat menyulitkan bagi mereka yang menggunakan kursi roda atau memiliki mobilitas terbatas. Ini tentu saja bertentangan dengan prinsip inklusivitas dan kesetaraan dalam ruang publik.

Solusi yang Dapat Ditempuh

Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk memperbaiki kondisi trotoar dan meningkatkan kenyamanan pejalan kaki:

  • Revitalisasi Trotoar : Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran khusus untuk memperbaiki dan merawat trotoar. Revitalisasi ini harus mencakup perbaikan permukaan, pelebaran, serta pemasangan rambu dan penerangan yang memadai.
  • Penertiban Pedagang Kaki Lima dan Parkir Liar : Penegakan aturan mengenai penggunaan trotoar harus diperketat. Pemerintah perlu menyediakan tempat yang layak bagi pedagang kaki lima sehingga mereka tidak lagi berjualan di trotoar.
  • Desain Trotoar yang Ramah Difabel: Trotoar harus didesain agar dapat diakses oleh semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas. Ini mencakup pembuatan ramp dan permukaan yang rata tanpa halangan.
  • Kampanye Kesadaran Masyarakat: Perlu adanya edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga trotoar tetap bersih dan tidak digunakan untuk kepentingan pribadi. Kampanye ini dapat dilakukan melalui media sosial, iklan layanan masyarakat, dan kegiatan komunitas.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun