Mahasiswa 51 KKN-P (Kuliah Kerja Nyata Pencerahan) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menjalankan Program Kerja dalam bidang ekonomi dan UMKM di Desa Wonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung UMKM dan meningkatkan perekonomian di Desa Wonosari. Pada hari (Kamis/01/Februari/2024). Anggota kelompok yang berjumlahkan 15 mahasiswa ini mengunjungi salah satu peternakan sapi perah yang berlokasikan di Desa Wonosari. Kunjungan Mahasiswa KKN-P 51 ini tidak hanya sekedar mengamati, namun mereka juga mengeksplorasi lebih dalam mengenai potensi ekonomi lokal yang ada di Desa Wonosari, Kecamatan Tutur untuk dikembangkan. Mengingat mayoritas sumber ekonomi masyarakat Desa Wonosari yakni peternakan sapi perah, maka Mahasiswa KKN-P 51 memutuskan untuk memilihnya sebagai salah satu program kerjanya pada bidang ekonomi dan UMKM.
Langkah awal dalam program kerja ini yakni dengan mengunjungi salah satu peternakan sapi yang ada di Desa Wonosari. Mahasiswa KKN-P 51 tidak hanya sekedar mengamati, tetapi mereka terlibat langsung dalam kegiatan beternak mulai dari memberi makan sapi, ikut serta dalam proses pemerahan susu sapi, hingga susu diserahkan ke koperasi di Desa Wonosari yakni KPSP Setia Kawan. Selama kunjungan, Mahasiswa KKN-P 51 juga mengeksplorasi koperasi pengumpulan susu di Desa Wonosari. Koperasi tersebut sudah berdiri sejak tahun 1986 dan menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat peternak sapi perah di Desa Wonosari dan sekitarnya. Mahasiswa KKN yang terlibat menggali banyak informasi dari beberapa pekerja di koperasi KPSP Setia Kawan.
Susu yang diterima di koperasi KPSP Setia Kawan adalah susu yang segar dan layak, tanpa ada campuran apapun. Artinya susu harus segera diserahkan ke koperasi dalam kurun waktu tidak lebih dari 1 jam setelah proses pemerahan. Mengapa demikian? Tentu saja hal itu bertujuan agar bakteri di dalam susu tidak berkembang semakin banyak. "Tampilan fisik susu yang baik dapat dilihat dari 4 hal yakni warna, bau, rasa, dan kekentalannya. Susu yang baik warnanya putih kekuningan, baunya sedikit harum, rasanya manis dan gurih, serta bentuknya lebih kental daripada air", jelas Pak Baat. Kualitas susu ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis ternak, pakan, umur sapi, musim, penyakit, urutan pemerahan, bahkan waktu pemerahan pun ikut mempengaruhi.
"Susu yang disetorkan oleh para peternak akan melewati beberapa pengujian diantaranya yaitu uji alkohol, uji berat jenis, uji pemalsuan, pengambilan sampel, penakaran, dan kemudian pencatatan", tutur Pak Baat selaku kepala laboratorium. Proses pengujian susu ini dilakukan berdasarkan SOP atau Standar Operasional Prosedur. Jadi, susu yang disetorkan oleh para peternak tidak serta-merta langsung diterima di koperasi tetapi susu mereka harus melewati beberapa uji kelayakan konsumsi terlebih dahulu sebelum nantinya susu mendapatkan harga yang pantas. Hasil susu yang sudah lulus uji dan diakui kelayakannya akan dimasukkan ke dalam pendingin dengan suhu di bawah 4 derajat untuk nanti disetorkan pada pabrik-pabrik susu ternama seperti Diamond, Cimory, Indolakto, Frisian Flag, dan lainnya.
Langkah Mahasiswa KKN-P 51 UMSIDA ini bukan hanya sebagai bentuk kunjungan semata, tetepi mereka ikut serta mendukung ekonomi lokal melalui penguatan koperasi susu di Desa Wonosari. Dengan eksplorasi ini, harapannya yakni langkah Mahasiswa KKN-P 51 UMSIDA ini memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat, semakin berkembangnya sektor peternakan sapi perah, dan memberdayakan UMKM lokal yang ada di Desa Wonosari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H